Chereads / Sebuah Takdir Tuhan / Chapter 26 - Keras Kepala

Chapter 26 - Keras Kepala

Ingin menjadi teman adalah pekerjaan cepat, tetapi persahabatan merupakan pematangan buah yang lambat.

~A Destiny of God~

Iva berjalan dengan bahagianya, hari ini entah mengapa paginya terasa begitu indah, sehingga senyuman tak bisa terlepas dari bibir Iva.

Iva berjalan dan menelusuri koridor sekolahnya, setelah beberapa detik kemudian Iva sampai di depan kelasnya, sebelum Iva masuk kedalam kelasnya, dirinya menghela nafasnya panjang.

"Hari ini gue akan, melanjutkan rencana gue untuk mendapatkan hati Bastian," jelas Iva dalam hati, dengan senyuman nya yang masih saja melekat.

Iva melangkahkan kakinya masuk kedalam kelasnya, saat dirinya masuk kedalam, pemandangan pertama kali yang Iva lihat adalah ketiga temannya.

Vina, Bella dan Manda, namun aneh lnya, mengapa mereka menatap Iva dengan tatapan begitu menakutkan? Ada apa ini? Seingat Iva Dirinya tak ada masalah apapun dengan mereka.

Tetapi mengapa mereka menatap Iva seakan akan Iva melakukan kesalahan yang tak bisa di maafkan?.

Dengan perasaan tak karuan, Iva masuk kedalam kelas nya, ia menghampiri Vina yang sudah duduk di bangku nya, sedangkan bangku milik Iva, kini tengah diduduki oleh Manda.

"Kalian ngapain natap gue kayak gitu?" Tanya Iva Bingung dengan tatapan mata mereka yang menusuk pengelihatan Iva.

Seketika Vina bangun dari duduknya, ia menatap tajam mata Iva. "Va? Gue mau nanya sesuatu sama lu," jelas Vina yang tiba tiba membuat Iva terkejut Seketika.

Iva mengernyitkan dahi nya. "Mau nanya apa? Kok muka kalian kayak serius gitu?" Tanya Iva membuat Manda berdiri dari duduknya.

"Sebaiknya lu duduk dulu deh, biar nggak salah paham," jelas Manda dan menyuruh Iva untuk duduk di bangkunya sendiri.

"Lu suka sama siapa saat ini?" Tanya Vina yang tiba-tiba, hal itu membuat Iva terkekeh.

Iva yang terkekeh, semua orang yang merasa bingung ada apa dengan Iva, "Masa lu nggak tau sih, gue suka sama siapa, kan waktu itu gue udah pernah cerita kalo gue suka sama Bastian," jelas Iva tanpa mempunyai rasa bersalah sedikit pun.

"Ha?" Kaget mereka semua, bagaimana tidak? Manda dan Bella sempat tak percaya bahwa Iva yang memberikan surat itu untuk Bastian.

Karena mereka pikir, Iva tak akan melakukan itu sehingga merendahkan harga diri nya sendiri, tapi apa sekarang? Mereka mendengar pengakuan dari Iva sendiri.

Jika begini, tidak lain lagi, bahwa apa yang mereka ketahui itu benar dan Iva sendiri yang melakukan nya.

"Jadi lu juga yang ngasih surat cinta ke Bastian?" Tanya Manda dengan to the point.

Iva yang mendengar itu pun tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, Seketika semua kini di buat jauh lebih terkejut dari sebelum nya, begitu pun juga dengan Iva.

"Tunggu-tunggu, lu kok bisa tau? Tau darimana lu?" Tanya Iva yang tak bisa mengerti, seingat nya Iva hanya memberikan surat itu hanya untuk Bastian, tidak untuk yang lainnya, tetapi mengapa Manda dan teman-teman nya bisa tau?.

Manda menghela nafas nya panjang, "Kemarin gue piket, dan nggak sengaja saat menyapu meja nya si Bastian, gue nemuin kertas, dan ternyata itu dari lu," jelas Manda.

"Gimana bisa gini sih Va? Lu kenapa rela merendahkan harga diri lu Sendiri di depan lelaki?" Tanya Vina yang tak habis pikir apa yang di lakukan oleh Iva.

"Tau kamu va, dia itu murid baru, dan lu belum kenal dia, bagaimana lu bisa jatuh cinta begitu saja dengan nya? Gimana kalo sikap asli Bastian seperti Dito? Lu mau?" Tanya Bella.

"Nggak tau lah, gue nggak habis pikir lagi dengan lu va," jelas Vina dan membuat semua orang terdiam.

Iva hanya terkekeh. "Ya nggak mungkin lah, masa Bastian di samain dengan Dito, ya beda jauh lah, gimana sih kalian," jelas Iva yang masih kerasa kepala.

Bella yang mendengar itu hanya bisa melongo saja, Iva bisa mengatakan seperti itu, karena dirinya tak pernah melihat bagaimana sikap aslinya Bastian.

Bella sendiri sudah tau bagaimana sikap aslinya Bastian, dan sekarang Iva mengatakan bahwa Bastian tidak sama dengan Dito?.

Bagi Bella perbedaan Dito dan Bastian itu 11 12, entahlah. "Emang lu tau kalo sikap Bastian nggak sama dengan Dito?" Tanya Manda.

Lagi lagi Iva terkekeh, "gue tau, gue percaya bahwa Bastian tidak seperti itu, percaya deh sama gue," jelas Iva.

Bella menggelengkan kepalanya. "Kalo iya gimana?" Tanya Bella membuat Iva terdiam.

"Gini ya Va, gue sebagai temen baik lu, sebaiknya lu nggak usah deh Deket Deket sama Bastian kalo lu sendiri nggak tau bagaimana sikap dia sebenarnya," saran Vina membuat Iva langsung menggelengkan kepalanya.

"Nggak mau," jelas Iva langsung begitu spontan. Seketika semua yang ada disana hanya bisa mengehela nafasnya panjang.

"Kenapa lu nggak mau? Ini gue nyaranin yang terbaik buat lu, kenapa lu malah nggak mau sih?" Tanya Vina membuat Iva masih saja menggelengkan kepalanya.

Iva berjalan mendekat kearah Vina, ia langsung menepuk pundak Vina. "Vin? Gue tau kalo lu temen gue dari dulu, dan lu nggak mau ngelihat gue kecewa kan? Tapi..-

"Tapi apalagi va?" Tanya Vina, ucapan ia tadi terpotong oleh Vina.

"Yang namanya cinta itu nggak bisa di tunda-tunda, dan sekarang gue minta sama lu, percaya sama gue, kali ini gue nggak akan kecewa lagi, dan kali ini gue yakin bahwa Bastian lah cowok yang selama ini gue cari," jelas Iva dengan penuh percaya diri.

Manda yang mendengar itu hanya bisa membolakan mata nya saja. Untuk apa dirinya berada disini jika orang yang dinasehati saja tidak nurut?.

"Entahlah, terserah lu va, yang penting kita udah ngingetin lu, kalo lu nggak nurut yaudah terserah," jelas Manda yang Sudah kesal mendengar semua alasan yang keluar dari mulut Iva.

"Iya Manda, kali ini ajah, kalian percaya sama gue, gue nggak akan merasa dikecewakan lagi, karena kali ini gue benar benar yakin dengan cinta gue kali ini," jelas Iva yang masih saja keras kepala untuk meyakinkan mereka semua.

Manda membolakan mata nya malas. "Udahlah Bell, ayo kita duduk di bangku, bentar lagi guru juga mau masuk," ajak Manda yang malas jika ada orang yang begitu keras kepala seperti ini.

Bella yang tak tau harus melakukan apa apa itu hanya bisa menganggukkan kepalanya saja. Bagaimana Bella bisa menjawab semua yang di katakan mereka?

Sedangkan Bella sendiri tak tau bagaimana rasanya mengejar cinta dari seorang lelaki, yang Bella tahu hanya mengagumi dalam diam Seorang lelaki.

Mungkin Bella hanya tau sedikit mengenai pacaran itu dari Manda karena Manda lah salah satu teman Bella yang saat ini tengah berpacaran.

Bersambung...