Bella tengah menonton TV di rumahnya, suasana begitu sepi, sudah beberapa kali Bella menyuruh kakaknya agar sering bermain ke rumahnya.
Namun mereka semua sama saja masih sibuk, lalu apalah saya seorang Bella yang hanya bisa termenung di dalam rumah sendirian.
Bella menghela nafasnya panjang, "Gini-gini amat hidup gue," gerutu Bella yang sudah merasa bosan dengan tontonan yang ada di layar tv.
Bella mematikan tv nya, setelah itu ia berjalan menuju anak tangga, dan hendak menuju ke kamarnya, saat Bella menginjak anak tangga yang pertama, telinga Bella mendengar bahwa ada seseorang yang menombol bel rumahnya dari luar.
Tanpa menunggu lama lagi, Bella langsung keluar dan membukakan pintu rumahnya.
Saat Bella membuka pintunya, Bella melihat bahwa ada seseorang Wanita paruh baya dengan tas besar di tangannya, sepertinya wanita ini habis perjalanan jauh.
Bella bisa tau itu, karena melihat dari wajahnya yang begitu lelah. "Maaf ibu cari siapa ya?" Tanya Bella dengan begitu sopan santun.
Wanita paruh baya itu memberikan senyum nya kepada Bella. "Saya Bu Inah, saya dari kampung dan mau bekerja disini untuk bantu-bantu mbak Bella," jelas wanita paruh baya itu yang namanya Bu Inah.
Bella mengernyitkan dahinya. "Maaf Bu kalo boleh tau, ibu bisa tau nama saya dan rumah saya dari siapa ya Bu?" Tanya Bella begitu bingung.
Bagaimana tidak Bingung? Bella baru saja membuka pintu dan tiba-tiba saja ada orang yang minta kerja di rumah nya, sedangkan Bella sama sekali tidak membuka lowongan pekerjaan.
"Saya datang kesini karena permintaannya Bu Rossa, bunda nya mbak Bella, katanya dia membutuhkan pembantu disini untuk membantu pekerjaan mbak Bella dan menemani mbak Bella agar tidak sendirian di rumah," jelas Bu Inah panjang lebar.
Bella yang mendengar itu mengaggukan kepalanya. "Oh gitu ya Bu, sebentar ya, saya telpon bunda saya dulu," ujar Bella dan mengeluarkan ponsel nya dari dalam kantong celana nya.
Sedangkan Bu Inah hanya mengaggukan kepalanya saja dan mempersilahkan Bella menelpon bunda nya.
"Hallo assalamualaikum Bunda?," Ujar Bella.
"Waalaikumsalam, ada apa nak?" Tanya Bunda Rossa dari seberang telpon sana.
"Bella mau nanya, apakah bener bunda kirimin Bella pembantu di rumah?" Tanya Bella langsung to the point.
Dan terdengar bahwa bunda Rossa tengah terkekeh. "Iya, apakah Bu Inah nya sudah datang?" Tanya bunda Rossa.
Bella mengaggukan kepalanya, "iya, ini baru ajah Bu Inah nya datang," jelas Bella.
"Yasudah suruh Bu Inah masuk dan biarkan bu Inah istirahat di kamar tamu," jelas bunda Rossa.
Bella mengaggukan kepalanya. "Iya Bun, tapi jika disini ada pembantu gimana sama gaji dia Bun? Sedangkan uang Bella kan cuma pas buat jajan doang," ujar Bella sambil mengecilkan suara nya agar Bu Inah tidak mendengar nya.
Dan lagi lagi bunda Rossa yang ada di seberang sana hanya bisa terkekeh saja.
"Kamu nggak perlu mencemaskan itu, masalah gajinya Bu Inah, biar bunda dan ayah yang transfer, kamu cukup fokus sama sekolah kamu, jangan main terus ya?" Tanya bunda Rossa dan membuat Bella tersenyum.
"Iya Bun, makasih ya?" Tanya Bella yang begitu bahagia, meskipun ayah dan bunda nya tidak ada di rumah, namun kasih sayang dan perhatian mereka selalu menyelimuti Bella.
"Iya sayang, sama sama, jangan lupa Bu Inah nya suruh masuk dan istirahat, kasihan dia pasti lelah," ujar bunda Rossa mengingatkan.
"Iya iya, udah dulu ya, Bella mau tutup telpon nya, assalamualaikum," jelas Bella.
"Waalaikumsalam," setelah bunda Rossa menjawab salam dari Bella, Bella langsung mematikan telepon nya.
Bella tersenyum kearah bu Inah yang sekarang sudah menjadi pembantu di rumah nya.
"Bu Inah, tadi saya kan udah nelpon bunda saya, katanya emang benar dia mengirimkan Bu Inah ke saya, jadi sekarang Bu Inah bisa masuk kedalam dan istirahat ya?" Tanya Bella dengan penuh senyuman.
"Iya mbak, oh iya, maaf kalo saya lancang, mbak Bella jangan panggil saya Bu Inah, tapi bi Inah saja," jelas Bi Inah yang merasa tidak nyaman jika Bella memanggilnya dengan sebutan ibu.
Bella mengaggukan kepalanya. "Iya Bi, sekarang Bi Inah masuk dulu ya? Bi inah istirahat saja dulu, besok baru bisa mulai bekerja," jelas Bella.
Bi Inah hanya tersenyum, baru pertama ini bi Inah menemukan majikan yang begitu perhatian seperti Bella, meskipun majikan nya masih di usia muda, namun sudah bisa menjaga tata Krama.
Tidak seperti Majikan yang sebelumnya bi Inah temukan, bi Inah pernah mendapatkan majikan yang masih muda, kira-kira dia masih SMA sama seperti Bella.
Namun dia tidak bisa menjaga sopan santun terhadap orang yang lebih tua, iya Bi Inah tau bahwa dirinya hanya seorang pembantu, tetapi meskipun bi Inah hanya seorang pembantu tetapi dirinya masih memiliki harga diri.
Bagaimana jika harga diri di injak-injak oleh anak muda? Maka dari itu, Bu Inah tak kuat menghadapi majikannya itu, sehingga bi inah memutusakan untuk keluar dari pekerjaannya itu.
Namun bi Inah sempat khawatir mengenai keluarganya yang ada di kampung, jika Bi Inah tak bekerja lalu anak-anaknya akan makan apa?.
Sedangkan suaminya telah di panggil tuhan lima tahun yang lalu, sampai akhirnya ada teman bi Inah yang menawarkan pekerjaan dan itu menjadi pembantu di rumah nya mbak Bella.
Bi Inah awalnya masih merasa takut jika majikan nya nanti akan sama seperti yang sebelumnya ia temui, namun Untung nya saja mbak Bella tidak seperti itu.
"Oh iya Bi, mulai saat ini kamar Bi Inah disini ya?" Tanya Bella sambil membukakan pintu kamar tamu yang sudah lama tidak di tempati.
Ya mungkin hanya di tempati jika ada tamu saja. Bu uang melihat kesekeliling nya, kamar yang begitu bagus, dan begitu nyaman.
"Maaf mbak, apakah nggak ada kamar lain saja? Kamarnya terlalu bagus untuk saya, biasanya kalo saya bekerja di tempat saya sebelumnya, tidur saya hanya alas karpet saja," jelas Bi Inah.
Bella yang mendengar itu merasa haru. Bagaimana tidak? Demi membiayai kebutuhan nya, Bi Inah mau saja tidur hanya alas karpet saja.
"Nggak papa bi, lagian nggak ada kamar lain lagi, hanya ada kamar ini dan kamar tamu yang satu nya lagi," jelas Bella.
Kamar tamu di rumah Bella ada dua, jadi Bella menempatkan Bi Inah di kamar tamu yang lebih dekat dari dapur, agar mempermudah Bi Inah bekerja.
"Oh begitu ya mbak, makasih banyak ya?" Tanya bi Inah dan Bella mengaggukan kepalanya.
"Maaf Bu, tempatnya sedikit berdebu, soalnya nggak pernah di pakai," jelas Bella merasa sungkan.
"Nggak papa mbak, biar nanti bibi yang bersihkan sendiri," jelas Bi Inah yang merasa beruntung bisa tinggal di tempat yang jauh lebih layak ini.
"Iya Bi, semoga betah ya kerja disini, kalo begitu saya mau naik dulu keatas, kalo bibi mau apa apa, kamar saya ada di atas," jelas Bella dan di balas anggukan kepala oleh Bi Inah.
Bersambung...