Chereads / Sebuah Takdir Tuhan / Chapter 18 - Gerak-gerik Mencurigakan

Chapter 18 - Gerak-gerik Mencurigakan

Bastian dan Rama kini tengah duduk di depan kelasnya, biasa sambil menunggu bell jam masuk berbunyi.

Mereka sengaja tidak langsung masuk kedalam kelasnya, bahkan saat ini tas yang mereka bawa masih ada di punggung mereka.

Begitu banyak canda dan tawa yang mereka bahas, namun tanpa Kalian sadari, masa-masa seperti inilah yang nantinya akan di rindukan ketika kita beranjak dewasa.

"Eh awas-awas ada Bella tuh," ujar Rama yang melihat Bella dari kejauhan, biasalah jika Bella tidak di siapkan jalan selayaknya presiden lewat maka Bella tak segan-segan langsung menerobos mereka yang menghalangi jalannya.

Tanpa aba-aba mereka langsung bergegas dan memberikan jalan kepada Bella, hal itu membuat Bastian merasa bingung, kenapa Rama begitu dekat dengan Bella? Dan sebegitunya? Sehingga memberikan jalan?.

"Makasih Ma," ujar Bella kepada Rama dan di balas senyuman oleh Rama, setelah itu Bella pun masuk kedalam kelasnya dengan perasaan begitu lega.

Hari ini tak ada orang yang menggaggunya tak seperti biasanya, udara segar bisa di hirup oleh hidung Bella, Bella memberikan senyuman begitu manis ke teman-teman kelasnya.

"Idih, ada apaan nih? Tumben senyum-senyum gitu?" Tanya Manda dan membuat Bella terkekeh.

"Biasalah, hidup gue jauh lebih baik dari hari sebelumnya, dan entah mengapa hari ini gue merasa pagi ini begitu beda gitu," jelas Bella dengan begitu senangnya.

"Syukurlah kalo lu seneng, jadi gue nggak setiap hari melihat wajah masam lu," balas Manda dan melanjutkan tidurnya, dengan meletakan kepalanya di atas meja.

"Eh lu kok nggak semangat gitu sih gue lihat?" Tanya Bella begitu kesal jika pagi yang cerah ini melihat pemandangan yang begitu memalaskan matanya.

"Iya tadi malem gue begadang tau, sekarang jadi ngantuk," balas Manda Dengan suara lirihnya dan memejamkan matanya untuk menyambung tidurnya yang sempat terganggu tadi karena kedatangan Bella.

"Lagian lu Juga ngapain begadang? Kalo tau besoknya sekolah?" Tanya Bella yang tak habis pikir oleh Manda.

"Gue nggak tau kalo sekarang masih hari Sabtu, gue kira sekarang itu hari Minggu mangkanya gue begadang tadi malem," jelas Manda membuat Bella melongo.

"Lah kok lu bisa bangun sih? Bukannya di setiap lu mau begadang itu tiap paginya nggak bisa bangun ya?" Tanya Bella bertanya.

Manda hanya berdehem matanya masih memejamkan, namun bibirnya tak bisa jika tidak menjawab semua pertanyaan yang keluar dari mulut Bella itu.

"Ya gue tadi pagi di siram tuh pakai air sama ibu gue," ujar Manda membuat Bella langsung terkekeh sepuas mungkin.

Bagaimana tidak? Wanita secantik Manda bisa-bisanya merasakan siraman air dari ibu nya? Ternyata Manda itu terlalu nakal juga ya di depan mata orang tua nya.

Jika tidak mana mungkin ada orang tua yang tiba-tiba langsung menyiram anaknya tanpa sebab? Yang ada orang gila dong? Hihi.

"Udahlah Bell, jangan tertawa Mulu lah, gue jadi terganggu nih," jelas Manda yang begitu geramnya Kepada Bella yang sedari tadi mengganggu ketenangan dalam tidurnya.

"Hehe iya-iya," balas Bella menbuat Manda langsung melanjutkan tidur nya tanpa memikirkan Bella lagi yang mau ngapain.

Bella memilih untuk membuka buku mata pelajaran yang sebentar lagi akan berlangsung, pantas saja Bella pintar karena jika ada waktu luang di sekolahnya dia gunakan untuk membaca buku.

Namun dari sorotan mata Bella, ia melihat Iva yang berjalan dengan sejuta senyuman dan berjalan kearah sebuah bangku yang mungkin sangat istimewa bagi Iva.

Bangku siapa lagi kalo bukan bangku nya Bastian? Ya pastinya lah, "Eh Va? Lu ngapain kesitu? Lu lupa dimana bangku lu ya?" Tanya Bella seraya menggoda nya.

Iva terkekeh. "Bukan, gue mau menyelipkan sesuatu ke dalam loker mejanya Bastian, udah lu diam ajah," balas Iva dan membuat Bella merasa penasaran sekaligus merasa aneh dengan Iva apa yang terjadi dengannya itu.

Bella melihat bahwa Iva tengah membawa sesuatu di tangannya, sebuah benda pipih berwarna putih, sepertinya itu kertas.

Tapi apa isinya? Tidak mungkin juga kan jika isinya hanya cuma kertas kosong? Pasti ada sesuatu yang akan di lakukan Iva itu.

"Apa yang bakal lu lakuin sih Va?" Tanya Bella menbuat Iva tersenyum.

"Gue mau menata masa depan gue, lu lihat ajah, gue sama Bastian bentar lagi bakalan jadian," jelas Iva membuat Bella melotot tak percaya.

"Apaan sih lu? Ngarang ajah kalo ngomong," jelas Bella membuat iva terkekeh.

"Udahlah Bell, jangan ngomong terus, lu lihat ajah apa yang nantinya bakal terjadi ya?" Tanya Iva dan Bella hanya bisa mengaggukan kepalanya.

Iva berjalan dengan begitu lambat, aksinya kali ini bisa di katakan cukup nekat dengan Bastian, Iva juga tidak tau apakah Bastian menyukai rencananya kali ini atau tidak.

Namun jika mengingat kemarin, saat Iva memberikan sebuah Coklat, Bastian dengan senang hati menerima nya, dan dari situ lah Iva merasa bahwa Bastian sangat menyukai jika dirinya terus perhatian dengan nya.

Tapi untuk kali ini, entah mengapa Iva masih merasa ragu dengan rencananya yang baru-baru ini.

Tidak seperti biasanya yang selalu percaya diri dengan apapun yang ia Lakukan, di setiap apapun yang Iva lakukan pasti semua nya akan berhasil.

Tapi tak tau untuk kali ini, apakah dirinya masih bisa melakukannya atau tidak, sudahlah apa salahnya untuk mencoba?.

Iva berjalan dan memastikan apakah di sekelilingnya aman atau tidak, saat dirinya menatap kesekelilingnya, ia melihat bahwa tidak ada salah satu tanda-tanda keberadaan Bastian.

Maka dari itu situasi bisa dikatakan aman, saat ini Iva sudah ada di samping meja Bastian, ia melihat di belakang meja Bastian ada Niko dan Farel, mereka yang selalu menatap setiap gerak-gerik Iva.

"Lu ngapain Va?" Tanya Niko sangat penasaran dan membuat Iva langsung gelagapan. "Nggak papa kok," namun Tanpa disadari.

Tangan Iva mulai aktif dan langsung melemparkan sembarang kertas itu kedalam loker meja Bastian, namun pandangan matanya masih saja menatap ke depan.

Agar setiap apapun yang dirinya lakukan tidak mudah di tangkap oleh Niko dan Farel.

"Tau nih, sedikit nggak jelas nih anak," jelas Farel sangat bingung dengan apa yang dilakukan oleh Iva dan hal itu membuat Iva membolakan matanya malas.

"Terserah lu mau ngomong apa, yang penting apapun yang gue lakuin itu bukan urusan nya lu," jelas Iva dan langsung pergi kearah bangku nya, dan berharap mereka tidak curiga dengan perilakunya yang sedikit aneh ini.

Niko dan Farel yang melihat setiap gerak-gerik Iva itu memiliki firasat aneh dalam dirinya. Tidak hanya itu, Bella pun merasa sama, ada yang sedikit berubah Dengan Iva setiap akhir-akhir ini.

Bersambung....