Bella berjalan di koridor sekolahnya, ia melihat di sekitar nya, banyak siswa dan siswi yang sudah ada disana, Bella berjalan dengan santai nya menuju ke kelas nya.
Bella Akhirnya bisa bernafas lega, karena tadi di sepanjang jalan Bella tidak menemukan sosok Dito yang biasanya sering menggaggu hidup nya.
Bella berjalan kearah kelas nya, dan tak lama kemudian Bella Sampai disana, Bella dikejutkan Dengan adanya Manda yang tiba-tiba sudah ada di depan mata nya.
Bella yang melihat itu hanya bisa membolakan mata nya, "lu kenapa sih? Pagi-pagi gini udah nongol di depan gue lagi," gerutu kesal Bella.
Manda tak menganggapi nya, ia langsung menarik Bella dan masuk kedalam kelas nya, Manda menyarankan agar Bella duduk di tempat bangku nya.
Dengan melihat senyum yang melekat di bibir Manda itu membuat Bella menjadi penasaran dengan apa yang sebenarnya sudah terjadi.
"Lu kenapa sih senyum-senyum kayak gitu?" Tanya Bella membuat nya menjadi takut melihat nya.
"Gue ada kabar baik buat lu," balas Bella dengan senyuman manis nya, Bella membolakan mata nya.
"Kabar baik yang lu maksudkan itu, nyenengin gue nggak?" Tanya Bella karena bagi Bella jika kabar itu sama sekali tidak menyenangkan bagi nya sama saja Bella membuang waktu nya untuk Masalah yang tidak penting seperti ini.
Manda melihat keatas sejenak, ia berpikir, "kalo buat gue sih kabar baik, tapi nggak tau deh kalo buat lu ini nyenengin apa nggak," balas manda membuat Bella malas mendebatkan nya.
"Yaudah iya katakan, apa kabar baik ya?" Tanya Bella yang ikut di buat penasaran dengan Manda itu.
"Kelas kita bakalan kedatangan anak baru," jelas Manda begitu senang nya, Seketika itu Bella hanya bisa membolakan mata nya malas.
"Dan katanya dia itu temen nya si Rama, lu tau sendiri kan? Seganteng apa si Rama itu? Rama nya ajah ganteng begitu apalagi temen nya?" tanya Manda dan membuat Bella malas membicarakan ini.
"Yaelah bisa-bisa nya lu ngomong dia ganteng, emangnya lu pernah ketemu sama dia?" tanya Bella membuat Manda terkekeh.
"Ya nggak gitu lah, ya siapa tau bisa diajak kenalan gitu terus bisa di mintai nomor teleponnya gitu," jelas Manda membuat Bella merasa geli mendengarnya.
"Lu itu ya? Punya satu hati tapi di bagikan dengan banyak cowok, itu hati apa panti asuhan?" Tanya Bella membuat Manda mengernyitkan dahinya.
"Kok lu ngomong nya gitu sih Bell? Tapi emang bener kan?" Tanya Manda dan ia menoleh kearah pintu dan dimana mata Manda langsung tertuju dengan Rama yang baru saja datang dan baru saja masuk kedalam kelas.
Rama berjalan memasuki kelasnya dengan membawa tas ransel yang ada di pundaknya, Rama terkenal di kelasnya dengan ketampanan nya.
Rama begitu tampan dengan kulit sawo matang nya, bibir yang begitu merah alami dan jarang dimiliki oleh laki-laki lain.
Rama terkenal Dengan kecuekan nya di depan wanita-wanita. Namun hanya di mata wanita tertentu saja yang bisa mengenali watak dan perilaku nya.
Wanita yang di maksudkan itu seperti teman sekelas nya, saudara atau bahkan sepupunya, jika keluarga nya, sudah pasti bisa mengenalinya lebih.
Rama duduk di bangku nomor tiga, dan tepat nya di deretan bangku nomor dua dari arah pintu, dan hal itu membuat Bella dan Manda bisa melihat jelas bagaimana ketampanan milik Rama itu.
Sosok Rama yang banyak diidamkan oleh banyak kaum hawa, terutama adik kelas Bella, dia satu kelas dengan Jessy dan sahabat Jessy juga.
Sepengetahuan Bella dia juga menyukai Rama Karena ketampanan nya dan juga karena kebaikannya, namun tidak ada satu orang pun yang mengetahui itu kecuali Bella.
"Eh Rama? Temen lu yang katanya mau masuk kelas sini mana?" Tanya Manda mendatangi bangku Rama.
Rama yang tadi nya datang dengan wajah yang begitu datar kini bisa menampakan senyum dari bibir merah itu, hal itu membuat pria itu semakin tampan.
"Kenapa lu nyariin dia? Atau jangan-jangan lu suka ya sama dia?" Tanya Rama membuat Manda melotot tak percaya.
Manda memukul pelan lengan Rama sehingga Rama merengek kesakitan. "Aw, apaan sih lu? Kalo tanpa mukul apa nggak bisa?" Tanya Rana begitu kesal.
"Lagian lu, udah tau gue udah punya pacar ngapain lu ngomong ngawur kayak gitu?" Gerutu kesal Manda membuat Rama terkekeh.
Bella berjalan mendekat kearah mereka berdua yang tengah mengobrol bersama, "Bukan gitu Ma, kata Manda katanya ada anak baru yang datang ke kelas kita, mana dia? Katanya dia temen lu? Kok dia nggak dateng sama lu sih?" Tanya Bella yang ikut merasa penasaran.
"Ada kok, emang bener ada anak baru yang datang ke kelas kita, tapi sayangnya tadi dia gue ajak berangkat bareng nggak mau, katanya dia bisa sendiri gitu," jelas Rama membuat Bella bisa meringkas sifat dari anak baru itu.
"Yaelah, belum ada apa-apa ajah udah sombong banget tuh orang, emangnya dia tau kelas nya dimana? Di sekolah yang cukup luas begini mau sok berangkat sendirian lagi," gumam Bella begitu kesal.
Bella sendiri saja belum tau bagaimana wajah dan watak dari teman baru nya itu, namun dengan mudah nya Bella bisa meringkas bahwa orang itu begitu sombong hanya karena tidak menerima tawaran dari Rama.
"Kok gitu sih temen lu? Sombong banget ya?" Tanya Manda yang begitu terus terang.
Rama terlihat terkekeh ia menyenderkan kepalanya di bangku nya, "Lu jangan ngomong gitu dulu Nda, nanti setelah lu lihat sendiri orang nya malah jatuh cinta gimana?" Tanya Rama seraya menggoda nya.
Manda membolakan mata nya, "Ya nggak mungkinlah, mana mungkin gue jatuh cinta sama orang yang jelas jelas belum gue kenal kayak temen lu itu tadi" balas Manda yang tak mau kalah.
Bella hanya bisa melihat interaksi Antara mereka berdua itu saja tanpa ikut campur apa permasalahan nya.
"Ya kan siapa tau, setelah lu kenal dia dan nyaman sama dia, terus lu milih ninggalin pacar lu itu dan bertahan sama temen gue hayo?" Tanya Rama membuat Manda melotot dan memukul geram Rama.
"Awas ajah lu ya Ma, gue nggak bakalan biarin lu ngomong kayak gitu lagi," balas Manda dan membuat Rama terkekeh begitu keras.
Rasanya puas sekali Rama melihat Manda begitu kesal dengan dirinya atas apa yang telah ia katakan kepada Manda.
"Terserah gue lah, kan gue yang ngomong, barangkali Tuhan ngabulin juga tidak apa-apa juga." Rama semakin membuat Manda kesal dengan semua ucapannya itu.
Bersambung...