"Bella..." Teriakan Kevin membuat semua siswa dan siswi yang ada di sekitar koridor depan kelasnya menatap bingung dan heran.
Bella yang tak mendengarkan panggilan dari Kevin itu mencoba terus berjalan tanpa memperdulikannya, Sampai akhirnya Bella sampai di depan kelasnya.
Namun Bella menyadari bahwa Kevin masih saja memanggil nya, Bella tidak ingin membuat seisi kelasnya heboh Karena dirinya dan juga Kevin.
Maka dari itu Bella memberhentikan langkahnya kemudian berbalik badan menatap kearah Kevin, dan lebih malas nya lagi, kenapa Kevin bisa satu kelas dengan Bella.
"Ada apa lagi sih Vin?" Tanya Bella kesal yang tak suka di panggil dengan sebuah teriakan.
"Lu tadi ngapain malah ninggalin gue disana sama si Dito itu?" Tanya Kevin yang tak kalah kesal nya.
Bella membolakan matanya malas, ia menangkupkan kedua tangannya, "Lu tau kan? Gue udah nolongin lu dari cengkraman si Dito, lu tau kan kalo tadi nggak ada gue, lu pasti udah dilecehkan sama dia," jelas Kevin membuat Bella mengaggukan kepalanya terpaksa.
"Iya-iya gue tau itu, gue tau lu tadi nolongin gue, dan gue juga tau, gue bisa terlepas dari cengkraman Dito itu berkat lu," jelas Bella dan di balas anggukan kepala oleh Kevin.
"Tapi gue nggak suka, kalo lu tadi nolongin gue bukan Karena lu ikhlas nolongin nya, melainkan lu nolongin gue karena kasihan, iya kan?" Tanya Bella mengangkat sebelah alisnya.
Kevin hendak menjawabnya namun ucapan nya sudah terlebih dulu di Potong oleh Bella.
"Gue nggak butuh kasihan dari lu, gue bisa kok jagain diri gue sendiri, jadi lu nggak usah bantuin gue lagi jika lu cuma kasihan dengan gue," sambung Bella.
Kevin membolakan mata nya, lagi-lagi Bella salah paham dengan kebaikan nya, dirinya menolong Bella bukan karena kasihan melainkan tidak tega saja jika melihat wanita yang di tertawakan oleh banyak lelaki seperti tadi.
"Oh jadi lu bisa jagain diri lu Sendiri?" Tanya Kevin dan di balas anggukkan kepala oleh Bella.
"Jika lu tadi bisa ngejagain diri lu Sendiri seharusnya lu bisa dong lepas dari cengkraman Dito tadi sebelum gue datang," jelas nya.
Bella sudah terlanjur kesal dengan Kevin, Bella menatap tajam kearah Kevin yang bisa-bisa nya dia mengalahkan omongan Bella.
Ini cowok atau gimana sih? "Udahlah Vin, gue males tau nggak tiap hari ribut Mulu sama lu, ini masih pagi, dan gue harus nyiapin nyawa buat ikut upacara nanti, dan lu udah nguras nyawa gue yang tadi nya ada tujuh belas sekarang tinggal dua," balas Bella dan membuat Kevin melongo.
"Banyak amat nyawa lu Bell?" Tanya nya membuat Bella malas meladeni nya, Bella memilih untuk masuk kedalam kelas dan duduk di bangku nya yang terletak di urutan nomor dua dari depan.
Namun Bella melupakan sesuatu sehingga dirinya membalikan badannya dan melihat kearah Kevin yang duduk di bangku paling belakang.
"Oh iya Vin, makasih juga ya tadi udah nolongin, meskipun lu tadi nggak ikhlas, ya Tetep ajah lu udah nolongin gue," jelas Bella dan di balas acungan ibu jari saja dengan Kevin.
"Untuk siswa dan siswi kelas IPA 2 silahkan menuju ke halaman sekolah karena kegiatan upacara hari Senin akan segera di mulai," tiba tiba speaker yang ada di kelas Bella berbunyi membuat semua teman teman nya keluar dari kelas.
"Ini Manda mana ya? Kok belum datang tuh anak, bentar lagi upacara mau mulai lagi," gumam Bella yang mencari keberadaan Manda teman sebangkunya.
***
Bel pulang pun berbunyi, membuat semua siswa-siswi berhamburan pergi ke parkiran untuk mengambil kendaraan mereka, Sedangkan Manda sejak tadi hanya terdiam saja di depan gerbang.
Bella yang melihat itu membuat nya merasa kasihan melihat Manda yang terdiam di depan gerbang.
"Eh Nda? Lu ngapain ada di situ? Jadi patung selamat datang?" Tanya Bella menggoda nya.
Manda berjalan mendekat kearah mobil Bella. "Gue lagi nungguin Abang gue nih, belum datang menjemput gue, gimana dong? Mana sekolah udah sepi lagi," balas Manda.
Memang benar, sekolah sudah sepi dan semua orang sudah pulang dari tadi, Bella sengaja pulang terlambat karena dirinya masih mau mengistirahatkan tangannya yang pegal.
"Yaudah sama gue aja, kebetulan si Jessy lagi pulang sama temennya, jadi mobilnya gue yang bawa," jelas Bella dan Manda pun mengagguk paham.
"Emangnya boleh apa?" Tanya Manda yang masih ragu menaiki mobil yang bukan milik nya atau bahkan bukan milik temannya, melainkan milik adik kelasnya.
"Nggak papa lah, udah lah masuk ajah," Manda menuruti nya, sehingga Bella langsung melajukan mobilnya menuju ke rumah Manda.
Di perjalanan, Manda tengah asik bermain dengan handpone nya, atau bahkan Manda tersenyum sendiri melihat benda pipih di tangannya.
"Lu lagi asik apaan Nda? Kok seneng gitu gue lihat," tanya Bella yang begitu penasaran dengan apa yang tejadi dengan teman nya itu.
"Ini loh Bell, Biasa lah, Si Irfan ngajakin ketemuan nanti malam, dan katanya dia mau ngajakin gue makan bareng sama dia, tentu ajah gue seneng lah," balas Manda dan di balas anggukkan kepala oleh Bella.
Bella hanya mampu menganggukkan kepalanya, karena Bella tidak bisa menjawab apapun lagi kecuali itu, karena Bella sendiri juga belum tau bagaimana atau bahkan rasanya.
"Oh iya, lu kapan nyusul kayak gue gini, punya pacar itu enak loh, setiap hari ada yang memperhatikan, jadi kita itu ngerasa kayak selalu ada yang jagain kita gitu," balas Manda dan Bella paling malas untuk pembahasan seperti ini.
"Enggak ah, lu ajah yang pacraan, gue mau pokus sekolah ajah dulu, urusan pacar dan jodoh gue yakin Allah udah nentuin jodoh terbaik buat gue," jelas Bella.
"Yaelah, setiap kali gue nanya gini ke elu, pasti jawaban nya itu-itu Mulu, nggak ada yang lain apa? Lagian ya Bell kita itu udah remaja, waktu nya kita seneng-seneng dan cari cowok gitu," balas Manda dan di balas senyuman oleh Bella.
"Ini yang gue takutin ketika nanti gue udah terjerumus di dunia pacaran, akan lupa dengan masa depan, lu yang salah Nda, justru kalo pacaran kita itu udah malas dengan semua nya," jelas Bella.
"Kalo kita nggak pacaran pasti nya kita sibuk mikirin masa depan dan sudah menyiapkan nya dari sekarang, lagian ya, nanti kalo gue udah sukses nanti, bakalan banyak cowok yang ngantri," jelas Bella diiringi kekehan kecil.
"Heleh bisa ajah lu Bell, tapi lu cantik kok, nggak ada habis nya cowok yang suka sama lu, tapi sayang lu cuma cinta sama satu orang ajah," balas Manda mengehela nafasnya panjang.
Bersambung...