Bella berjalan di koridor sekolah nya, tadi dirinya sudah melihat Jessy masuk kedalam kelasnya sendiri, dan sekarang Bella juga harus masuk kedalam kelasnya.
Jam pelajaran hampir mulai, sekolah sudah sangat ramai, banyak Siswa-siswi yang sampai sebelum Bella. Bella berjalan di koridor sekolahnya.
Saat Bella hendak menginjakan kaki di sebuah anak tangga yang mau menuju ke kelasnya yang berada di lantai dua, ia melihat banyak deretan Siswa laki-laki yang ada disana.
Bella mengehela nafas nya panjang, "Kenapa pagi-pagi gini ada ajah cobaan menimpa hidup gue," gumamnya yang melihat banyak nya laki-laki disana.
Bella memilih untuk melanjutkan langkah nya, ia berusaha tidak memperdulikan tatapan mata dan Juga omongan mereka, Bella tau bahwa mereka tengah membicarakan dirinya.
"Bella? Kok tumben baru dateng, biasanya paling pagi," ujar salah satu laki-laki yang ada di sana, namanya adalah Dito dia adalah siswa kelas sebelas IPS.
Dia adalah tetangga kelas Bella, biasalah Dito tak jauh berbeda dari laki-laki lainnya yang menyukai Bella dan bahkan pernah menembak Bella untuk menjadi kekasihnya.
Namun dengan mudah nya Bella menolaknya, kalian tau kan? Bella tidak suka berpacaran, kenapa masih banyak laki-laki yang mengajak nya berpacaran?.
Apakah tidak ada cara lain apa selain berpacaran? Jika suka yaudah, komitmen ajah jangan berpacaran, yang ada malah menambah dosa tau nggak!
Bella membanting pandangannya, ia tak mau melihat atau bahkan menjawab pertanyaan Dito itu, temen-temen Dito pun hanya bisa tertawa melihat Dito yang diabaikan oleh Bella.
"Apaan sih kalian gangguin gue ajah, diem nggak," tegas Dito yang tidak tinggal diam dan membuat Bella bisa menjawab pertanyaan nya.
Dito terkenal playboy di sekolah nya dan di kelas nya, banyak wanita lain yang menyukai Dito namun Dito hanya mempermainkan perasaan mereka saja.
Dito tidak pernah serius dengan omongan nya, bisa di katakan bahwa Dito adalah buaya darat yang bisa mempengaruhi hati dan juga pikiran wanita.
Biasa lah, Dito hanya bisa membuat semua wanita cantik di sekolah nya jatuh hati kepadanya, namun dengan mudah nya Dito tidak bertanggung jawab akan itu.
Setelah mengetahui bahwa wanita-wanita yang ada di sekolah nya mencintai nya dan juga telah jatuh hati kepadanya, namun Dito memilih untuk meninggalkan mereka begitu saja.
Dan kali ini? Dito malah mengejar ngejar Bella, cewek sok jual mahal dan susah untuk mendapatkan hati Bella, tidak seperti wanita-wanita lainnya.
Dito menghalangi jalan Bella yang hampir saja menginjakan kaki di anak tangga terakhir, Dito menghalangi jalan Bella dengan berdiri di depan nya.
Bella menatap tajam mata Dito, Bella berusaha mencari jalan keluar nya dengan berjalan ke samping Dito, namun lagi-lagi Dito menghalangi nya.
"Eits, tunggu dulu lah Bell, masa lu nggak mau ngomong sebentar saja sih sama gue?" Tanya Dito sambil melentangkan tangan nya di dinding.
Hal itu membuat Bella susah untuk melewati nya, belum lagi di bawah banyak laki-laki yang melihati nya dengan Dito, Bella Disini merasa bahwa harga dirinya sangat di rendahkan.
"Apaan sih lu? Minggir nggak," ujar Bella begitu keras dan mendorong tubuh Dito, namun bagi tubuh Bella yang kecil itu tidak mampu mendorong tubuh Dito yang dua kali lipat lebih kekar dan lebih tinggi dari nya.
Dito tersenyum kearah Bella, bella hanya bisa menundukkan kepalanya, "Jangan gitu lah Bell, oh iya gue cuma mau ngajakin lu nanti malem kita keluar yuk," ajak Dito sambil tersenyum manis kearah Bella.
Bella membolakan mata nya malas, "Udah minggir Dito," kini Bella benar-benar telah kehabisan kesabaran nya, ia tidak kuat lagi dengan perlakuan Dito disini.
"Kalo gue nggak mau gimana? Gue lebih nyaman kayak gini, ada lu dan gue," jelas Dito dengan keangguhan nya, hal itu membuat Bella merasa sebal dengan Dito.
Bella mengepalkan tangannya, ia sangat kesal sekali, namun dia masih bisa menjaga kesabaran nya, "Dito, gue ingetin sekali lagi ya? Lu minggir sekarang atau lu cari gara-gara sama gue?" Tanya Bella dan membiarkan Dito memilihnya.
"Gue nggak mau minggir sebelum lu menerima tawaran gue dan nanti malam kita keluar berdua, setuju?" Tanya Dito, dan teman-teman Dito yang berada di bawah pun bersorak seakan-akan mendukung apapun yang dilakukan oleh Dito.
"Udahlah, jangan jual mahal, terima ajah, pasti lu juga suka kan kalo diajak keluar berdua dengan Dito, sama kayak cewek cantik lain nya," teriak salah satu teman Dito membuat Bella semakin kuat mengepalkan tangannya.
"Inget ya Dito, gue bukan tipe cewek sembarang seperti cewek-cewek yang pernah lu bawa keluar seenak lu ajah," jelas Bella begitu tajam.
"Dan gue bukan tipe orang yang mau keluar sama orang yang modelannya kayak lu, cowok yang nggak tau perasaan cewek, udah bisa nya mempermainkan perasaan cewek doang," sambung Bella dan kini Dito yang merasa tersinggung dengan ucapan Bella.
Ia mengepalkan kedua tangannya, ia memukul sekeras mungkin dinding yang ada di belakang Bella, hal itu membuat Bella tersontak kaget.
"Ingat ya Bell, gue bukan cowok kayak gitu, gue nggak pernah tuh mempermainkan perasaan mereka, yang ada mereka yang suka duluan sama gue," jelas Dito.
Bella terkekeh, "Lah? Kok tersinggung sih kalo gue ngomong gitu? Tapi emang nyata nya gitu kan? Lu itu cowok yang nggak bisa menjaga perasaan satu cewek, semua cewek yang ada di sekolah ini lu permainkan semuanya," jelas Bella.
"Sekali lagi gue ingetin sama lu, jangan cari gara-gara sama gue, atau kalo enggak gue bakalan main keras sama lu," jelas Dito yang tak mau kalah dengan Bella.
"Terserah lu, udah minggir gue mau lewat," Bella mendorong tubuh Dito Sekeras mungkin, dan Bella melanjutkan langkahnya.
Dito yang melihat Bella sudah bisa terlepas dari cengkraman nya itu, membuatnya merasa tak lega, Dito menarik lengan Bella dan mencengkram nya dengan keras.
Sehingga membuat tangan mungil itu merasa kesakitan, "Aw, lu apa apaan sih Dito? Jangan sentuh gue, gue nggak mau ya kalo lu sampai berani nyentuh gue kayak gini lagi," ujar Bella memperingatkan Dito dan berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Dito.
"Haha, ternyata lu nggak bisa kan melepasin tangan lu sendiri dari cengkraman gue? Ini gaya-gaya nya mau mengancam gue?," Tanya Dito diiringi senyum mengejek.
"Lepasin nggak?" Tanya Bella yang masih saja berusaha melepaskan tangan nya dari genggaman Dito.
Dito yang melihat Bella tak berdaya di depan nya itu hanya bisa tertawa, begitu pun juga dengan teman-teman nya yang menyaksikan di bawah, semuanya ikut tertawa.
"Dito, lepasin tangan Bella nggak?" Tiba-tiba suara itu berhasil membuat mereka semua berhenti dari tawa mereka, begitu pun Juga dengan Bella, ia sangat terkejut melihat orang yang berhasil menyelamatkan nya.
"Kevin?" Gumam Bella yang melihat Kevin yang berhasil membuat mereka semua berhenti menertawakan dirinya.
Kevin naik keatas anak tangga dan menghampiri Bella dan Dito, "lepasin tangannya Bella, kasihan dia, dia itu cewek, dan nggak seharusnya lu nyakitin cewek seperti itu," jelas Kevin menatap tajam mata Dito.
Dito tersenyum remeh. "Oh ternyata ada pahlawan kesiangan nih," jelas Dito.
Bersambung....