"Ya tapi kalau enggak passionnya disana ya juga enggak bisa, Ka'. Saya cuma punya satu keahlian. Enggak bisa merambah ke hal lain yang saya tidak mengerti. Cukup manufaktur saja, saya paham itu." Genta menyentil pelan hidung isterinya.
Kania menghembuskan nafasnya. "Iya deh." Ia merangkul lengan Genta kemudian. Berdua dua orang itu menyusuri mall itu sampai akhirnya masuk toko. Seperti biasa, mereka sudah tahu Kania dan Genta langsung menyambutnya dengan ramah.
"Ada barang baru," ujar mereka. Tidak lupa menambahkan keterangan selebriti siapa saja yang memakai barang tersebut dengan apa kelebihannya yang sekiranya mampu membuat Kania tertarik. Sebenarnya tidak perlu melakukan itu, Kania sudah pasti langsung ingin mencomot setiap barang yang ada dietalase itu selama sesuai seleranya.