Kania menarik nafasnya. "Dulu aku selalu mengharapkan mama atau tante. Aku hanya ingin tahu bagaimana kedua pria yang betah melajang itu punya perempuan. Ternyata, dua-duanya saat terjadi selalu mendadak, aku malah tidak tahu bersikap apa."
Kania ingat ketika dia tiba-tiba dikatakan sebagai isteri Genta lalu kemudian tiba-tiba Tara menikahi dengan Rosa. "Sayang," kedatangan Genta menghentikan obrolan dua orang itu. "Kamu habis ngapain? Kok agak keringatan gini."
"Beresin kamar papa." Kania berterus terang pada suaminya.
"Beresin kamar papa? Itu kan tugasnya bibi." Tara yang datang juga ikut menyela.
"Aku keluarin barang mama." Kania memperjelas sekarang.
"Kenapa dikeluarin?" Tara mengerutkan keningnya bingung.
"Papa kan udah punya yang baru. Biar Mbak Rosa bisa isi barangnya disana."
