"Mereka salah paham, mengira papa yang membawa kabur mama. Karena itu hubungan mereka dingin sampai sekarang?" Kania menyimpulkan.
"Berarti mama tidak cinta papa?"
"Kalau dia tidak cinta tidak mungkin dia sekeras itu memberikan anak untuk Tara. Kamu harus tahu mama mertua itu tidak pernah bisa akrab dengan anak kecil. Hanya saja dia tidak pernah menyebutkan dengan mulutnya dia sangat mencintai Tara sebesar yang Tara tunjukkan. Melahirkan kamu sudah membuktikan itu semua." Genta menganggukkan kepalanya meyakinkan.
Kania menggigit bibirnya. "Benarkah?"
"Awalnya memang, Dita hanya menganggap teman. Hey, kami terlalu dekat sampai saya tidak pernah menganggap mama kamu sebagai perempuan. Kamu mengerti maksud saya bukan? Saya tidak pernah masalah dengan mama kamu yang tidur di sebelah saya atau dia menukar pakaiannya dengan santai. Tapi Tara berbeda, dia gelagapan setiap kali hal itu terjadi."
"Ehm karena papa mencintai mama."