"Aku berhak, karena memang seperti itu kenyataannya!" Pria itu ingin menampar Rosa tapi satu tangan menghalanginya. Itu Tara. Ia dengan sorot marahnya tidak bergeming.
"Jangan menyentuhnya sedikitpun. Sedetikpun jangan pernah berani melukainya," desis Tara sangat mengintimidasi dan menakutkan.
"Pak Tara ..." desah Rosa.
"Berapa hutang yang kamu punya?" tanya Tara dingin.
"Pak, dia tidak berhenti hanya dengan hutang itu." Rosa mendesis jijik pada kakak dari ayahnya itu. bahkan jasad ayahnya belum cukup terkubur dua puluh empat jam di tanah tapi anak dan isterinya sudah diusir dari rumah yang sudah susah payah dibelinya dari lama.
"500 jt. Kenapa?" pria yang katanya paman Rosa itu menantang mata Tara.
"Kamu bisa berhenti setelah hutang itu lunas?" Tara bertanya tegas dengan tatapan menakutkannya.
"Rosa, kamu punya pahlawan rupanya. Apa Rosa simpanan kamu? apa kamu punya dompet yang tebal?" pria berbadan tambun itu memerehkan Tara.
