Bibi menganggukkan kepalanya. Perempuan itu tidak berkata apapun lagi. dia langsung menuju dapur membuatkan makanan untuk majikan barunya. Banyak pertanyaan dalam kepalanya yang disimpannya. Apalagi ketika dia melihat Tara bukannya berbahagia tapi malah terduduk di ruang tamu dengan banyak pikiran. Bukan gaya seseorang yang baru menikah.
"Tuan, apa tuan mau saya buatkan teh madu?" tanya bibi lagi.
Tara menoleh sebentar kemudian menganggukkan kepalanya lagi tanpa bersemangat. Ia menengadah. Mengucapkan maaf berkali-kali yang sepertinya dia tujukan untuk mendiang isterinya yang paling Tara cintai itu. Wanita yang masih belum hilang di hatinya.
***
"Ehm, tumben masak agak banyak dari biasanya. Kamu lagi stop diet apa gimana?" tanya Genta pada isterinya sambil menarik kursi.
"Bibi yang menyiapkan sebelum pulang tadi. Bukan Kania." Tara menyahut juga menarik kursi di sebelah Genta.
"Pa?" Kania menaikkan alisnya membuat Tara mendongak.
"Hm?"