Setelah bertemu dengan Galaxi dan mendapatkan ancaman pula, Bintang pun semakin mengurung diri saja dan masih berdiam diri, hingga ia tidak pergi ke sekolah, bahkan adiknya tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi Bintang yang tidak berbicara sedikit pun, Bintang hanya termenung dalam lamunan nya.
Dikamarnya, Bintang hanya terbaring di atas kasur serta selimut yang menutupi tubuhnya. Bulang yang ingin mengajaknya untuk berangkat sekolah pun hanya bisa mengurungkan niatnya itu, di karenakan Bintang hanya terdiam dalam lamunannya. Entah apa yang Bintang pikirkan, setelah kejadian malam itu dan juga setelah ia mengetahui ternyata tadi pagi pun ia bertemu dengan Galaxi, membuat kakaknya itu seperti kehilangan pita suara saja.
Bulan yang melihat itu pun hanya bisa pergi sendirian menuju sekolah tanpa di temani Bintang lagi.
"Argh! Dua hari ini aku sudah pergi kesekolah sendirian saja, sungguh membosankan sekali pergi kesekolah tanpa Bintang," gerutu Bulan sembari terus berjalan menendang-nendang bekas botol air minum yang ia temukan di pinggiran jalan.
"Apakah aku harus menanyakan sesuatu kepada Bang Galaxi tentang Bintang! Kenapa ia menjadi seperti ini, aku yakin pasti ada yang mereka berdua obrolin sampai Bintang seperti sedang merasakan tekanan batin," sambung Bulan dalam gerutunya.
Setelah Bulan memikirkan hal itu dengan matang-matang akhirnya ia memberanikan diri untuk berbicara kepada Galaxi, tentang kakaknya itu.
"Hai Bang Galaxi, eh maksud aku Pak Galaxi," sapa Bulan yang baru saja sampai di depan gerbang sekolahnya dan tidak sengaka bertemu dengan Galaxi yang baru sampai juga.
"Bulan, ada apa kamu tiba-tiba menyapa saya," jawab Galaxi.
"Emang salah yah Pak, kalo aku nyapa Bapak?" tanya Bulan.
"Yak an biasanya kamu selalu pura-pura tidak kenal jika ada saya, sama seperti kakak kamu itu. Tapi ngomong-ngomong tentang kakak kamu, dimana dia kenapa tidak terlihat jalan bersama kamu?" tanya Galaxi seketika menyadari ternyata Bintang tidak ada di bersama dengan Bulan ke sekolah.
"Anu,gini Pak Galaxi, sudah dua hari Bintang terlihat murung dan hari ini juga nggak masuk sekolah, dan saya baru tahu kalo Bapak kemarin juga ternyata sudah mengunjungi Bintang, sebenarnya apa yang sudah terjadi di antara Bpak dan Bintang, apakah Bapak sudah berbicara aneh-aneh kepada Bintang?" tanya Bulan dengan sangat penasaran.
Galaxi yang mendengar kabar Bintang dari Bulan itu pun terdiam sejenak, hingga ia pun sedikit menghela nafas panjang.
"Saya tidak berbicara aneh-aneh kepada Bintang, justru kedatangan saya hanya ingin melihat keadaannya saja yang sakit dan tidak bisa mengikuti bimbingan, padahal sebentar lagi Bintang akan segera di ujicobakan tulisannya," jawab Galaxi.
"Saya tidak yakin sama ucapan Pak Galaxi, pasti Bapak bohong kan, pasti Bapak sudah ngomong aneh-aneh sama Bintang, iya kan Pak!" tukas Bulan tidak percaya, karena Bulan yakin bahwa yang membuat kakaknya itu semakin murung di kamarnya adalah Galaxi.
"Sudah lah sudah, sekarang kamu masuk kelas, jangan menuduh saya yang tidak-tidak!" tukas Galaxi dengan raut ajah datar.
"Jaab pertanya saya dulu Pak, apa yang sudah Bapak bicarakan dengan Bintang!" ujar Bulan terkekeh berusaha untuk menahan Galaxi pergi sebelum menjawab pertanyaannya.
"Sudah saya katakana Bulan, saya tidak berbicara aneh-aneh kepada kakak kamu itu, jika kamu tidak percaya dengan ucapan saya, silahkan saja kamu tanyakan kepada Bintang!" jawab Galaxi lalu pergi dari hadapan Bulan dan tidak mau berdebat lagi dengan Bulan.
Jauh dari lubuk hati Galaxi yang terdalam, ia merasa bahwa Bintang itu pasti sedang merasakan konflik batin akibat dari perkataannya kemarin. Namun, hanya itulah cara baginya gar bisa menyadarkan Bintang dan memberikan kesempatan baginya untuk berfikir jernih supaya bisa menerima kenyataan tentang perjodohannya itu.
"Maafkan aku Bintang. Inilah caraku agar kamu mau bisa menrima kenyataan bahwa aku adalah calon suami kamu, dan pernikahan kita harus segera di laksankan, aku tidak mau mendengar berbagai macam alasan lagi dari kamu," gumam Galaxi di dalam hatinya.
"Aku tak menyangka kalo Bintang, akan galau dengan perkataanku kemarin, baik lah aku akan mencoba untuk berbicara lagi dengannya!" gumam Galaxi di dalam hatinya.
"Sepertinya sekarang aku harus pergi lagi ke rumahnya," sambung Galaxi di dalam hatinya dan berniat untuk kembali bertemu dengan Bintang.
Galaxi pun berbalik arah kembali ke pelataran parkir untuk segerapergi menuju rumah Bintang, Galaxi pun berniat untuk berhenti di super market dan berencana untuk membawakan Bintang ice cream.
Setelah Galaxi sudah sampai di super market dan membelikan beberapa ice cream untuk Bintang, ia pun segera membayarnya ke tempat kasir.
"Total harga nya 25.500, ada lagi yang mau di beli Pak?" tanya seorang kasir di toko itu.
"Tidak Mbak, itu saja!" jawab Galaxi.
Setelah ia membayar belanjaan nya, Galaxi tidak sengaja melihat onzi di tempat yang sama.
"Ronzi. Apa yang sedang kamu lakukan di sini, bukankah kamu harusnya pergi ke sekolah?" tanya Galaxi yang heran dengan keberadaan Ronzi yang sedang berada di luar sekolah, padahal sudah waktunya masuk sekolah.
"Eh Pak Galaxi, sedang apa Bapak di sini?" tanya Ronzi yang melihat ke arah es cream yang di bawa oleh Galaxi.
"Saya sedang bertanya kepada kamu, kenapa kamu malah balik tanya," jawab Galaxi ketus.
"Oh… saya juga mau beli ice cream Pak, hari ini saya sedang izin sekolah karena ada kepentingan keluarga!" jawab Ronzi.
"Serius kamu, apa kamu bolos sekolah?" tanya Galaxi curiga dengan Ronzi.
"Apaan sih Bapak ini, soudzon mulu, kalo hak percaya hubungi saja keluarga saya," jawab Ronzi ketus.
"Maaf Pak, minggir dulu dong, akum au beli ice cream," sambung Ronzi lalu pergi meleati Galaxi yang sdang berdiri di depan meja kasir menghalangi jalannya Ronzi yang hendak pergi ke tempat diman ice cream berada.
"Hem, kenapa dia kesini jauh-jauh dari rumahnya hanya beli ice cream, mencurigakan sekali," gerutu Galaxi, lalu Galaxi pun segera pergi dari took itu dan segera menuju mobilnya.
Setelah melakukan perjalanan yang lumyan cukup lama, Galaxi pun akhirnya sudah sampai di rumah Bintang. Seperti biasanya Galaxi pun bersikap tenang dan apa adanya dia di depan calon ibu mertuanya itu.
Tok tok tok…
"Assalamu'alaikum," ujar Galaxi memberikan salam sembari mengetuk pintu itu.
"Wa'alaikimussalm… Eh Galaxi, masuk-masuk!" jawab Bu Asa sembari membukakan pintunya itu untuk Galaxi.
"Ini Tante, saya mau menjenguk Bin tang kembali, kata Bulan hari ini Bintang masih saja mengurung diri di kamarnya, padahal baru saja kemarin saya bertemu dengannya dan terlihat baik-baik saja, jadi sya sangat khaatir dengan keadaannya Bintang," ujar Galaxi dengan sangat sopannya.
"MasyaAllah… beruntung sekali Binang memiliki calon suami seperti kamu Galaxi, sangat perhatian dan juga sangat menyangi Bintang," gumam Bu Asa di dalam hatinya sembari tersenyum manis kearah Galaxi.