"Saya serius Bintang, pernikahan kita tidak bisa di tunda lagi. Jika kamu mau semua ini selesai dengan damai. Terimalah takdir kamu ini untuk menjadi istri saya," ucap Galaxi dengan tenangnya namun sangat serius.
Galaxy tidak mau menunda-nunda lagi pernikahannya, ia hanya ingin janjinya itu pun segera di tetapi dalam menanggung permintaan mendiang Kakeknya.
"Bang, aku tidak cinta apalagi sayang sama kamu. Aku masih anak kecil, aku gadis SMA yang baru menginjak 17 tahun. Umurku juga belum sesuai dengan aturan negara jika menikah secepatnya. Abang kenapa sih ngotot banget!" balas Bintang seraya meremas bantal yang ada di atas pahanya itu.
"Mending Abang sekarang pergi dari kamarku, aku tidak ingin ada hal-hal yang tidak di inginkan dari pikiran adikku, jika dia pulang dan memergoki kita berdua di kamar," sambung bintang.
"Saya ingin bertanya satu hal sama kamu Bintang. Apa alasan terbesar kamu yang sangat membenci saya dan bersikukuh untuk menolak lamaran saya, padahal kamu harus tahu bahwa kedua orang tua kita sudah sangat sepakat dan tidak bisa mengelak lagi dari rencana perjodohan ini," kata Galaxi yang masih penasaran dengan alasan sebenarnya Bintang terus menghindar dari kenyataan yang sudah pasti itu.
Bintang terdiam sejenak, lalu menatap dalam Galaxy.
"Mars! Aku sangat mencintai adik kamu Bang Galaxi, bukan kamu. Inilah alasan terbesar aku untuk terus menghindar dari kamu, Mars adalah kekuatan aku yang masih menyimpan keyakinan bahwa kamu bukanlah jodohku, rasa cinta ini sangat dalam untuk Mars. Sebelum Mars belum memiliki seorang wanita dan siapa wanita yang sebenarnya di cintai Mars, aku tidak akan menyerah dan masih tetap berharap untuk memiliki Mars," gerutu Bintang di hatinya.
"Jawab saya Bintang?" tukas Galaxi.
"Bang Gala tidak perlu tahu alasan saya sebenarnya, sampai kapanpun saya tidak ingin dijodohkan. Saya akan memilih pendamping hidup saya sendiri," tukas Bintang.
lalu tertawa tipis.
"Aku sedang tidak ngelucu ya Bang," tukas Bintang sesaat mendapati Galaxi malah tertawa.
Galaxi pun kembali menatap Bintang, tatapan matanya berbeda dari sebelumnya.
"Sejauh apapun saya berusaha meyakinkan kamu, dan saya terus meyakinkan diri saya bahwa kamu akan jatuh ke pelukan saya bagaimana pun caranya pasti perjodohan ini akan sampai kepelaminan. Ternyata saya salah. Kamu sangat keras kepala, jika sudah begini sepertinya saya harus mundur dan tidak bisa menepati janji saya kepada kakek saya."
"Saya tidak bisa menikahi orang yang tidak mau menghargai perjuangan saya. Bintang, saya juga sama halnya seperti apa yang sudah kamu rasakan, tidak ada rasa suka atau bahkan cinta sekalipun, saya berjuang untuk bisa menikahi kamu hanya tuntutan perjanjian dua keluarga kita, tidak lebih dari itu Bintang," jelas Galaxi tampak serius melupakan unek-unek di hatinya.
Bintang terdiam setelah mendengar semua pernyataan Galaxi, ia tidak mengira pernyataan itu keluar dari mulut Galaxi setelah apa yang ia lakukan selama ini kepada Galaxi demi membuat Galaxi menyerah, dan sepertinya apa yang ia inginkan itu aka segera terwujud hari itu juga.
"Saya akan menyerah, mulai saat ini saya tidak akan memaksa kamu untuk menikah dengan saya dan tidak mau melanjutkan perjodohan ini," sambung Galaxi seraya beranjak dari tempat duduknya dan berdiri tepat di hadapan Bintang.
Bintang menengadah kan pandangannya kearah Galaxi yang berdiri di depannya dengan tatapan berbeda, ada kecewa yang mendalam di sorot mata Galaxi kepada dirinya.
Bintang hanya diam saja, ia tidak memiliki perkataan apapun untuk menjawab semua ucapan Galaxi padanya.
Galaxi pun pergi begitu saja dari hadapan Bintang, dan meninggalkan Bintang yang hanya terdiam mematung di atas kasur.
Tampaknya tidak ada lagi kata yang terucap dari mulut Galaxi untuk di berikan kepada Bintang, Galaxi sudah menyerah untuk menikahi gadis yang di janjikan oleh mendiang Kakeknya itu.
"Maafkan aku Kek!" ucap Galaxi seraya menutup pintu kamar Bintang.
Sedangkan di atas kasur itu, Bintang tampak sedang memikirkan dan mengolah setiap kalimat yang terucap dari Galaxi.
Ya, ia masih tidak menyangka bahwa Galaxi tiba-tiba menyerah begitu saja akan perjodohannya itu.
"Apakah ini mimpi?"
Bintang tampak sedang mencoba mencubit pipinya, pasalnya apa yang diinginkannya benar-benar terwujud.
"Awch!" pekik Bintang merasakan sakit di pipinya setelah ia mencoba mencubitnya.
"Ini tidak mimpi!" teriak Bintang tampak senang bahwa ia sedang tidak bermimpi.
"Akhirnya aku terbebas dari belenggu perjodohan ini!" teriak Bintang sembari meloncat-loncat di atas kasur.
Di depan gerbang tampak Bulan baru saja masuk, akan tetapi langkah Bulan seketika terhenti saat Galaxi memasuki mobilnya dan hendak pergi dari rumahnya itu.
"Bang Galaxi! Astaga... Siang-siang begini dia bertemu Bintang!" tukas Bulan.
Tampak Galaxi melewati Buan begitu saja, tanpa melihat kearahnya, padahal jelas Bulan sedang melihat kearahnya.
"Bang Galaxi cuek banget sih!" gerutu Bulan.
"Ah! Aku jadi pengen cepet-cepet ketemu Bintang, apa yang ia bicarakan dan lakukan saat bersama dengan Bang Galaxi."
Bulan pun melanjutkan langkahnya dan segera pergi menemui kakaknya itu di kamarnya.
"Bintang!" sahut Bulan main masuk aja kedalam kamar Bintang.
"Bulan....!" teriak Bintang sembari memeluk adiknya itu.
"Loh! Kok kamu sesenang gitu Bint! Ada apa? Tumbenan banget! Apa ini gara-gara ada Bang Galaxi yang menjenguk kamu?" tanya Bulan heran.
"Bulan, kamu tahu gak apa yang sudah terjadi padaku hari ini?" tukas Bintang seraya menatap tajam Bulan.
"Nggak, emangnya apa yang sudah terjadi sama kamu Bint?" tanya Bulan heran.
"Bang Gala Bul, Bang Gala!"
"Iya, Bang Gala kenapa?" tanya Bulan semakin penasaran.
"Bang Gala menyerah untuk melanjutkan rencana perjodohanku dengan dia!" ungkap Bintang dengan senangnya.
"Apah! Kamus serius Bint!" balas Bulan tidak percaya dengan perkataan Bintang.
"Iya Bulan. Aku serius, Bang Galaxi akan membatalkan perjodohanku dengannya," jawab Bintang.
"Astaga.. aku tak menyangka akhirnya kamu berhasil juga Bintang, membuat Bang Gala menyerah untuk menikahi kamu," kata Bulan terkejut.
"Iya! Akhirnya aku bisa melanjutkan kehidupan normalku dengan seperti biasanya lagi," jawab Bintang.
"Apa yang sudah terjadi dengan kamu sama Bang Galaxi? Sampai-sampai Bang Galaxi tiba-tiba membatalkan perjodohan dengan kamu secara sepihak?" tanya Bulan masih penasaran dengan apa yang terjadi kepada kakaknya itu bersama dengan Galaxi beberapa menit yang lalu.
"Kamu tidak usah tahu apa yang sudah terjadi denganku sama Bang Galaxi, yang jelas sekarang aku bisa terbebas dari yang namanya perjodohan. Ahh... Senangnya aku," jawab Bintang sembari duduk kembali di atas kasur seraya menerbitkan senyuman lebar.
"Sesenang itukah Bintang. Tapi kenapa raut wajah Bang Galaxi sangat bertolak belakang dengan raut wajah Bintang yang sangat senang ini. Apa sebenarnya yang dilakukan Bintang kepada Bang Galaxi sampai-sampai Bang Galaxi mundur begitu saja, padahal aku selalu yakin bahwa Bang Galaxi tidak semudah itu untuk di kalahkan. Nyatanya saat ini Bang Gala mundur juga," gerutu Bulan di dalam hatinya.