Flasback On….
"Bintang, apakah kamu suka Mars?' tanya Bulan seketika ia ingin mengetahui tentang perasaan Bintang kepada Mars.
"Jujur Bulan, aku memang menyukai Mars. Dan karena itu aku sangat senang sekali karena Bang Galaxi akhirnya menyerah untuk menikahi aku," balas Bintang seraya menatap serius kearah Bulan.
Bulan hanya terdiam saja, ia pernah menanyakan sebelumnya kepada Bintang kalo Bintang kakaknya itu memang tidak menyukai Mars, bahkan ia juga membuat sebuah permisalan jika ia di hadapan kan antara memilih Mars atau Ronzi, kakak nya itu memilih Mars. Tapi mengapa kakaknya itu tidak langsung menolak dan menggantungkan Perasaannya kepada Mars.
Mereka pun hanya terdiam setelah saling mengatakan kejujuran, Bulan yang menyimpan perasaan kepada Mars, tidak mungkin mengungkapkannya hari itu, sedangkan hati Mars itu sudah terisi oleh kakaknya.
Flash back Of…
Ingatan Bintang seketika teralihkan kepada ingatannya bersama bulan satu hari yang lalu, di saat dirinya dan Bulan saling mengungkapkan satu sama lain tentang perasaan keduanya masing-masing. Masalah yang mungkin sebelumnya tidak pernah mereka bahas di kehidupan mereka sebagai saudara kembar
Ingatan itu datang kembali saat dirinya baru saja pulang dari acara pestival di taman depan sekolahnya.
Di dalam mobil, Bintang yang sedang memikirkan perasaannya, ia tidak bisa berhenti memikirkan apa yang akan terjadi jika Bulan membahas kejadiannya ketika sudah di rumah lagi. Ia yang tiba-tiba pingsan di karenakan syoknya saat malam itu, membuatnya mual dan pusing sehingga ia tiba-tiba pingsan.
"Jangan so kuat, kamu bisa curhat denganku jika kamu mau!" tukas Ronzi.
Seperti biasa Ronz, selalu so jadi pahlawannya Bintang, ia selalu menenangkan dan meminta Bintang untuk selalu membagikan bebannya pada dia. Bintang hanya bisa tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa.
"Aku nggak nyangka Mars mengungkapkan perasaannya itu di depan semua orang," Celetuk Aster yang sedang duduk di belakang mobil.
"Iya nih, tapi Sooooo sweeeeeat banget," Sela Rey yang masih belom move on dari perkataan Mars yang membuat semua wanita luluh tak berdaya.
"Dan aku nggak menyangka juga bahwa yang di sukai Mars adalah kamu Bintang, ku kira sebelumnya adalah Bulan, karena beberapa hari ini Bulan tampak selalu bersama Mars, dan aku juga sempat nanya kalo Bulan kerap beberapa kali berkunjung ke rumah Mars," Sambung Aster.
"Namanya juga perasaan Aster,nggak bisa di tebak. Selamat yah Bintang, kamu menang di antara wanita-wanita di seluruh sekolah kita, kamu yang bisa menempati hati dinginnya Mars itu," ujar Aster sedang makan snack sendirian tanpa menawari teman-teman satu mobil nya.
Ya, Bintang tidak percaya. Setelah pengakuannya kepada Bulan tentang perasaannya itu. Ia harus menerima kenyataan tentang sebuah peristia di malam hari bersama dengan Mars. Ia tidak menyangka ketika Mars tiba-tiba menembaknya. Padahal Bintang baru saja putus ikatan perjodohan dengan Galaxi.
Bintang masih bingung, apa maksud dari semua perkataan Mars, pegakuan Mars yang tiba-tiba itu sangat membuatnya syok.
"Apa sebenarnya maksud dari perkataan Mars, apa tujuannya itu? Sungguh aku tidak bisa mengira itu semua?" batin Bintang terus menggerutu di kala ia mendapati keadaan yang sangat membingungkan pikirannya.
Lagi-lagi Bintang hanya terdiam dengan celotehan teman-temannya yang terus bergumam di hbelakangnya. Ia takut salah ketika ia berbicara, maka ia memilih diam dalam ketidak berdayaan.
Flasback On…
Di acara pestival kembang api di depan taman sekolahnya itu, Mars tiba-tiba berdiri di tengah-tengah kerumunan banyak orang. Tidak sedikit para anak sekolahan di sekolahnya itu hadir di acara pestival yang hanya di adakan satu tahun sekali.
Bintang dan Bulan yang sedang asik bersama teman-temannya itu seketika teralihkan pandangannya kepada Mars yang sudah memegangi mic di tangannya.
"Kak Mars mau ngapain tuh? Kok tiba-tiba dia berdiri di tengah lapangan?" ujar Aster bertanya-tanya.
"Dia lagi mau promosi kali, kok sampe berdiri di tengah kerumunuan banyak orang," tukas Ronzi yang berdiri di samping Bintang.
"Emang ya, orang ganteng mah mau ngapain juga bebas, gak ada insecure insecuran, gak kaya kita yah Asteer?" tukas Rey seraya menyikut tangan kanan Aster.
"Diam kamu Rey, aku sangat penasaran dengan Kak Mars. Tiba-tiba sekali dia ada di sana," ujar Aster tengah terfokus.
"Bintang, lihatlah di ujung sana ada Bang Galaxi?" bisik Bulan sesaat mendapati Galaxi juga tengah berdiri kerumunan orang.
"Ngapain Bang Galaxi ada di sini?" batin Bintang bertanya-tanya seraya melihat kearah Galaxi yang tengah berdiri di ujung sana seraya melihat kearahnya.
"Bintang, kamuy akin tidak ingin menemui Bang Galaxia tau mau menyapanya?" tanya Bulan.
"Bulan. Untuk apa aku menyapanya. Bang Galaxi Sekarang ini bukan siapa-siapanya aku lagi. Bang Galaxi hanya sekedar guru pembimbingku, bahkan tugasnya yang sudah menjadi guru pembimbingku itu usdah hampir selesai, pertemuanku bersama dengannya membahas kaya tulis akan segera berakhir," balas Bintang seraya memasang raut wajah yang datar, menatap Galaxi yang sedang melihat kearahnya itu.
"Kamu sebenarnya benci atau punya balas dendam sih Bintang? Kenapa kamu menatap Bang Galaxi sampai segitunya?" tanya Bulan.
Tok tok tok!
Seketika mic itu berbunyi, Mars seperti sedang bersiap-siap untuk mengatak sesuatu kepada semua orang yang berada di acara itu.
"Mohon dengarkan semuanya, teruntuk mala mini saya ingin mengatakan sesuatu hal yang penting kepada seorang gadis yang sangat saya cintai."
"Gadis itu ada di tengah-tengah kita," ujar Mars seraya melihat kearah Bintang.
"Mars! Mars akan mengungkapkan gadis yang selama ini ia cintai! Oh my god! Aku tidak poercaya Mars akan melakukannya mala mini," tukas Aster yang sangat terkejut. Bukan hanya Aster saja, semua gadis yang ada di tempat itu juga berteriak dan bergumam satu sama lain tentang kabar Mars yang hendak mengungkapkan perasaannya malam itu juga kepada seorang gadis yang sangat beruntung.
"Bintang, saya sudah lama memendam perasaan ini kepada kamu. Maukah kamu menerima cinta say aini?" ujar Mars dengan perkataannya yang singkat dan jelas. Namun membuat semua orang terkejut termasuk Bulan.
Bintang pun terkejut dan tiba-tiba saja nafasnya sesak, hingga seketika ia pun pingsan dalam pelukan Ronzi. Semua orang yang ada di tempat itu terkejut dengan Bintang yang tiba-tiba tidak sadarkan diri, sehingga dengan sigapnya Ronzi membaa Bintang ke klinik terdekat.
Flash Back Of….
"Bulan pasti sangat marah kepadaku, jelas malam ini ia tidak menungguku di rumah sakit," batin Bintang.
Sesampainya di rumah Bu Asa sudah menunggu di depan pintu, ia cukup khawatir mendengar salah satu putrinya itu pingsan. Teman-temannya termasuk Ronzi langsung pulang dan berpamitan setelah mengantarkan Bulan ke rumah.
Semuanya terasa hambar bagi Bintang, hatinya beku ketika di paksa untuk mengalah oleh batinnya sendiri, pikirannya semerawut di paksa untuk menerima kenyataan yang membingungkan. Bintang tidak mungkin harus bertengkar mengenai masalah cowok yang sama-sama keduanya sukai. Akan tetapi apakah mungkin Bulan akan memiliki pemikiran yang sama dengan dirinya. Itu masih menjadi sebuah pertanyaan besar di benak Bintang.