Chereads / Jangan Membenci Jodoh / Chapter 27 - Perdebatan Saudara Kembar

Chapter 27 - Perdebatan Saudara Kembar

Pagi hari yang cerah, hari minggu memang merupakan waktu yang di tunggu-tunggu oleh kebanyakan siswa termasuk Bulan dan Bintang.

Di balik pintu kamarnya, Bintang tampak sedang mengintip kearah Bulan yang sedang duduk di sofa tengah menonton drama korea.

"Sepertinya Bulan sudah bangun, tumben sepagi ini Bula sudah ngedrakor. Apa yang harus aku katakana kepada Bulan?" batin Bintang bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Nampaknya Bintang merasakan keraguan di hatinya untuk bertemu dengan Bulan setelah kejadian semalam di acara pestival kembang api.

Seketika Bintang teringat dengan ice cream yang di belikan oleh Galaxi, dua buah ice cream yang belum di makannya. "Baiklah, aku harus memberanikan diri untuk berbicara kepada Bulan, aku adalah seorang Kakak gak boleh jadi pengecut. Semoga saja ice cream yang di berikan Bang Galaxi beberapa hari yang lalu belum ada yang makan," gumam Bintang di dalam hatinya.

Bintang keluar dari kamarnya, lalu pergi kedapur untuk mengambil ice cream yang sudah ia taruh di lemari es. "Alhamdulillah, akhirnya ice cream ini masih ada," gumam Bintang.

"Bismillah, aku pasti bisa berdamai kembali denan Bulan!" gumam Bintang di dalam hatinya oenuh yakin.

"Ekhem! Kamu mau ice cream gak Bul? Aku punya ice cream looh," tukas Bintang seraya canggung di depan Bulan.

"Itu ice cream tiga hari yang lalu yah?" jawab Bulan tampak pandangannya tetap terfokus kepada layar televisi.

"Iya hehe… lagian tidak ada yang makan. Kamu mau?" tanya Bintang sekali lagi yang masih berdiri di samping Bulan yang tengah terfokus dengan drama korea yang di tontonnya itu.

Bulan tampakna tidak menghiraukan pertanyaan kakaknya itu, ia malah duduk terfokus melihat drama korea.

"Bulan, kamu mau nggak ice creamnya?" tanya Bintang kembali.

Namun, lagi-lagi Bulan tidak menjawab pertanyaan Bintang, dan masih tetap focus kepada layar televisi dan mengacuhkan Bintang yang sedang berdiri di sampingnya seraya menyodorkan satu buah ice crea.

"Bulan, kamu denger gak sih? Aku kan lagi nawarin kamu ice cream!" ujar Bintang yang akhirnya merasa kesal sudah di acuhkan oleh Bulan, dan ia tidak bisa menahan kesabarannya lagi.

"Iya Bintang, taruh saja kembali ke lemari es, nanti aku makan," jawab Bulan dengan santainya.

"Kamu kenapa sih Bulan, tiba-tiba bersikap acuh kepadaku dan bersikap seolah-olah menghindar. Kamu terlihat seperti orang marah! Aku salah apa Bulan?" tanya Bintang ketus.

"Aku tidak seperti yang kamu kira Bintang, aku sedang serius lihat flm, kok kmau jadi marah-marah begitu. Iya- iya maafkan aku karena sudah mengacuhkan kamu, mana ice creamnya biar aku makan sekarang!" balas Bulan seraya menyodorkan tangan kanannya unttuk meminta Bintang memberikan ice cream yang di bawanya beberapa menit yang lalu.

"Jangan mengalihkan pembicaraan Bulan, sekarang aku mau tanya sama kamu dengan serius, apa ini semua tentang Kak Mars? Kamu marah sama aku karena Kak Mars tiba-tiba mengungkapkan perasaannya padaku?" tanya Bintang seraya serius menatap kearah Bulan dengan duduk tepat di samping Bulan.

"Hem, apa maksud kamu ini Bintang. Aku gak ngerti dengan ucapanmu itu," balas Bulan lalu ia mengambil paksa ice cream yang ada di tangan Bintang. Bulan pun menikmai ice cream itu.

"Cukup Bulan, kamu jangan mengalihkan pembicaraanku. Jawab pertanyaanku ini," tukas Bintang.

"Sungguh Bintang, kamu ini kenapa sih jadi sensitif seperti itu. Sudahlah masalah kemarin jangan di bahas," balas Bulan.

"Lalu jika kamu tidak mau aku bahas masalah semalam, kenapa kamu pergi duluan pualng ke rumah, bahkan kata Aster kamu terlihat menangis dan pergi pulang bersama Bang Galaxi semalam. Aku semalam pingsan loh sampai di bawa ke rumah sakit. Tapi kamu malah tidak ada," jelas Bintang.

"Kamu marah sama aku karena Kak Mars suka sama aku kan Bul?" sambung Bintang.

Bulan pun terdiam sejenak, lalu ia menyimpan ice cream yang ia makan di atas meja. Ia menghela nafas panjang sejenak lalu melihat kearah Bintang.

"Iya, aku memang sebelumnya sudah katakana sama kamu kan Bintang tentang perasaanku kepada Kak Mars. Selama ini aku kira kak Mars menyukai ku,karena sikap perhatiannya yang sering ia berikan padaku, awalnya aku tidak menyukainya tapi ia selalu bersikap baik padaku yang membuatku merubah pandangan terhadapnya."

"Kamu puas Bintang karena sudah tahu kenapa aku memilih diam untuk saat ini dan memilih pergi dari kamu semalam. Jadi sudah cukup bagi aku untuk tidak berbicara apapun lagi kepada kamu," jelas Bulan dengan sorotan kedua matanya yang terlihat bergetar.

"Kamu marah padaku Bulan? Aku juga tidak tahu kenapa Kak Mars tiba-tiba mengungkapkan perasaannya padaku, aku sendiri pun bingung Bulan. Apalagi di tempat itu ada Bang Galaxi. Apa maksud dari perbuatan Mars itu, aku juga gak tahu," balas Bintang.

"Awalnya aku senang karena kamu sudah tidak terikat jodoh lagi dengan Bang Gala, karena aku bisa memiliki peluang untuk menjadi seseorang yang berharga di hidup Mars. Tapi aku salah menduganya, kebahagiaan itu justru datang kembali berpihak kepada kamu Bintang. Jika sebelumnya aku akan tahu akhirya begini, mungkin aku akan berusaha menghalangi kamu untuk memutuskan perjodohan kamu itu dengan Bang Gala. Sekarang aku sangat menyesalinya," ungkap Bulan dengan penyesalan yang ada di hatinya itu.

"Bahkan aku sempat berfikir tentang kamu yang sangat beruntung Bulan, kamu di sukai dan di perjuangkan oleh Bang Galaxi yang sangat tampan dan mapan, sedangkan Mars pun malah ikut-ikutan mencurahkan hatinya kepada kamu. Aku sebagai saudara kamu sangat iri melihat kamu yang di cintai oleh mereka berdua, bahkan Kak Ronzi pun sampai Rey, sangat sukakamu dan selalu berusaha mendapatkan kamu-"

"Tunggu-tunggu…," sela Bintang.

"Apa maksud kamu Bulan, apa yang kamu tahu tentang Bang Galaxi? Oke oke. Jujur aku tahu kalo Kak Ronzi maupun Rey menyukai aku, tapi untuk Bang Galaxi itu tidak mungkin jelas Bang Galaxi mengatakan kepadaku kalo dia juga terpaksa untuk menikahi aku, kalo bukan karena rencan pejodohan ini. Bang Gala tidak akan mau memintaku untuk menikah dengannya."

"Kamu mungkin tahunya seperti itu Bintang. Tapi kau tahu tentang perasaan Bang Galaxi. Saat ini aku sangat tidak percaya kalo kamu sangat menginginka Mars, tapi kenapa harus Mars, Bintang! Kenapa di hati kamu malah ada Mars? Bukan Bang Gala, Kak Ronzi maupun Rey!" sambung Bulan yang akhirnya meluapkan emosinya kepada Bintang.

Bintang yang mendengar pernyataan Bulan itu tidak bisa menjawabnya lagi atau melanjutkan pembicaraan yang semakin memanas iti. Apalagi ia mendengar bahwa Galaxi memang sudah menyukaina. Bintang yang sudah tidak bisa berkata-kata lagi pun memilih untuk mengakhiri perdebatan itu dan pergi dari hadapan Bulan.

Bulan yang melihat kakaknya itu pergi pun hanya berdiri dalam tangisannya, tanpa terfikir olehnya sendiri ia telah mengeluarkan kata-kata yang seharusnya tidak ia ucapkan kepada kakaknya, ia pun langsung pergi ke kama nya dan melanjutkan tangisan serta menahan rasa sakit hatinya yang sudah tidak terbendung lagi.

Perdebatan yang sudah menuai konflik itu adalah pertama kalinya mereka bertengkar hebat, biasanya mereka hanya berkelahi mengenai masalah yang spele dan tidak terlalu membawa-bawa perasaan. Tapi dalam perdebatan kali ini merupakan pertama kalinya mereka berdebat dengan hebat, hanya karena masalah laki-laki.