Pagi hari yang cerah di sekolahan, tampak Bintang sedang sibuk dengan buku karya tulisnya yang ia baca sembari menyeruput munuman boba. Bintang duduk dengan tenang di taman sekolah sebari menunggu bel masuk.
"Bint!" sahut Aster seketika menghancurkan ketenangan Bintang yang sedang focus dengan tulisannya, lalu Bintang pun melihat dengan kesal kearah Aster.
"Astagfriullah Aster…. kamu bisa nggak jangan kagetin aku mulu, udah kaya Si Bulan saja tahu. Kamu sama si Bulan sebelas dua belas yah, sama ajah!" tukas Bintang ketus.
"Hehe… maaf nih Bint, tapi aku kesini mau nanya sama kamu, rekomendasi baju yang cocok buat pergi ke pesta ulang tahun nanti malam," ujar Aster sembari memberikan foto-foto baju gaun kepada Bintang.
"Ulang tahun?" tanya Bintang.
"Ya, ulang tahun Kak Mars! Kamu nggak tahu Bint?" tanya Aster heran.
"Nggak! Justru aku baru dengar dari kamu Aster," jab Bintang sontak terkejut dengan kabar bahwa Mars akan mengadakan pesta ulang tahun.
"Loh, aneh banget sih! Semalam Kak Mars nyebar undangan via grup, whatsp dan frayer undangan terbuka untuk umum sisa di sekolahan kita," jelas Aster.
"Jadi, semalam Bulan habis bantuin Kak Mars untuk mempersiapkan acara pesta ulang tahunnya," batin Bintang.
"Bint! Mana baju buat aku yang cocok ih!" tukas Aster kembali terkekekh untuk meminta pendapat kepada Bintang.
"Ini!" tunjuk Bintang dengan tatapan kosong dan asala menunjuk gambar saja.
"Okey deh terimakasih yah, aku pergi dulu dah….," balas Aster senang. Namun, Bintang namun seketika terdiam dalam lamunannya, seketika hatinya dipatahkan kembali dengan kedektan adiknya itu dengan laki-laki yang ia sukai.
Kabar ulang tahun Mars tersebar di seluruh telinga para siswa, termasuk Bintang. Mars yang merupakan anak paling tampan itu, menjadi semua sisa antusias untuk datang ke pesta ulang tahunnya.
"Ekhem! Nanti malam aku jemput ya. Emm… kita barengan ke rumah si Mars!" sahut Ronzi seketika datang kehadapan Bintang yang sedang melamun.
"Kak Ronzi!" sahut Bintang tak percaya baha Ronzi tiba-tiba datang kembali kepadanya.
"Kak Ronzi sudah nggak mar-"
"Sudah jangan bahas yang semalam, pokokknya nanti malam kamu pergi sama aku," sela Ronzi.
"Emmm syukurlah kalo begitu, aku senang dengarnya."
"Dan spertinya aku nggak bisa satu motor dengan Kak Ronzi. Ya…. Kakak kan tahu kalo aku kan punya ekor!"
"Ekor?!"
"Ya, si Bulan lah Kak, siapa lagi kalo bukan dia,"sambung Bintang.
"Yah siapa juga yang ngajak kamu satu motor! Saya bawa gerobak mewah lah," balas Ronzi.
"Mobil maksudnya?".
"Ya kali Bintang, aku bawa gerobak ke acara party, mau taro di mana muka sultan aku ini," jab Ronzi sembari mengusap rambut Bintang.
"Jangan pegang-pegang rambut aku Kak, jadi lecek kan!" balas Bintang kesal sembari merapihkan rambutnya yang di usap oleh Ronzi.
"Yasudah sekarang kamu cepat masuk kekelas, bel akan berbunyi sebentar lagi. Dan aku pun mau masuk sekarang," ujar Ronzi.
"Iya iya…," jawab Bintang sembari merapihkan bukunya lalu pergi dengan ajah ketus.
Ronzi pun menatap Bintang dengan raut ajah senyum tipis, lalu ia pergi kembali kekelasnya.
***
Malam puncak party pun telah tiba. Bintang yang masih bingung dengan hadiah apa yang akan ia beri untuk kakak kelas nya, bahkan ia ragu untuk memberikan hadiah kepada Mars. Ia melihat bahwa Mars sangat banyak mempunyai penggemar. Bahkan ia berfikir apakah mungkin hadiah nya itu akan Mars terima? Ia yang sedikit insecure itu mencoba untuk meminta saran kepada Bulan, akan tetapi ia cukup malu kepada Bulan karena Bulan terlehiat dekat dengan Mars dan juga menyukai Mars.
Jalan pikiran Bintang pun buntu, hingga ia teringat salah satu kata yang membuatnya mendapat setitik pencerahan.
"Jangan so kuat ! Kalo kamu ada apa-apa jangan ragu untuk panggil aku, dan aku akan selalu ada kapan pun kamu butuh," terbayangnya perkataan itu serta wajah Ronzi yang menyelinap masuk di pikirannya membuatnya segera menghubungi Ronzi.
"Hallo kak Ronz, mmm… a-aku mau minta bantuan!" Sahutnya kepada Ronzi gugup.
"Boleh, bantuan apa Bintang," jawab Ronzi dalam sambungan teleponn.
"Jadi gini kak, aku bingung nih maslah hadiah ulang tahun buat Kak Mars. Emm… boleh kasih sarannya Kak buat aku, hadiah yang bagus tapi ada manfaatnya," ujar Bintang.
"Baiklah Bintang. Kamu meminta saran kepada orang yang tepat," jawab Ronzi yang seakan sudah mempunyai jawaban dari pertanyaan yang baru saja di lontarkan oleh Bintang padanya.
"SELEMPAK BERARNA MERAH!" tegasnya memberikan saran kepada Bintang/
"Ohok ohok!" Bintan pun terkejut dengan saran yang di berikan oleh Ronzi dan suara batuknya terdengar Ronzi sehingga Ronzi merasa kebisingan dan mengorek-ngorek telinganya.
"Kalo ngasih saran yang benar dong kak!" tukas Bintang kesal.
Tut!
Bintang pun seketika mematikan teleponnya secara sepihak, seakan tidak mau melanjutkan kembali obrolannya dengan Ronzi.
"Itu cowok nyebelinnya minta ampundeh! Nggak bisa di ajak serius."
Tanpa sadar Bintang pu malah membayangkan Mars menggunakan selempak merah itu seperti tokoh super men dengan selempak merahnya yang khas.
"Astagfirullah! Apa-apaan isi otak ini, kotor banget! Sialan, aku malah membayangkan Kak Mars yang enggak-enggak. Dan ini gara-gara kak Ronzi ngasih saran yang aneh!" gumam Bintang yang masih kesal dengan Ronzi.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, tapi seisi rumah itu sangatlah ribut. Terlihat Bulan yang sedang sibuk dandan dengan memasang jepit rambut di poninya, sedangkan Bintang masih sibuk membungkus hadiah yang seadanya saja.
Dari arah gerbang rumah terlihat Ronzi sudah sampai dan menunggu dengan mobil sedan merahnya. Lalu setelan jaket kulit hitam mengkilat membaluti tubuhnya sehingga dada bidangnya yang kekar itu tertutup rapih oleh setelan jaketnya, mata yang ditutupi kaca mata hitam menambah pesona seorang anak kaya raya.
"Cewek memang ribet yah, jam segini belum selesai dandan!" gumam Ronzi sembari melihat jam tangan.
"Kak, ayo berangkat udah kemaleman nih!" sahut Bintang langsung membuka pintu mobil itu.
"Bulan! Cepetan ayook!" terak Bintang yang sudah masuk mobil duluan.
Bulan yang sedang memakai high heels itu pun segera menyusul kakaknya dan masuk segera kedalam mobil.
Sedangkan Ronzi masih berdiri di depan pintu mobil. Entah ia kesambet apaan tiba-tiba saja bengong.
Pukh!
Timpugan botol minuman bekas itu mengenai lengan Rpnzi. Bintang yang tidak sabaran itu pun melempar Ronzil yang masih bengong entah kenapa.
"Kak Ronzi… ayook cepetan," tukas Bintang.
"Kak Ronzi kenapa sih Bint! Dia kayak kesambet jin tomang saja!" bisik Bulan yang sedang duduk di samping Bintang
"Sial! Gara-gara ni dua cewek kembar ini. Hingga aku jadi gagal focus begini," umpat Ronzi di dalam hati, lalu Ronzi pun segera masuk kedalam mobil.