Chereads / Kemurnian Cinta Hyuna / Chapter 9 - Honey Moon ke Pulau Dewata

Chapter 9 - Honey Moon ke Pulau Dewata

Sempurnanya pernikahan bukan karena pasangan yang sempurna namun yang menyempurnakan keduanya.

Satu minggu kemudian Bagas, Hyuna dan Diandra berangkat ke Bandara Soekarno Hatta, mereka akan berlibur ke Pulau Dewata Bali.

Hyuna awalnya duduk di sampingnya Bagas, tetapi langsung disuruh pindah ke kursi bagian belakang oleh Diandra. Hyuna tipikal orang yang tidak banyak protes dan komen langsung berdiri dan berjalan ke arah kursi bagian belakang.

Tapi, di saat Hyuna berjalan tanpa sengaja ia menyenggol lengan seseorang, sehingga membuat hp orang tersebut terjatuh ke lantai pesawat.

Hyuna pun meminta maaf kepada orang tersebut sedangkan orang tersebut hanya melirik sekilas ke arah Hyuna.

"Maafkan saya Pak, saya tidak sengaja, sumpah saya tidak sengaja melakukannya," ucap Hyuna sambil menaikkan dua jarinya.

Hyuna yang tampak ketakutan melihat wajah sangar pria itu, Hyuna kembali meminta maaf sambil memungut hp yang teronggok di lantai

"Maaf Pak, sumpah saya tidak sengaja melakukannya, saya tadi terburu-buru sehingga menyenggol lengan bapak," ucap Hyuna lagi.

Hyuna diam-diam memperhatikan wajah pria tersebut,"kalau diperhatikan sih wajahnya lumayan yang cakep, tapi sayang wajahnya sangat sangar dan senyumnya mahal sekali."

" Cewek aneh," menatap tajam ke arah Hyuna.

Hyuna yang kurang hati-hati dan terlalu ceroboh secara tidak sengaja kembali membuat ulah lagi. Kepala mereka berbenturan karena secara bersamaan menundukkan kepala mereka yang ingin meraih hp yang terjatuh itu sehingga kepalanya berbenturan cukup keras. Hyuna mengelus dahinya yang berbenturan dengan dahi pria itu sambil mengeluh kesakitan.

"Auh sakit," ucap Hyuna yang mengeluh kesakitan sambil mengelus keningnya.

" Kamu ceroboh amat, jadi cewek itu yang kalem sedikit, sedari tadi selalu merepotkan saja," ucap pria tersebut.

Pria tersebut tidak menyadari jika dirinya baru kali ini mengucapkan kata-kata yang lumayan panjang.

Hyuna hanya menundukkan kembali kepalanya dan menyadari sikapnya.

"Maaf," kata maaf itu yang mampu Hyuna ucapkan, lagian Hyuna tidak enak hati karena selalu dirinya ditegur dan berbuat ulah.

Diandra tersenyum mendengar perdebatan kecil yang dilakukan oleh Hyuna dengan salah satu penumpang.

Pramugari menghampiri penumpang dan menginformasikan jika pesawat beberapa menit lagi akan segera tinggal landas terbang menuju Bali. Pria tersebut yang sedang memeriksa kondisi hpnya setelah terjatuh tanpa sengaja menekan tombol power untuk mengaktifkan kameranya sehingga tanpa dia sadari memotret wajah Hyuna. Pria itu berulang kali mengecek hpnya, kira-kira apa ada yang rusak atau tidak.

Pesawat sudah bersiap akan terbang pria tersebut menon aktifkan hpnya tanpa memeriksa atau menghapus foto yang tidak sengaja dia ambil. Hyuna mengistirahatkan tubuhnya dan memejamkan matanya.

"Tidur dulu, nanti sampai di sana baru bangun," ucap Hyuna sedari tadi menguap.

Pria yang ada di dekatnya hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Hyuna.

"Alika tunggu aku, hari ini aku akan melamar kamu jadi istriku," ucapnya sambil mengambil kotak buludru warna biru tua yang ada di dalam saku celananya.

Beberapa jam kemudian, pesawat berhasil mendarat dengan selamat di Bandara Ngurah Rai, Bali.

"Alhamdulillah, sampai juga," ucap Hyuna sambil merentangkan kedua tangannya.

Tangannya yang cukup panjang itu mampu menjangkau wajah pria yang ada di dekatnya. Hyuna melupakan jika dirinya berada di dalam pesawat bukan di rumahnya.

Mereka bertiga masuk ke dalam mobil, saat membuka pintu mobil bagian belakang Hyuna ingin masuk ke dalam mobil itu dan baru saja ingin menginjakkan kakinya di atas mobil Hyuna langsung ditarik tangannya oleh Diandra.

"Hey!! tempat duduk Kamu itu ada di depan bukan di belakang, Kamu itu disini hanya sebagai pembantu tidak lebih dari itu," teriak Diandra yang menarik keras tangannya Hyuna.

Tarikan itu membuat tubuh Hyuna sedikit terlempar ke arah belakang. Untung saja Hyuna bukan perempuan yang lemah sehingga tubuhnya tidak mendarat di atas aspal panas.

"Kamu jangan pernah lupakan posisi Kamu, saya yang berhak duduk dan belakang mendampingi Mas Bagas, bukan Kamu ingat itu baik-baik," ucap Diandra lagi yang tetap tersenyum licik ke arah Hyuna.

Hyuna yang menurut perkataan Diandra tanpa ada perlawanan sedikitpun membuat Diandra semakin merasa menang dan di atas angin.

Hyuna bukannya bodoh atau idak tahu ataupun tidak mampu membalas semua perlakuan dari Diandra, tapi Hyuna hanya mencari jalan yang terbaik saja yaitu diam dan sabar.

Menurut Hyuna membela diri dan melawan pun tidak ada gunanya, ujung-ujungnya pasti Hyuna yang disalahkan bahkan akan mendapat cacian dan hinaan dari suaminya sendiri.

Diandra tidak henti-hentinya tersenyum licik melihat kekalahan Hyuna.

" Rasain loh, makanya jadi orang jangan terlalu pede dan bangga jadi istri sahnya Mas Bagas, kenapa sih juga Kamu nggak mau bercerai dengan Mas Bagas, kalau kamu bercerai kan urusannya tidak seperti ini.". tatapan Diandra yang mengintimidasi Hyuna.

Hyuna hanya membalasnya dengan senyuman.

"Aku tidak boleh kelihatan lemah dan tidak berdaya di hadapan mereka, walaupun tanpa melawan mereka."

Mobil yang mereka pakai sudah terparkir dengan rapi di depan lobby Hotel yang mereka pesan sebelumnya. Bagas dan Diandra berjalan bergandengan tangan dengan mesranya, dan berjalan terlebih dahulu sedangkan Hyuna mengikuti di belakangnya dengan menentang tiga buah koper milik Bagas dan Diandra.

Walaupun Hyuna mengalami kesulitan dan kesusahan dalam membawa barang-barang mereka, tapi sedikit pun tidak mengucapkan kata mengeluh dan di wajahnya selalu memperlihatkan senyuman manisnya. Hal tersebut membuat Diandra semakin jengkel dan marah karena lagi-lagi usahanya untuk membuat Hyuna marah mengalami kegagalan.

Resepsionis hotel sempat heran setelah melihat ketiganya karena nama yang tertera di daftar tamu yang dipesan oleh Pak handoko Ayah mertuanya adalah Hyuna dan Bagas, sedangkan Diandra yang akhirnya akan menempati kamar yang dipesan atas nama Hyuna tersebut.

Resepsionis hotel berkata," maaf nama pasangan yang tertera di daftar Tamu Kami yang akan berbulan madu adalah yang telah membukim satu minggu yang lalu adalah atas nama Nyonya Hyuna dan Tuan Bagas, bukan ibu Diandra," terangnya.

" Maaf Mbak, ada sedikit kesalahan dan kekeliruan saat Kami memesan satu minggu yang lalu, dan Kami tidak sempat untuk mengkenselnya," kilah Bagas yang kembali berbohong hanya untuk membahagiakan Diandra saja.

Hyuna kembali terdiam dan tidak banyak protes mendengar penuturan dari Resepsionis tersebut.

Hyuna pun mengalah demi kebaikan mereka bersama dan terpaksa memesan kamar Hotel lainnya, karena kamar hotel yang terbilang murah yang seperti dipesan oleh pak Handoko untuknya bersama Bagas semuanya sudah full terisi penuh dengan tamu, terpaksa Hyuna menyewa kamar yang cukup terbilang mahal. Untungnya saja Hyuna memiliki tabungan yang cukup untuk menyewa sebuah kamar hotel yang mewah, jadi dia tidak perlu repot-repot lagi untuk mencari kamar Hotel lainnya yang lebih murah.

"Kalau Kamu ingin menginap di Hotel ini Kamu harus membayar sendiri," sarkas Bagas dengan teganya mengatakan hal tersebut.

"Benar sekali yang dikatakan oleh Mas Bagas, kalau Kamu harus nyewa kamar Hotel pakai uang Kamu sendiri, Aku yakin Kamu pasti punya banyak tabungan," timpal Diandra yang tangannya selalu melingkar di lengan Bagas.

Bagas tidak ingin mengeluarkan sedikit pun uangnya untuk membantu Hyuna menyewa kamar Hyuna. Hyuna menentang kopernya ke arah lift sendiri saja sedangkan Bagas dan Hyuna berjalan bergandengan tangan dengan penuh kemesraan layaknya sepasang pengantin baru yang akan menjalani bulan madunya.

Diandra sengaja mengumbar segala keromantisannya di depan umum. Diandra memperlihatkan kepada Hyuna bahwa hanya dialah yang berhak mendampingi dan menemani Bagas berbulan madu ke Bali.

Kamar hotel yang disewa oleh Hyuna berada di lantai 10, sedangkan Kamar Diandra dan Bagas berada di lantai lima. Walaupun Hyuna merogoh kocek yang lumayan banyak, tapi Hyuna senang karena bisa terpisah dan terhindar untuk menjadi penonton live dari kemesraan mereka.

"Kalau seperti ini terus kemungkinan besarnya harapan dari ayah dan ibu tidak akan terkabul, karena mas Bagas sedikit pun tidak pernah peduli kepadaku apalagi ingin menyentuh ku," ucapnya sambil memandangi bangunan yang berjejeran yang ada di sekitar Hotel yang dia huni.

Dinding Lift itu terbuat dari kaca tebal yang transparan membuat pengguna Lift bisa menikmati indahnya pemandangan Kota Bali.

Bersambung..

Bagi yang mampir baca jangan lupa untuk tiggalkan jejaknya berupa like, saran dan masukannya Kakak Readers 🙏

by Kasma Sayang

Takalar, Sulawesi Selatan, Selasa, 07 Juni 2022