Sekitar jam 11.00 malam Hyuna sampai di Hotelnya. Hyunana baru menginjakkan kakinya di depan Loby Hotel, tanpa sengaja melihat seseorang terjatuh ke atas aspal Pintu mobilnya yang terbuka sedangkan tubuhnya hanya sebagian yang sudah mencium tanah.
Hyuna bergegas berlari untuk menolongnya dan ternyata orang itu terjatuh karena dalam kondisi mabuk berat. Hyuna pun tergerak hatinya untuk menolongnya dan tanpa sengaja orang itu memuntahkan seluruh isi perutnya ke atas pakaian yang dipakai oleh Hyuna.
Hyuna pun meminta tolong kepada pegawai Hotel tersebut yang kebetulan berjalan melewati Hyuna dan segera membawa Arjuna Alexander Lewis Lee kedalam kamarnya. Setelah mereka bertanya kepada resepsionis nomor kamar orang tersebut.
Setelah dirasa pria tersebut sudah tenang di atas ranjang nya Hyuna dan kedua pegawai Hotel tersebut memutuskan untuk meninggalkan pria tersebut di dalam kamarnya.
Hyuna kembali kedalam kamarnya dan ia membersihkan seluruh tubuhnya yang tidak sengaja terkena muntahan pria tersebut. Hyuna bergegas ke dalam kamar mandi karena sedari tadi terlalu sibuk mengurus kondisi Arjuna, sehingga melupakan sholatnya yang sudah terlambat.
Hyuna mengguyur seluruh tubuhnya dengan air hangat yang membasahi tubuhnya di sekitar lehernya tanpa sengaja melihat lehernya yang tidak memakai kalung lagi.
Leher jenjangnya yang sudah telanjang yang tidak memakai kalung yang selalu dia pakai dari sejak kecil. Kalung itu selalu bersamanya bahkan tidak pernah dia lepaskan sekalipun dari lehernya. Kalung itu adalah pemberian kedua orang tuanya sebagai tanda lahirnya.
"Ya Allah kalung aku di mana yah? perasaan tadi masih aku pakai, apa mungkin jatuh saat aku berada di pantai! aku harus segera mencari kalung ku," Hyuna segera mempercepat mandinya.
Hyuna mencari di sekitar kamarnya terlebih dahulu. Hyuna pun mencari kalungnya di seluruh ruangan kamar Hotelnya, tapi sudah hampir satu jam dia mencarinya di dalam kamarnya, tetapi keberadaan kalung itu tidak ditemukan.
Hyuna duduk di tepi ranjangnya dan berpikir keras untuk mengingat kira-kira kalungnya itu terjatuh di mana.
"Apa mungkin kalungku terjatuh di pantai? aku harus segera mencarinya atau mungkin terjatuh saat aku berada di dalam lift atau di Lobby Hotel," Dia segera berdiri dan meraih tas selempangnya.
Ia pun berjalan tergesa-gesa dan memasuki Lift. Di dalam lift Hyuna kembali memeriksa seluruh pojok Lift tapi tidak benda apa pun yang teronggok di lantai. Sampah pun tidak ada.
Hyuna segera berlari ke arah luar Lift saat pintu lift pun terbuka. Hyuna mengelilingi lobby dan tidak lupa bertanya kepada Security dan pegawai kebersihan serta orang-orang yang kebetulan berjalan melewatinya, tapi kembali lagi menuai kegagalan. Sedih dan kecewa yang dirasakan oleh Hyuna. Segala upaya dan usaha telah dilakukan oleh Hyuna tetapi masih tidak berhasil menemukan kalungnya.
Hyuna ingin memesan taksi online dan segera menuju Pantai Kutai yang tempat dia menghabiskan waktunya tadi, tapi karena sudah jam 01.00 malam, dia mengurungkan niatnya kembali berjalan ke dalam kamarnya dan masuk ke lift untuk menuju lantai dua puluh.
Hyuna kelelahan setelah hampir 4 jam mencari keberadaan kalungnya, tapi kalau itu masih tidak berhasil ditemukan. Hyuna membuka kunci know pintunya dan kembali melupakan untuk menutup rapat pintu kamarnya.
Hyuna hanya melempar tas selempang nya ke sembarang arah dan mematikan seluruh Lampu kamarnya. Hanya butuh waktu beberapa menit saja Hyuna sudah terlelap dalam tidurnya.
Beberapa jam kemudian Arjuna terbangun dari tidurnya dan berjalan meraba-raba ke seluruh ruangan dan tanpa dia sadari dia berjalan kearah pintu luar yang dia kira berjalan ke dalam kamarnya.
Arjuna pun meraba rabah di sekitar ruangan tersebut karena tidak ada lampu yang menyala sedikitpun membuat Arjuna kebingungan untuk mencari tempat tidurnya. Arjuna yang kembali merebahkan tubuhnya masih dalam kondisi mabuk sehingga tidak bisa berjalan dengan baik dan melupakan jika kamar yang dimasuki adalah kamar milik orang lain yang kebetulan berhadapan dengan kamarnya.
Arjuna meraba dan memeriksa ranjang king size-nya. arjuna mencari bantal kepala dan bantal peluk tetapi yang dia sentuh bukanlah bantal melainkan benda kenyal yang padat dan berisi. Karena keheranan Arjuna menyibak selimut yang dipakai oleh Hyona mengirah jika yang menarik selimutnya adalah Bagas suaminya sendiri. Hyuna yang terbuai dalam tidurnya Hyuna dia bermimpi melihat Bagas sedang mencium dirinya.
Arjuna semakin meremas benda kenyal itu, tapi karena terhalang pakaian yang dipakai oleh Hyuna membuatnya harus membuka seluruh pakaian Hyuna hingga tidak tersisa sehelai benang pun.
Hyuna yang diperlakukan seperti itu mengira hanya mimpi saja dan yang melakukan semua itu adalah Bagas sehingga Hyuna pasrah dengan perlakuan dari Arjuna.
Arjuna bergantian meremas buah dadanya Hyuna yang sangat kenyal dan montok itu. Perlahan terdengar suara lenguhan dari mulut Hyuna yang tidak tahan dengan cumbuan yang diberikan oleh Arjuna. Arjuna yang masih mabuk dan dibutakan oleh gairah nafsu yang berkabut di dalam kepalanya. Sedangkan Hyuna tidak melakukan perlawanan sedikitpun membuat Arjuna melakukan aksinya.
Arjuna meremas sambil bergantian menciumi dan menghisap ujung puting puncak mount Everest milik Hyuna. Hyuna tidak kuasa menahannya dan refleks menarik rambut Arjuna.
"Aaaahhhh sayang, Aku heeemmm," lenguhan panjang itu membuat Arjuna semakin gencar untuk memelintir dan menghisap secara rakus dada Hyuna.
Arjuna pun berdiri lalu membuka seluruh pakaiannya, kembali mempermainkan aset milik Hyuna. Perlahan Arjuna mencium seluruh tubuhnya Hyuna. Ini pengalaman pertama Arjuna, Tapi dia sangat lihai mempermainkan tubuh seksi Hyuna. Mungkin itu karena sedang dalam pengaruh minuman Alkohol dan bergerak sesuai naluri kelelekaiannya.
Arjuna mengunkung dan menindih tubuh Hyuna dan menjilat seluruh tubuh Hyuna yang begitu harum dan nikmat dirasakan oleh Arjuna.
Arjunas semakin memperdalam jilatannya di daerah segitiga Bermuda milik Hyuna. Lidahnya menjilati seluruh lubang gua milik Hyuna. Seluruh tubuh Hyuna bergetar dan meminta Arjuna untuk segera menancapkan benda pusakanya.
Mata Hyuna yang awalnya terpejam sekarang terbuka, tapi karena masih mengira jika dia sedang bersama dengan suaminya sendiri sehingga tidak melakukan perlawanan sedikitpun dan bahkan meminta lebih. Hyuna pasrah dengan apa yang akan dilakukan oleh Arjuna.
"Aaaaaahhhh Sayang, aku tidak sanggup lagi, please, lakukan aaaaauuuhhh heeemmm," desahan demi desahan tercipta menghiasi dan meriahkan kamar yang sepi itu.
Hyuna menarik tengkuk leher Arjuna agar semakin memperdalam ciumannya di daerah sensitifnya.
"Sabar sayang, Mas akan melakukannya setelah Mas puas," Arjuna membuka lebar paha Hyuna.
Arjun pun sudah tidak tahan setelah melihat langsung gua yang baru kali ini dia lihat yang gairah seks semakin membara. Arjuna perlahan memasukkannya lalu ingin mendorongnya sekuat tenaga tapi miliknya terhalang oleh sesuatu yang membuatnya semakin penasaran dan ingin segera mendorong lebih kuat lagi.
Percobaan demi percobaan dilakukannya untuk menerobos gua yang masih berselimut dan terhalang selaput darah virgin milik Hyuna.
"Kok susah yah sayang, punyamu sangat sempit dan menjepit punyaku," ucap Arjuna
Sedangkan Hyuna menutup mulutnya menahan sakit yang sangat teramat sakit apa lagi Arjuna bermain tidak halus dan sangat kasar. Peluh keringat bercucuran membasahi seluruh wajah dan tubuh keduanya seakan-akan mesin pendingin ruangan kamar Hyuna tidak berfungsi dengan baik.
Kilatan mata keduanya menginginkan lebih tapi Arjuna masih tidak berhasil menembusnya hingga Arjuna menggoyang bokongnya dan mendorong miliknya sekuat tenaga dan akhirnya berhasil menerobos masuk ke dalam lubang milik Hyuna.
"Aaaaaaaaaaahhhhhh sakit sayang," teriak Hyuna yang menahan sakit dan perih serta kenikmatan yang bersamaan.
Hyuna semakin menarik kuat rambutnya Arjuna dan menggigit kecil bibirnya. Arjuna melakukannya sedikit kasar maklumlah ini pengalaman pertamanya sehingga ya begitulah ujungnya.
Arjuna lambat laun sudah bisa bermain lebih lembut, Arjuna sama sekali tidak berhenti sedangkan Hyuna pun ikut terbawa suasana yang diciptakan oleh Arjuna sehingga perlahan tapi pasti mengimbangi permainan dari Arjuna. Hingga berbagai gaya mereka lakukan. Tanpa ada jeda dan istirahat sedikit pun mereka terus melakukan penyatuan yang membuat mereka terbang melayang hingga ke langit ke tujuh.
Arjuna tidak berhenti keluar masuk lubang buaya hingga tidak mampu menghitung lagi berapa kali ronde mereka habiskan di tengah malam itu hingga subuh. Dorongan terakhir kalinya membuat Arjuna mengerang nikmat dan berteriak saking nikmatnya Surga dunia yang dia rasakan dalam keadaan mabuk.
"Aaaaaahhhhhhhh Sayang," teriak Arjuna lalu terkulai lemas di atas tubuh telanjang nan seksi milik Hyuna.
Mereka melakukan semua itu dalam keadaan yang tidak sadar. Hyuna yang mengira pria itu adalah suaminya sedangkan Arjuna dengan pengaruh pihak ketiga dan alkohol pun tidak menyadari kesalahannya yang nantinya akan berbuah benih yang tumbuh subur di dalam rahim Hyuna. Kesalahpahaman yang nantinya akan berbuah ujian dan cobaan dalam hidup mereka.