Jadilah lelaki bijaksana, yang memecahkan masalah bukan dengan emosinya, melainkan dengan pikiran yang dingin. Jadilah lelaki dewasa yang tidak memilih kekerasan ketika diselimuti amarah, melainkan duduk di bangku yang sama untuk bermusyawarah. Jadilah pendengar yang baik untuk wanitamu dan berikan rasa aman serta nyaman kepada wanitamu
Beberapa menit kemudian Hyuna sudah sampai ke Restoran yang ditawarkan oleh supir ojek online tersebut. Hyuna pun duduk di Pojok Restoran tersebut, karena suasana restoran tersebut cukup bagus dan membuat suasana hatinya menjadi lebih tenang dan adem.
Ada beberapa masakan yang dipilih oleh Hyuna untuk dijadikan santap menu makan sorenya di waktu itu. Hampir satu jam Hyuna berada di dalam Restoran itu sambil menyantap hingga makanannya habis tidak tersisa sedikit pun di atas piringnya.
Hyuna bersyukur karena semua yang dia pesan rasanya sangat enak dan lezat sesuai dengan harganya, bahkan pelayanan restoran tersebut sangat bagus dan pelayannya ramah dan sopan setelah.
Setelah perutnya terisi Hyuna pun beranjak dari restoran tersebut dan segera memesan kembali taksi online untuk mengantarkan nya ke Pantai yang tidak terlalu jauh dari lokasi restoran tersebut.
Pantai Kuta adalah destinasi selanjutnya Hyuna dikala sore itu. Hyuna ingin berjalan di pinggir bibir Pantai sambil bermain pasir serta gelombang air.
Sudah berada di dalam taksi tersebut dan meminta kepada supir taksi itu untuk mengantar nya ke pantai Kuta.
"Pak bisa minta tolong diantar ke Pantai Kuta?" tutur Hyuna.
"Siap Mbak,' ucap Supir taksi tersebut.
Supir itu melirik ke belakang tempat duduk Hyuna.
Sesampainya di Pantai Kuta, Hyuna berjalan hingga ke Bibir Pantai yang berpasir putih itu. Hyuna pun membuka sepatu sneaker nya karena mengganggu proses perjalanannya menapaki Pantai yang berpasir putih itu.
Hyuna menjinjing sepatunya dan berlarian di pinggir Pantai. Hyuna bersikap seperti anak remaja labil saja. Seperti seseorang yang baru pertama kali datang ke Pantai, tetapi Hyuna tidak perduli kepada siapapun yang melihatnya dan menganggap dirinya anak kecil. Yang paling penting bagi Hyuna bisa merasakan dan melupakan rasa kecewa dan sedihnya yang dia rasakan selama ini.
Hyuna berjalan terus hingga kakinya menyentuh air gelombang. Hyuna ingin berteriak, tetapi karena kondisi Pantai saat itu sedang ramai dikunjungi oleh Wisatawan Lokal maupun Wisatawan Mancanegara. Sehingga Hyuna mengurungkan niatnya untuk berteriak. Hyuna tidak ingin dicap sebagai orang gila jika berteriak saat itu juga.
Hingga malam hari setelah shalat isya, Hyuna baru kembali ke Kamar Hotel. Karena sudah larut malam, angin berhembus kencang menembus hingga ke dalam pakaian yang dipakainya, membuat tubuhnya seketika menggigil kedinginan. Hyuna melupakan membawa baju hangat, sehingga Hyuna memutuskan untuk pulang kembali ke Hotelnya.
Hyuna pun membuka aplikasi hpnya untuk kembali memesan taksi online. Tidak butuh waktu lama taksi tersebut sudah berada di depan Hyuna.
Sebenarnya Hyuna masih ingin berlama di Pantai sambil menikmati indahnya cahaya rembulan di malam hari itu. Hyuna tidak ingin membuat Bagas marah-marah jika dirinya terlambat pulang. Hyuna juga merasa risih jika terus terusan berada di luar rumah seorang diri saja mengingat statusnya sebagai seorang istri.
Hyuna yang belum pulang ke kamar Hotelnya setelah diperiksa beberapa kali oleh Diandra. Diandra pun mengomel tidak jelas karena mengetahui jika Hyuna belum pulang juga ke kamar hotelnya. Setelah diperiksa beberapa kali oleh Diandra.
Diandra pun mengomel tidak jelas, sedangkan Bagas yang mendengar langsung perkataan dari Diandra menutup telinganya dengan menggunakan headset.
Diandra sudah mondar-mandir menunggu kepulangan Hyuna, tetapi yang ditunggu pun belum muncul juga. Diandra sengaja menunggu kepulangan Hyuna karena ingin memamerkan cincin dan kalung berlian pemberian dari Bagas ke hadapan Hyuna. Hingga jam 11.00 malam Hyuna belum pulang juga.
"Ke mana sih perempuan sial itu? apa sih yang dikerjakan di luar sana atau jangan-jangan dia sedang selingkuh?, Aku harus mengitrogasinya jika nanti dia pulang," ucap Diandra sambil memegang ke dua pinggangnya layak seorang Nyonya Besar saja yang sedang menunggu kepulangan anak buahnya.
Diandra sudah mencoba menelpon nomor hp Hyuna, tapi hanya operator seluler yang menjawabnya, "nomor anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan silahkan tinggalkan pesan setelah nada bit berikut ini."
Berulang kali Diandra sudah menghubungi nomor hp, tapi hasilnya masih tetap sama Diandra pun mengirim chat berulang kali ke nomor hp Hyuna, tapi hasilnya hanya centang satu saja. Karena kelelahan Diandra pun tertidur di sampingnya Bagas.
Sedari dulu hingga sekarang, Diandra selalu ingin menjadi yang terbaik dibandingkan dengan Hyuna. Bahkan apa yang diperoleh Diandra tidak boleh dimiliki juga oleh Hyuna.
Diandra selalu ingin tampil yang terbaik melebihi dari Hyuna, Diandra selalu menganggap Hyuna adalah saingannya dalam segala hal.
Hyuna yang ditunggu-tunggu kepulangan nya sedang menolong seseorang yang hampir terjatuh di atas aspal. Keadaan dan kondisinya yang sedang mabuk berat sehingga hati Hyuna tergerak untuk membantu pria tersebut.
Ia pun segera mencari pegawai hotel untuk membantunya.
Dia melirik ke kanan ke kiri untuk melihat siapa saja yang berjalan di sekitar lokasinya dan segera menghampirinya maka orang tersebut akan dimintai pertolongan oleh Hyuna.
Untung saja tidak tidak butuh waktu lama, ada dua pegawai laki-laki yang berjalan ke arah Hyuna. Pegawai yang berseragam hotel dengan menenteng kantong sampah dan alat kebersihan itu mempercepat langkahnya setelah melihat Hyuna yang berteriak minta tolong dan memanggil mereka.
Hyuna kesusahan membantu membawa tubuh pria itu dikarenakan tubuh sang pria sangat tinggi, kekar dan besar dibandingkan dengan postur tubuhnya.
"Hey Pak to-long!!" teriak Hyuna... Teriakan Hyuna yang lumayan menggema ke seluruh Parkiran Hotel membuat ke dua pegawai kebersihan tersebut cepat tanggap.
Orang itu ternyata adalah seorang OB dan OG yang bekerja di Hotel The Apurva Kempinski Bali berlarian ke arah Hyuna.
"Apa yang terjadi Mbak?" tanya pegawai A.
Lalu memeriksa keadaan dari Pria pemabuk itu. Sedangkan rekannya sudah memeriksa seluruh anggota bagian tubuh Arjuna.
"Sepertinya Pria ini hanya mabuk saja Mbak, Anda tidak perlu terlalu mengkhawatirkan keadaannya," jelas si OB.
"Sebaiknya Kita segera membawa Pria ini ke dalam Kamarnya," jelas OG itu.
"Tapi, yang jadi masalah, Saya tidak mengetahui siapa Pria ini, Saya tadi hanya kebetulan lewat dan tidak sengaja melihatnya dalam keadaan yang sudah seperti ini," terang Hyuna.
Setelah mereka mendapatkan informasi tersebut Hyuna dan ke dua pegawai itu mengantar Arjuna ke dalam Hotel menuju Lantai kamarnya. Hyuna tidak menyangka kalau kamar yang disewa oleh Arjuna itu ternyata berhadapan dengan kamarnya.
"Kita barinhkan saja tubuhnya di atas ranjang, semoga tidak bangun lagi, dan membuat ulah," jelas Hyuna.
"Siap Mbak," ucap OB.
"jangan lupa juga diselimuti tubuhnya agar tidak kedinginan," perintah Hyuna lagi.
Beberapa Menit kemudian, saat dan kondisi pria tersebut sudah tertidur lelap, Hyuna dan pegawai itu pun langsung keluar dan menutup pintu rapat kamar hotelnya.
"Terima kasih atas bantuannya, ini ada sedikit tips untuk Kalian," ucap Hyuna lalu menyodorkan beberapa lembar uang kertas merah ke hadapan ob dan OG itu.
"Makasih banyak Mbak," ucap keduanya lalu berjalan meninggalkan Hyuna di depan pintu Kamar Hotelnya.
Hyuna kembali ke dalam kamarnya dan ingin membersihkan dirinya yang tidak sengaja tadi terkena muntahan pria tersebut. Hyuna bergegas ke dalam kamar mandi karena sedari tadi terlalu sibuk mengurus kondisi Arjuna sehingga melupakan untuk shalat Isya.
Hyuna mengguyur seluruh tubuhnya dengan air hangat. Hyuna yang membasahi tubuhnya di sekitar lehernya tidak sengaja melihat lehernya yang tidak memakai kalung lagi.
Lehernya jenjang nya sudah telanjang sudah tidak ada kalung yang selalu Dia pakai dari sejak kecil, kalung itu pemberian kedua orang tuanya dan sebagai tanda siapa orang tua kandungnya.
bersambung...
by Kasma Daeng
Makassar, Rabu, 08 Juni 2022