Suasana sarapan pagi itu sangat berbeda selama ini Hyuna selalu menghabiskan waktu makannya hanya sendiri saja, tanpa ada yang menemaninya melewati makannya. Tetapi kali berbeda halnya dengan hari ini berkat kedatangan kedua mertuanya serta tamu yang tidak diundang, yaitu Diandra membuat suasana pagi itu terasa hangat dan ramai.
Tiba-tiba Pak Handoko menyodorkan sebuah amplop putih ke hadapan Bagas yang membuat Bagas keheranan serta kebingungan dan sama sekali tidak mengerti apa isi dari amplop itu.
"Maaf Ayah, amplop ini isinya apa?" tanya Bagas dengan raut wajah kebingungan.
" Bukalah Bagas," titah Pak Handoko ayahnya.
Bagas langsung menatap kearah Diandra bukannya menatap kearah istrinya melainkan menatap ke Diandra, sedangkan Diandra yang di tatap sudah memperlihatkan wajah tidak senangnya dan cemberut.
"Tapi Ayah, Bagas itu sangat sibuk di kantor dan lagi banyak tender proyek kerjasama yang Bagas tangani, apa kata pimpinan Bagas, jika harus meminta izin untuk berlibur," Kilah Bagas, yang berdalih untuk mencoba menggagalkan rencana kedua orang tuanya tersebut.
"Kalau masalah itu Kamu tenang saja, tidak perlu Kamu risaukan, biarkan Ayah yang mengurus nya semuanya, lagian Ayah sudah berbicara langsung dengan Kakak sepupumu dan Dia mengizinkan Kamu untuk cuti beberapa hari," jelas Pak Handoko.
Bagas kembali menatap kearah Diandra dan meminta persetujuan secara tidak langsung darinya. Apakah harus menyetujui permintaan dari kedua orang tuanya atau tidak. Diandra yang di tatap seperti itu hanya tersenyum sepintas lalu menganggukkan kepalanya.
Diandra sudah memiliki rencana khusus untuk itu semua itu.
"Aku harus ikut bersama mereka, agar bulan madu mereka tidak jadi kenyataan, kalau Hyuna sampai hamil, Mas Bagas pasti menggagalkan rencana pernikahan Kami yang sudah ada di depan mata."
Diandra menatap kearah Hyuna dengan tatapan yang sangat licik dan tersenyum penuh arti.
"Semoga saja Mas Bagas setuju dengan permintaan dari Ayah, dan semoga Mas Bagas di Bali Nanti bisa memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang suami yang selama ini tidak pernah sedikitpun dia lakukan."
" Tapi, Ayah seharusnya semuanya seharusnya dibicarakan terlebih dahulu denganku, jangan langsung mengambil keputusan sepihak saja," ucap Bagas yang sedikit kecewa dengan keputusan dari kedua orang tuanya itu.
" Ayah tidak ingin mendengar kata tapi lagi dari Kamu oke," ucap pak Handoko yang langsung berdiri dan tidak setuju dengan penolakan dari anaknya itu.
ibu Sulistyowati pun mengikuti langkah suaminya dan tidak ingin lagi mendengar penolakan atau kata-kata apapun yang terlontar dari mulut putranya itu.
Mereka hanya berharap rencana mereka itu berhasil sehingga Hyuna setelah pulang dari Bali bisa segera hamil calon cucu mereka.
Bagas dan Diandra pamit untuk berangkat ke kantornya bersama. Hyuna ingin mengantar suaminya hingga ke depan pintu, tapi langkahnya terhenti karena langsung dicegah oleh Bagas.
" Makasih cukup di sini saja, karena ayah dan ibu sudah tidak ada lagi disini, bersihkan saja sisa makanan yang ada di meja," ucap Bagas.
Bagas langsung merebut tasnya dari dalam genggaman Hyuna dengan kasar. Hyuna kembali hanya bisa terdiam dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Hyuna hanya menatap kepergian mereka tanpa berucap sepatah kata pun, sedangkan Diandra langsung berjalan ke arah adik sepupunya itu setelah merasa Bagas sudah berada di dalam mobilnya.
Diandra pun membisikkan sesuatu ke telinga Hyuna, tapi sebelum membisikan perkataan tersebut Diandra celingak-celinguk terlebih dahulu dan memperhatikan sekelilingnya untuk memastikan jika mereka hanya berdua saja di tempat itu.
Diandra melakukan hal itu agar tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka.
" Kamu udah lihat kan apa yang kami lakukan semalam dan itu bukan yang pertama kalinya kami melakukan hal itu, bahkan Kamu melakukan lebih dari apa yang kamu lihat semalam dan bersiaplah setelah di Bali, Kamu akan lebih terluka lagi," ucap Diandra yang hanya hyuna dan author yang dengar perkataan dari Diandra tersebut.
Diandra berjalan berlenggak lenggok di hadapan Hyuna yang sengaja ber bergaya seperti itu untuk mengejek dan menghina Hyuna. Ketidakberdayaan Hyuna menjadi kemenangan dari Diandra.
Mobil Bagas perlahan-lahan meninggalkan garasi rumahnya dan menuju perusahaan tempat mereka bekerja. Bagas dan Diandra satu perusahaan cuma beda divisi, Bagas di divisi keuangan sedangkan Diandra di divisi Humas.
Diandra segera memeluk erat lengan Bagas dengan penuh mesranya dan menggesekkan sedikit buah dadanya ke lengannya Bagas.
sedangkan Bagas masih setia menyetir mobil nya
"Sayang, kalau Kamu dengan perempuan itu berangkat ke Bali, bagaimana dengan aku? masa sih aku tinggal di Jakarta sedangkan Kamu dengannya berduaan di Bali?" tanya Diandra saat mereka sudah berada di dalam mobil dengan suara yang semakin dibuat manja agar menaruh simpati Bagas.
Bagas melirik sekilas ke arah kekasihnya itu sebelum menjawab perkataan dari Diandra.
" Kamu tidak perlu khawatir Sayang, Kamu pasti ikut dengan kami ini bukan bulan madu untuk saya dengan perempuan itu, tapi bulan madu ini untuk kita," ucap Bagas yang tersenyum penuh arti lalu memegang dagu Diandra kemudian mencium sepintas bibir Diandra.
Diandra langsung tersenyum penuh kemenangan karena telah berhasil membujuk dan merayu Bagas untuk membawanya serta dalam rencana liburan mereka kembali.
"Sayang stop dong, Kamu itu merusak riasan bibirku loh, udah cantik gini kok main nyosor saja," ucap Diandra yang langsung mengambil cermin yang berada di dalam tasnya lalu memperbaiki riasan di bibirnya.
Sebenarnya semua orang di tempat kerja nya sudah mengetahui hubungan gelap antara Bagas dan sepupu istrinya itu, tapi mereka tidak ada yang berani sedikitpun berkomentar dengan kelakuan jelek mereka. Mereka tidak mau ambil pusing dan takut jika mereka dipecat hanya gara-gara mencampuri urusan pribadi mereka.
Apalagi mereka mengetahui jika Bagas memiliki kedudukan dan posisi serta jabatan yang lebih bagus dari mereka. Mereka terlalu takut untuk mengambil resiko.
Keesokan harinya kedua orang tua Bagas memutuskan untuk pulang ke Kota Bandung, sedangkan Hyuna tidak bisa mengantar kedua mertuanya tersebut dikarenakan kesehatan Hyuna sedikit terganggu karena sudah beberapa hari ini sedang datang tamu bulanannya.
Hyuna dan Bagas memutuskan untuk menunda bulan madunya hingga 1 minggu ke depan, karena ada pekerjaan Bagas yang tidak bisa ditunda.
Setelah kepulangan kedua orang tuanya Bagas semakin berani saja berselingkuh. Bagas tidak peduli lagi dengan perasaan dan hati dari Hyuna.
Hari ini Bagas membawa serta Diandra pulang ke rumahnya dan rencananya Diandra akan menetap dan tinggal seatap dengan mereka hingga waktu yang tidak ditentukan.
Malam harinya pintu rumahnya terbuka dengan lebar Hyuna yang sedang menuruni tangga melihat pintu yang terbuka lebar itu bergegas mempercepat langkahnya.
Hyuna segera berjalan menuju pintu dan bergegas mengambil tas kerja Bagas, tapi lagi-lagi apa yang dilakukan oleh Hyuna gagal kembali.
Diandra muncul tiba-tiba dari belakang punggung Bagas, dan tangannya langsung dipukul pelan oleh Diandra sehingga Diandra lah yang mengambil alih tas milik Bagas.
Diandra membawa tasnya Bagas masuk ke dalam kamar pribadinya mereka.
"Maaf selama mertua kita tidak berada di sini aku lah yang akan melayani segala sesuatu kebutuhan dari mas Bagas dan tugas Kamu disini hanya sebagai pelayan yaitu bertugas untuk memasak makanan untuk kami dan membersihkan seluruh rumah ini," ucap Diandra di hadapan Hyuna yang kembali hanya bisa mematung tanpa bisa menyanggah perkataan dari Diandra sedikit pun.
Hyuna melakukan hal tersebut karena percuma saja dia membela dirinya karena ujung-ujungnya akan tetap berakhir dengan rasa kecewa bahkan penghinaan yang akan di dapatkan sebagai balasan pembelaannya itu.
" Jangan sekali-sekali berharap Kamu akan menjadi nyonya rumah di sini, selama hanya kita saja yang berada di rumah ini," ucap Diandra saat suaminya sudah menaiki undangan tangga.
Bagas yang mendengar sekilas percakapan mereka hanya terdiam dan tersenyum licik dan tidak berniat sedikit pun untuk mengganggu perbincangan mereka.
Menurut Bagas apa yang dilakukan oleh Diandra adalah hal yang biasa saja dan wajar Diandra melakukan hal tersebut, karena Diandra juga Nyonya di rumahnya.
Setiap hari Hyuna harus menahan diri dan bersabar melihat kemesraan yang mereka per tontonkan bahkan mereka tidak jarang sengaja bermesraan di depan mata Hyuna.
Diandra sengaja memperlihatkan kepada Hyuna dan tanpa ada rasa sedikit pun merasa bersalah telah menghianati dan melukai perasaan orang lain, bahkan suara-suara erotis yang seharusnya Hyuna tidak dengar terpaksa Hyuna dengar, karena Bagas dan Diandra sengaja mengeraskan volume suara mereka saat sedang berhubungan intim.
Hal itu dilakukan agar Hyuna tersiksa dan langsung menggugat cerai Bagas, karena itulah tujuan utama Diandra memutuskan untuk tinggal serumah dengan mereka.
Hyuna hanya bisa menangis dalam sujud nya dan menyerahkan seluruhnya kepada Allah subhanahu wa ta'ala untuk urusan rumah tangganya, karena bersabarlah jalan satu-satunya yang ditempuh oleh Hyuna.
Selama dirinya mampu untuk bertahan sabar, maka dia tidak akan mengeluh sedikitpun. Apa lagi membicarakan ataupun membuka aib dan kekurangan keluarganya di khalayak umum.
Satu minggu kemudian Hyuona, Diandra dan Bagas sudah berangkat ke Bandara Soekarno Hatta dan akan menuju Pulau Dewata Bali.
Pulau Bali lah yang menjadi tujuan bulan madu mereka. Hyuna yang awalnya duduk di samping Bagas terpaksa harus berpindah kursi, tetapi langsung disuruh pindah oleh Diandra sehingga mereka bertukaran kursi.
Diandra sekarang duduk di samping Bagas sedangkan hyuna berada di kursi di belakang mereka. Hyuna yang orangnya tidak pernah banyak protes dan berkomentar langsung berdiri mengiyakan dan menjalankan perintah dari Diandra.
Hyuna berjalan ke kursi belakang, tapi tanpa sengaja Hyuna menyenggol lengan seseorang yang sedang duduk sambil memainkan HP-nya, sehingga hp orang yang di senggol itu terjatuh ke lantai pesawat.
" Maafkan saya Pak, saya tidak sengaja melakukan hal itu," ucap Hyuna yang meminta maaf lalu mengambil hp orang tersebut yang terjatuh karenanya.
Hyuna pun melihat ke arah wajah pria yang telah ditabrak nya itu dengan wajah garang pria tersebut menatap Hyuna dengan tatapan tajamnya setajam mata Elang.
Hyuna seketika ketakutan dan bergetar Hyuna takut jika terjadi sesuatu dengan hp orang tersebut dan lebih parahnya bisa rusak.
Bersambung..
Jangan Lupa untuk memberikan dukungannya dan budayakan untuk meninggalkan jejaknya Setelah selesai membaca ✌️
by Kasma sayang
Makassar, Selasa, 07 Juni 2022