Wanita solehah adalah yang memelihara diri ketika suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara nya.
keesokan paginya Hyuna seperti biasanya, setiap pagi hari Hyuna pasti akan ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk sarapan suaminya walaupun selama ini mereka menikah sedikitpun bagas tidak pernah menyentuh makanan makanannya yang dimasak oleh indah walaupun secuil saja yan tersebut tidak menyurutkan sama sekali semangat hyuna untuk memasak dimakan atau tidak aku tidak oleh Bagas.
Hyuna memasak karena yoona itu suka memasak ibu sulistyowati tidak sengaja mencium aroma wangi masakan dari arah dapur dia langsung berjalan ke arah dapur dan ingin melihat siapa yang sudah memasak pagi-pagi sekali ibu sulistyowati tersenyum melihat punggung seseorang yang sedang memasak itu dia sangat hafal dengan pemilik punggung itu dan tersenyum bangga karena menantu kesayangannya lah yang sedang memasak.
" Hyuna kamu masak apa nak pagi ini? aromanya wangi banget loh, sampai tercium hingga ke depan rumah," ucap ibu mertuanya.
Hyuna menoleh ke arah ibu mertuanya dan tersenyum manis melihat kedatangan ibu mertuanya itu.
"Alhamdulillah, kalau ibu suka dengan masakan Hyuna, kebetulan hari ini Hyuna masak sup ayam sama ayam lalapan, karena cuma bahan untuk buat masakan itu saja yang tersedia di lemari pendingin, maaf Hyuna hanya masak makanan yang sederhana saja," ucap Hyuna yang kembali menatap ke arah Ibu mertuanya.
Hyuna melanjutkan masakannya, karena masih ada beberapa jenis masakan yang belum matang, sedangkan ibu mertuanya hanya memperhatikan Hyuna yang sangat telaten dan lincah dalam memasak makanan.
" ibu bangga padamu nak, Ibu sangat bahagia memiliki menantu seperti Kamu, semoga saja Bagas bisa mencintaimu dengan setulus hatinya," walaupun pernyataan itu tidak terlontar ke luar dari mulutnya Ibu Sulistiawaty, Tapi Hyuna sudah bahagia karena ke dua mertuanya menyayanginya.
Sesakit apapun yang dirasakan oleh Hyuna tidak membuat Hyuna down dan cengeng. Apalagi untuk mengeluh dan harus larut dalam kesedihannya. Begitulah karakter dan sifat Hyuna yang selalu tegar dan kuat di mata orang lain, walaupun di dalam hatinya begitu rapuh dan butuh sandaran untuk berbagi dan keluh kesahnya.
Banyak orang yang tidak percaya, jika Hyuna memiliki keterampilan memasak bahkan hasil masakan dari tangannya bisa menciptakan masakan yang termasuk sangat enak. Orang-orang tahunya kalau Hyuna dalam kesehariannya hanya sibuk bekerja dan bekerja saja. Karena itu lah banyak orang yang tidak percaya jika Hyuna jago masak.
Hyuna mencepol rambutnya secara asal saja, dan banyak anak rambutnya yang tergerai menutupi sedikit leher jenjangnya, leher jenjangnya terekspos dengan sempurna sehingga penampilan sederhananya itu mampu membuat Bagas dengan susah payah untuk menelan air liurnya sendiri. Penampilan Hyuna mampu membuat Bagas tergoda. Hal tersebut diketahui oleh Diandra, sehingga diandra langsung menginjak kaki bagas yang ada di bawah meja.
"Aauhhh," ucap Bagas yang mengeluh karena kakinya diinjak oleh Diandra dengan sekuat tenaga yang menggunakan slop sepatunya.
Diandra memelototkan matanya ke arah Bagas saat mengetahui apa yang dilakukan Bagas saat melihat Hyuna yang sedang memasak. Diandra menatap jengah dan penuh amarah ke arah Bagas, Ia yang mengerti dengan apa yang dirasakan oleh Diandra langsung berusaha menenangkan Diandra agar tidak marah. Tetapi kedatangan pak Handoko membuatnya mengurungkan niatnya itu.
Pak Handoko tiba-tiba datang dan bergabung duduk dengan mereka sehingga Bagas langsung bergeser posisi duduknya dan sedikit menjauh dari Diandra. Hal tersebut tidak luput dari pandangan pak Handoko, beliau sempat mengerutkan keningnya, tapi langsung membuang prasangka jeleknya tersebut dari pikirannya.
"Apa yang terjadi sebenarnya dengan putraku dan kakak sepupunya Hyuna, kenapa sejak kemarin aku perhatikan sepertinya ada yang aneh, tapi semoga saja firasatku ini tidak benar adanya dan hanya sekedar feeling yang tidak akan jadi kenyataan."
Setelah beberapa saat Hyuna pun menyelesaikan masakannya dan segera menyajikan masakan tersebut di atas meja. Yang lainnya pun sudah duduk di depan meja makan dan bersiap untuk menikmati semua masakan yang dimasak oleh Hyuna.
" Diandra maaf ya, saya hanya bisa masak makanan seperti ini, semoga Kamu suka dengan masakan sederhana saya," ucap Hyuna saat sudah mendudukkan bokongnya.
Perkataan Hyuna langsung mendapatkan tatapan tajam dari Bagas. Bagas tidak mengerti dengan maksud perkataan dari Hyuna itu.
" Siapa yang bilang nak masakan Kamu itu sederhana? menurut ibu masakan Kamu ini sudah luar biasa, jarang loh ada perempuan yang bisa masak bahkan mereka bisa dihitung dengan jari, biasanya perempuan itu hanya pintar memegang alat makeup saja, tapi kamu mampu menjadi istri yang sholehah yang pintar memasakkan makanan untuk suami Kamu dan semoga Bagas selalu menyukai masakanmu," terang Ibu Sulistiawaty.
Ibu Sulistyowati melirik ke arah Diandra dengan jengah. Firasat Ibu Sulistiawaty semakin kuat saja dan sangat yakin jika ada hubungan yang tidak biasa yang terjalin antara Diandra dengan Bagas putra sulungnya.
"Apa Diandra adalah cewek yang dikatakan oleh Bagas saat menolak untuk dijodohkan dengan Hyuna waktu itu? Semoga saja dugaan ku salah."
Ibu Sulistiawaty menatap secara bergantian ke arah Hyuna, Bagas dan Diandra. Ibu Sulistiawaty menangkap ada yang tidak beres dengan pernikahan anaknya.
" Diandra seharusnya tempat duduk itu adalah kursi untuk Hyuna Sang istri pemilik rumah ini sekaligus Nyonya rumah ini bukannya Kamu, Kamu seharusnya duduk di sana, ingat batasan Kamu itu hanya tamu di sini," ucap ibu Sulistyowati yang merasa jengkel dengan sikap yang ditunjukkan oleh Diandra.
Diandra langsung berdiri dan bertukar posisi dengan Hyuna, Bagas hanya bisa melihat tidak tidak mampu untuk menentang keinginan dari ibunya itu. Jika Bagas menentang perintah ibunya itu sama saja perlahan akan terbongkar sudah perselingkuhan nya dengan Diandra.
" ini baru benar, masa tamunya duduk berdekatan dengan suami sang pemilik rumah, sedangkan Nyonya besar di sini seperti tamu saja," ucap ibu sulistyowati.
Ibu Sulistiawaty yang merasa bahagia karena berhasil membuat Diandra merasa jengkel dan marah. Apa yang dilakukan oleh ibu Sulistiawaty itu membuat Diandra merasa sangat marah, dongkol dan mengumpat dalam hatinya. Hal sangat tergambar jelas di raut wajahnya Diadra.
" Tak apa kali ini Kamu merasa menang dan mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya Mas Bagas, tapi hati dan raga Mas Bagas hanya untukku seorang." lalu menatap dengan penuh amarah Hyuna.
Hyuna yang ditatap seperti itu hanya menyunggingkan senyumannya, lagi lagi membuat Diandra menahan amarahnya.
" Ternyata dugaan ku selama ini salah, Kamu bukan perempuan bodoh yang mudah di dipengaruhi aku harus mempercepat rencanaku untuk dijadikan istri kedua oleh mas Bagas." sambil mengaduk makanannya dan sesekali menyantap makanan itu.
"Bagas, ibu tidaka sabar loh ingin segera menimang cucu dari Kamu nak, Kamu itu sudah hampir satu tahun menikah loh, tapi hingga sekarang Hyuna juga belum hamil," ucap ibu Sulistyowati disela suapannya.
Ibu Sulistiawaty menatap ke arah Hyuna dan Dia melihat ada keresahan dan kebimbangan yang terpancar dari wajah Menantunya itu.
Bagas dan Diandra batuk bersamaan, hal ini membuat semua orang di sana keheranan dengan sikap dari keduanya. Hyuna tanggap langsung menyodorkan gelas yang berisi air putih untuk Bagas. Sedangkan Diandra dia sendiri yang mengambil gelas untuknya, karena tidak ada yang berinisiatif untuk membantunya meredakan batuk nya itu.
"Kalian kok batuknya kompakan, sepertinya kalian janjian untuk batuk bersama," canda ibu Sulistiawaty.
" Iya nak, apa yang dikatakan oleh ibumu itu sangat benar, Ayah juga sudah lama merindukan tangis bayi di rumah ini, Ayah ingin menggendong anak kalian," timpal pak Handoko.
Bagas dan Hyuna terdiam mendengar perkataan dari ayahnya dan tidak menjawab apapun, sehingga pak Handoko langsung menyodorkan sebuah amplop putih yang berisi 2 lembar tiket bulan madu ke Bali.
Pak Handoko memilih Pulau Dewata Bali karena menurutnya sangat cocok untuk mereka berdua.
Bagas yang tidak mengerti dengan apa yang yang di sodor kan oleh ayahnya menatap kebingungan amplop itu.
" Maaf Ayah, ini amplop apa?" tanya Bagas.
Lalu mengambil amplop tersebut lalu membukanya, sedangkan Hyuna sedikit pun tidak terusik dengan apa yang dilakukan oleh mereka. Hanya Diandra yang kumat-kamit karena yakin jika isi dari amplop itu adalah tiket pesawat bulan madu untuk Bagas dan Hyuna.
"Andai saja aku yang di posisi cewek sialan itu, pasti aku akan sangat bahagia mendapatkan hadiah dari Ayah mertua."
Diandra semakin kesal setelah mengetahui bahwa kedua orang tuanya Bagas menginginkan Hyuna dan Bagas liburan ke Bali.
" Ada apa Diandra? apa makanannya tidak enak?" tanya Hyuna yang melihat sikap Diandra yang menurutnya sangat aneh dan tidak seperti biasanya.
"Eeh enggak kok, masakan yang Kamu buat ini sangat enak malah," jawab Diandra sambil menyendokkan makanannya ke dalam mulutnya dengan terpaksa.
Hyuna yakin dengan sangat jika Diandra sangat marah dengan keputusan yang diambil oleh Ke dua mertuanya yang menyarankan kepada Bagas untuk berlibur dan berbulan madu ke Bali.
"Ya Allah semoga rencana dan keinginan Mereka bisa terkabul, sepulang dari sana, Aku bisa hamil."
Bersambung..
Masih sepi pembacanya Yah.
Jangan Lupa untuk meninggalkan jejaknya setelah membaca yah, ditunggu saran dan masukannya Kakak Readers 🙏
by Kasma sayang
Makassar, Selasa, 07 Juni 2022