Neti membereskan barang-barangnya ke dalam loker, ia mengenakan jaketnya dan bersiap untuk pulang. Beberapa temannya mengajaknya pulang untuk makan bersama di sebuh cafe dan Neti mengiyakan. Neti menatap ponselnya lalu mengirim pesan kepada Isaac bahwa ia akan pergi bersama teman-temannya ke sebuah café, pesan tersebut langsung terbaca tapi Isaac bahkan tidak membalas atau menelpon Neti.
Lift terbuka di lantai lobby, Neti mendengus kesal karena Isaac tidak membalas pesannya. Ia memasukkan ponselnya ke dalam tas dan menghampiri teman-temannya yang berjalan di depannya. Sore itu pengunjung RS sudah tidak terlalu ramai, hanya beberapa pasien di IGD. Mereka melalui lobby farmasi dan langkah kakinya terhenti melihat Isaac yang berdiri di depan lobby farmasi, ia sedang mengobrol dengan salah seorang dokter spesialis. Ujung matanya menangkap kehadiran Neti yang membuatnya langsung menoleh.
Isaac mengenakan kaos polo putih dan celana jeans yang membuatnya tidak tampak seperti dokter, ia terlihat seperti seorang pria yang menunggu kekasihnya. Isaac tidak menata rambutnya, ia membiarkan rambutnya yang sudah agak panjang jatuh alami di depan dahinya sehingga tampak acak-acakan. Ia menyudahi pembicaraannya dan berjalan menghampiri Neti dan teman-temannya, Ia menyapa mereka kemudian melirik kearah Neti
"sore dok, sudah balik cuti? Kirain masih lama" sapa salah satu perawat tersebut
"iya ni, takut kalian kangen banget sama aku,makanya aku cepat-cepat pulang" senyum Isaac yang membuat para perawat tersebut tertawa
"kalian mau kemana dandan cantik-cantik begini?" Tanya Isaac yang membuat Neti melirik tajam padanya dan Isaac tersenyum nakal
"kami mau makan di cafe dekat sini dok, mau ikutan?" ajak mereka, Isaac mengangguk dan melihat ke jam tangannya
"aduh sayang kali, aku mampir hanya mau ambil mobil di basement, aku sudah ada janji sama seseorang" Isaac melirik lagi kearah Neti yang kini tersenyum dan menundukkan kepalanya. Para perawat itupun mengangguk dan tak lama mereka permisi karena taksi online pesanan mereka sudah sampai.
Mereka pergi melewati Isaac yang tak bisa mengalihkan pandangannya dari Neti. Ia dapat melihat matanya yang berkaca-kaca menatap Isaac, membuatnya ingin memeluk dan mencium Neti saat itu juga. Ia berjalan menghampiri Neti dan tersenyum menatapnya, Neti tersenyum sumringah yang membuat air matanya jatuh di salah satu pipinya. Isaac sedikit terkejut lalu menghapus air mata di pipi Neti, tetapi ia menurunkan tangan Isaac dan menggenggamnya erat.
"kamu ikut pergi ke cafe?" bisik Isaac yang membuat Neti menatapnya dan menahan senyum
"kamu ada janji sama orang?" Tanya Neti yang membuat Isaac mengerutkan dahi dan menatap Neti seakan tidak percaya dengan pertanyaannya. Mereka tertawa sampai Seorang teman Neti memanggilnya dari luar lobby yang membuat Neti tersadar dan menoleh ke luar.
"aku nunggu seseorang di basement, semoga dia tidak membuatku menunggu lama di depan kamar mayat" Isaac mengedipkan matanya dan berjalan kearah lift. Jantung Neti berdebar, ia menengok kearah Isaac yang menatapnya dari depan lift dan mengedipkan matanya kembali lalu masuk ke dalam lift. Neti menarik nafasnya berjalan keluar lobby lalu menghampiri teman-temannya.
Isaac menunggu di dalam mobilnya, sudah 15 menit ia menunggu serasa 15 hari baginya. Ia mengetukkan jarinya di stir mobil, sesekali ia menatap ponselnya dan beberapa suara-suara di pikirannya mulai merajalela yang membuatnya semakin gusar. 'apa Neti jadi pergi bersama teman-temannya?', 'sepertinya ia lebih memilih ke café untuk melihat pria-pria yang lebih muda', 'apakah aku sudah setua itu?' ia mengeram dan memukul stirnya.
Ia mengadahkan kepalanya dan melihat kearah lift yang terbuka, seorang gadis yang mengenakan cropted cardigan berwarna putih mengadahkan pandangannya dan tersenyum begitu melihat mobil Isaac. Neti mengganti bajunya,melepas ikatan rambutnya dan Isaac dapat melihat Neti menatanya dan memoleskan sedikit make up yang membuat Isaac tersenyum. Beberapa menit lalu ia melihat gadis itu mengikat rambutnya,mengenakan jaket dan menghapus make upnya. Melihat apa yang di lakukan Neti untuknya, membuat Isaac tersenyum lega dan sumringah melihat Neti berjalan kearah pintu mobilnya.
Neti membuka pintu mobil Isaac dan tersenyum sampai lesung pipinya terlihat. Isaac mencondongkan tubuhnya dan secara alamiah Neti mengecup bibir Isaac berkali-kali yang membuat Isaac tersenyum dan tertawa. Isaac menarik pinggang Neti dan mendudukannya di pangkuan, ia mendekap dan memeluknya erat.
"aahhh.. aku rindu wangi dirimu… I miss you so much" Isaac menelusupkan wajahnya ke leher Neti yang membuatnya tertawa geli. Ia mengusap punggung Isaac dan mencium dahi Isaac
"I miss you too" mendengar kata tersebut dari bibir Neti membuat hati Isaac terasa penuh, seketika lelahnya hilang, ia begitu merindukan kenyamanan ini yang membuatnya tersenyum di dalam pelukan Neti
"kamu kenapa nggak bilang-bilang kalau udah pulang" Neti mencubit pelan pipi Isaac dan mendekap erat kepala Isaac di pelukannya
"aku terlalu sibuk memikirkan ketemu kamu, sampai nggak bisa mikir yang lain lagi" gumam Isaac, Tangan Neti mengusap punggung Isaac,menggaruknya perlahan yang membuat Isaac mengerang dan mengeratkan pelukannya di pinggang Neti
"kamu kapan sampai?" Tanya Neti, tangan Isaac mengelus punggung Neti dan menelusupkan tangannya ke dalam cardigannya yang membuat Neti menegakkan tubuhnya karena sentuhan tangan Isaac di punggung telanjangnya
"satu jam yang lalu" suara Isaac merendah yang terdengar sangat seksi hingga membuat dada Neti berdebar mendengarnya. Neti mendorong kepala Isaac, ia dapat melihat kilatan gairah di mata Isaac. Ia menarik tangan Isaac keluar dari bajunya dan tersenyum sambil menahan tangannya yang membuat Isaac sedikit merenggut
"aku mau kasih kamu hadiah" Neti tersenyum nakal yang membuat Isaac memicingkan matanya
"hadiah? Hadiah apa?" bingung Isaac
"karena kamu sudah jadi putra dan cucu yang baik" senyum Neti yang membuat Isaac tertawa dan menundukkan kepalanya karena tersipu malu. Neti mengeluarkan sebuah pita, pita yang sama yang pernah Isaac gunakan ketika ulang tahunnya. Neti melingkarkan pita itu di dadanya dan mengikat simpul di depan kancing pertama bajunya. Isaac mengadahkan kepalanya dan menelan ludah melihat apa yang Neti lakukan
"tadaaa… I'm your present" Neti membuka lengannya di depan Isaac. Tangan Isaac menarik pinggul Neti untuk lebih mendekat dengannya. Sebuah dorongan mendesak kuat di bawah Isaac, jantungnya berdebar dan matanya menggelap menatap tajam kearah Neti.
"you're the best present in my life, and I'm so grateful to be yours" bisik Isaac dengan suara rendahnya. Jantung Neti kembali berdebar, ia mengangguk dan tersenyum pada Isaac, ia mengelus pipi Isaac dan mengecupnya perlahan. Tangan Isaac menarik simpul pita tersebut yang membuat satu kancing cardigan Neti terbuka. Nafas Isaac tercekat dan dirinya semakin mendesak, ia menelan ludahnya dan menatap ke mata Neti
"I miss you" bisik Neti, Isaac melihat kilatan gairah yang sama di mata Neti yang membuat Isaac tidak dapat berpikir rasional. Ketika bibir Neti mencium bibirnya, setiap hembusan nafas mereka berubah menjadi panas, pendingin udara di dalam mobil itu di nyalakan,tapi entah mengapa udara di dalam mobil itu terasa panas dan lembab. Tangan Isaac bergerak membuka kancing cardigan Neti satu persatu yang membuat Neti mengerang dan semakin liar menciumnya. Ketika seluruh kancing cardigan tersebut terbuka, Neti membusungkan dadanya yang membuat Isaac menggila dan memundurkan kursinya ke belakang.
Keadaan di basement sore itu sudah sangat sepi. sebagian mobil dan motor sudah meninggalkan parkiran. Isaac memarkirkan mobilnya jauh di pojokan basement,tempat di mana jarang terlihat oleh orang ataupun mobil yang lewat. Mobil fortuner hitam itu di lapisi sun shield pada kaca dashboardnya sehingga orang tidak dapat melihat ke dalam. Kaca pintu pengemudi tersebut berembun seakan udara panas menguap dari dalam mobil.
Masing-masing tangan Neti berpegangan pada handle grip dan bangku mobil. Cardigannya terbuka yang mengekspos kedua payudaranya yang telanjang. Ia bergerak seirama dengan hujaman Isaac yang bergerak cepat di bawahnya. Isaac mengeram kencang ,tangannya meremas paha Neti lalu menyentuh bagian sensitifnya yang membuat Neti menjerit dan mengadahkan kepalanya yang membuat Isaac semakit cepat menggerakkan pinggulnya.
Neti melepas satu tangannya dan menahan tangan Isaac yang menyentuh dirinya, wajahnya memelas dan memerah yang terlihat sangat sensual, membuat Isaac ngilu dan mengadahkan kepalanya ke belakang. Gelombang itu datang menghempas tubuh Neti yang membuatnya menjerit dan roboh di atas Isaac. Ia menempelkan dahinya yang berkeringat di pipi Isaac, tak lama kemudian ia mengerang dan menghentak tubuh Neti keatas yang membuatnya memekik ketika Isaac orgasme di dalam tubuhnya.
Isaac berhenti menggerakkan pinggulnya, ia menaikkan kursinya dan mendekap Neti di pelukannya. Neti mengerang, nafasnya tersengal, Isaac tersenyum puas dan mengelus punggung Neti hingga ia bisa bernafas teratur. Neti membuka matanya, kesadarannya kembali pulih, ia melihat dirinya yang berada di dalam mobil Isaac, dengan tubuh mereka setengah telanjang. Isaac mencium kening Neti lalu mendekapnya, mereka menikmati kesunyian dan hangat tubuh mereka dengan iringan irama detak jantung mereka yang seirama. Isaac memejamkan matanya dan tersenyum bahagia, Selama ini ia tidak pernah melakukan seks dengan wanita manapun di dalam mobilnya. Ia tidak mau melakukannya di mobil karena ia tidak akan bisa bergerak leluasa dan mendominasi pasangannya. Tapi tidak dengan Neti, Ia tidak bisa menahan dirinya untuk gadis ini,ia membiarkan Neti mendominasi dirinya, tubuhnya dan hidupnya.
Isaac mengusap punggung Neti dan memeluknya erat dan merasakan hangat nafas Neti di lehernya. Perlahan ia bergerak dan melepaskan dirinya dari tubuh Neti yang membuatnya mengerang dan menelusupkan wajahnya ke leher Isaac yang membuatnya tersenyum.
"kamu mau makan nggak?" bisik Isaac dan Neti menggeleng di pelukan Isaac
"aku mau kamu aja" erang Neti manja yang membuat hati Isaac ngilu dan tertawa sambil memeluk Neti kembali
"kita lanjut di rumah aja ya" Isaac mendorong tubuh Neti dan melihat wajahnya yang memerah dan terlihat menggemaskan. Ia mengancingkan kembali cardigan Neti dan merapihkannya yang membuat Neti tersenyum. Ia mengembalikan Neti duduk di kursi penumpang agar ia bisa menarik celananya dan menghidupkan mesin mobilnya. Ia melihat kearah Neti yang sedang memakai celananya, Netipun tersenyum dan menurunkan penutup kaca mobil.
Isaac sudah tidak tahu berapa kali ia terbangun dari tidurnya. Mereka akan tertidur bila lelah dan bangun untuk saling menggoda satu sama lain. Baru kali ini ia mendapati gadis yang seimbang dengannya, entah Isaac yang telah membuatnya seperti ini atau gadis ini yang telah membuat Isaac menggila. Kepala Isaac serasa hampir meledak karena kenikmatan yang ia alami berkali-kali dalam semalam. Tubuh mereka tidak kenal puas untuk saling mengeksplor satu sama lain,saling melengkapi, saling memberi dan menerima. Ciuman-ciuman yang tak berujung,desahan dan jeritan-jeritan yang mengalun merdu bagaikan irama malam hari di kamar Isaac.
Isaac meremas bokong Neti, mengelusnya,menciumnya dan perlahan turun ke dalam celah yang merekah yang membuat Neti mengerang. Lidah Isaac menjalar dan menelusup ke dalam, perlahan lalu menjadi ganas,desakan-desakan dangkal lidah Isaac membuat Neti mengerang hebat dan mencengkram sprei. Kaki Neti gemetar ia tidak bisa menahan dirinya lagi,ketika akhirnya rasa nikmat itu menjalar dari perutnya kebawah, dirinya berteriak kencang lalu terbaring lemas dengan tangan terjulur kedepan, Isaac mengangkat pinggul Neti,menciumi punggung dan naik ke lehernya, Neti berusaha bangkit, menopang tubuhnya dengan kedua lengannya, Isaac menarik wajah Neti dan menciumnya perlahan ketika ia menghujamkan dirinya yang membuat Neti mengerang dalam ciumannya. Neti menjaga posisinya dan menggerakkan pinggulnya, menerima desakan Isaac yang perlahan dan mengenai titik kenikmatannya
"lebih cepat sayang" desah Neti, Isaac menarik Neti berdiri, ia memejamkan matanya merasakan Isaac yang perlahan masuk lebih dalam, kepalanya terkulai di bahu Isaac merasakan setiap inci tubuh Isaac di dalam tubuhnya dan mendesah perlahan. Isaac mencium leher dan telinga Neti,ia melingkarkan tangannya di dada Neti, sebelah tangannya menangkup payudaranya dan meremasnya pelan
"dasar cewek nakal kamu ya" geram Isaac di telinga Neti
Isaac mendesak menggerakkan pinggulnya dengan cepat yang membuat Neti mengeram dan mendesah. tangan Isaac turun menyentuh titik sensitive Neti yang membuatnya menjerit, tangannya meremas tangan Isaac dan ketika desakan itu datang kembali kaki Neti kembali bergetar, iapun menggigit lengan Isaac. Gigitan Neti dan cengkramannya di tubuh Isaac memancing kenikmatannya sendiri, Isaac tidak kuat menahannya dan dengan sekali hujaman keras,ia mengerang keras dan mengeluarkannya di dalam tubuh Neti.
Isaac menahan tubuh Neti yang hampir roboh, ia perlahan menurunkan tubuh mereka ke kasur dan mendekap Neti dari belakang, ia mengaitkan kakinya dengan Neti. Ia menyenderkan kepalanya di kepala Neti,mengatur nafasnya yang terengah. Mata Neti masih terpejam menikmati setiap denyutan di tubuhnya, ia merasa sangat ringan dan hangat,Isaac mencium bahunya dan melepaskan dirinya perlahan yang membuat Neti mengerang pelan
"I love you" bisik Neti, ia mengelus tangan Isaac dan perlahan tertidur. Jantung Isaac kembali berdesir hebat, seluruh tubuhnya linu, dadanya terasa terbakar, ia menelusupkan wajahnya di bahu Neti dan tersenyum, matanya perlahan mengeluarkan air mata, ia tidak mau melepaskan gadis ini, kini ia sudah sadar akan perasaannya, ia terlalu mencintai gadis ini hingga merejang seluruh tulangnya. Neti sudah mengembalikan hatinya yang hancur lalu mencurinya . Yaa….gadis satu ini, bukan hanya hatinya yang di curinya tapi sebagian dirinya pun sudah di rampasnya, bagaimana ia bisa hidup tanpa dirinya?. Hanya ia yang Isaac inginkan, hanya Neti tempatnya pulang dan tempat kesadarannya tetap ada.
"I love you " bisik Isaac dan tertidur sambil memeluk Neti.
Isaac terbangun dan tidak mendapati Neti di sebelahnya, ia mengerang dan mencium wangi makanan yang membuatnya tersenyum sambil memejamkan matanya. Ia mengambil bantal di sebelahnya dan mencium aroma tubuh Neti yang memabukkan, ia tertawa dan menghela nafasnya menikmati kebahagiannya saat ini. Ia bangkit berdiri mengenakan boxernya lalu berjalan keluar dari kamar mendapati Neti yang mengenakan kaos polo miliknya yang tampak kebesaran di tubuhnya. Isaac menghampiri Neti yang sedang membuatkannya nasi goreng, ia melingkarkan tangannya di pinggang Neti lalu mencium pipinya yang membuat Neti tersenyum
"morning sayangku" bisik Isaac sambil menggesekan wajahnya di pipi Neti
"sekarang sudah jam 1 sayang, bukan morning lagi" Neti mengingatkan dan melepas pelukan Isaac
"cuci muka dan gosok gigi baru boleh makan" Neti menunjuk Isaac dengan jari telunjuknya yang membuat Isaac tertawa geli. Ia mengangkat tubuh Neti yang membuatnya menjerit, Neti melingkarkan kakinya di pinggang Isaac lalu tertawa ketika Isaac menciumi lehernya
"mandi duluuu" erang Neti dan melepas ciuman Isaac
"sebentar lagi, aku ingin memelukmu sebentar" Isaac duduk di kursi dan mendekap Neti di dalam pelukannya. Ia mencium wangi Neti dan dirinya yang bercampur dalam kaosnya menjadi sebuah wangi kebahagiaan. Ia tersenyum dalam pelukannya dan mengelus punggung Neti.
Neti menarik tubuhnya dari pelukan Isaac dan menangkup wajah Isaac, ia melihatnya tersenyum sangat tampan dengan jenggot kasarnya yang mulai tumbuh. Neti mengelus bagian pipi Isaac yang tajam dan kasar lalu mengelus pipinya
"aku suka pipi kamu yang begini" senyum Neti sambil mengelus pipi Isaac
"aku jelek kalau jenggotan" Isaac memincingkan matanya lalu tersenyum
"jangan di cukur,aku suka kalau kamu lagi 'begitu' sama aku" katanya malu-malu yang membuat Isaac tersenyum nakal
"begitu apa" senyumnya
"begitu di bawah aku.." wajahnya memerah seketika yang membuat Isaac tertawa geli lalu memeluk Neti dengan gemas. Ia mencium pipi Neti berkali-kali yang membuat Neti tertawa dan memeluk punggung telanjang Isaac.
Isaac merebahkan dirinya di sofa, ia sedang membaca berita di ponselnya dan tersenyum mendengar suara-suara dari dapurnya. Neti datang membawa semangkuk popcorn dan duduk menyender di pelukan Isaac lalu menaruh mangkok popcorn tersebut di pangkuan Isaac.
"kamu katanya nggak suka popcorn, kalau kita nonton di bioskop kamu nggak pernah mau beli popcorn" Isaac melihat Neti yang sedang memakan popcornnya sambil menonton film di tv
"aku suka popcorn yang aku bikin sendiri,kalau beli di luar udah mahal sedikit lagi" senyum Neti dan menyuapkan popcorn ke mulut Isaac yang tersenyum. Isaac tertawa dan melingkarkan tangannya di bahu Neti. Bertambah lagi kebiasaan gadis ini yang di ketahuinya,Neti akan memejamkan matanya ketika menonton adegan ciuman, Neti tidak pernah menaruh kembali barang yang sudah di pakai ke tempat semula,yang terkadang membuat Isaac kesal memberitahunya, Neti juga tidak bisa melipat pakaian dengan rapih, ia menggantung semua pakaiannya. Neti tidak suka membagi makananya,kecuali bila Isaac merengek memintanya.
Neti begitu focus menonton film, ketika adegan ciuman muncul, ia segera menutup wajahnya yang membuat Isaac tertawa geli. Ia melepas tangan Neti yang membuatnya menjerit dan memejamkan matanya yang membuat Isaac semakin tertawa dan terus menggoda Neti dengan membuka tangannya. Neti yang kesal memukul Isaac dengan bantal membuat Isaac menyerah dan tertawa. Isaac tersenyum melihat wajah Neti yang merenggut, ia memeluk Neti dan menindihnya di atas sofa. Ia menyingkirkan rambut di wajah Neti dan mencium kening Neti.
Sebuah hal gila terlintas dalam pikirannya ketika melihat senyuman Neti. Ia menggeser tubuhnya dan menarik Neti ke dalam pelukannya lalu menatap mata Neti
"do you want live together with me?" Tanya Isaac yang membuat Neti terdiam mencerna perkataan Isaac
"maksud kamu nikah?" Isaac tersenyum dan menggelengkan kepalanya
"kita tinggal bersama,pergi dan pulang bersama,tidur bersama layaknya pasangan yang menikah"
"apa bedanya sama nikah? Kalau aku hamil bagaimana?" Tanya Neti, Isaac mengerutkan dahinya mencoba mencari kata-kata yang bagus
"tidak ada bedanya, Kita akan lebih saling mengenal lebih dalam lagi. seperti level up dari hubungan kita. Dan kalaupun kamu hamil,tentu saja aku tanggung jawab dong"
"tapi kan selama ini kita juga udah nginep dan tidur bareng, bedanya apa?"
"bedanya, kita bener-bener tinggal di satu tempat, bukan kostan kamu,bukan juga di apartement aku, bener-bener our new home. Tempat yang kita bangun bersama, kita pergi dan pulang ketempat yang sama setiap hari. Aku nggak bisa tiap hari nginep di tempat kamu atau pergi mendep-mendep kayak maling pagi-pagi buta" jelas Isaac yang membuat Neti tertawa
"please.. live with me, everyday of my life would be perfect because it start and end with you. Let's grow together,not apart." Neti melihat kesungguhan di dalam mata Isaac, jantungnya kembali berdebar,ia merasa perutnya seperti ada kupu-kupu yang berkepak dan beterbangan. Isaac mencium kening Neti yang membuatnya meneteskan air mata. Isaac menghapus air mata Neti dan mencium kedua mata Neti lalu memeluknya. Neti tersenyum dan mengangguk dalam pelukan Isaac yang membuatnya merengkuh Neti dalam pelukannya.
Isaac melingkarkan tangannya di bahu Neti, mereka berdiri menunggu di depan pintu lift lobby RS. Pagi itu masih pukul 6 lewat, para cleaning servis bertebaran membersihkan RS, beberapa penjual stall makanan sudah membereskan tokonya,masih sedikit dokter yang sudah datang, hanya beberapa dokter dan perawat di ruang IGD dan rawat inap sehingga tidak ada yang melihat mereka datang bersama. Pintu lift terbuka, Neti menurunkan tangan Isaac yang membuatnya merenggut manja. Mereka melihat Toni berdiri di dalam lift sambil memegang cangkir kopinya dan cemberut melihat mereka berdua
"kalian sengaja membuatku iri?" kata Toni begitu mereka masuk ke dalam lift. Isaac menumbuk pelan bahu Toni dan menyapanya
"bagaimana keadaan RS beberapa minggu ini?" Tanya Isaac
"not too busy, ada satu pasien rawat inap, dia di larikan ke IGD semalam, hasil pemeriksaan menunjukan ST elevasi* dan perubahan resiprokal"
"another heart attack" Isaac menarik nafas
"kurasa bukan, dia sudah melakukan tes EKG dan USG jantung hasilnya negative" kata Toni sambil menyesap kopinya. Neti melihat kedua pria itu dengan kagum, Isaac melirik kearah Neti yang tersenyum memandang Toni
"you did a great job and thank you" Isaac berdiri di depan Neti menghalanginya melihat kearah Toni. Lift berdenting di lantai 2, Neti tersenyum dan permisi keluar pada mereka berdua, Isaac menarik tangan Neti yang membuat pintu lift tertahan. Ia mencium pipi Neti yang membuatnya menepuk tangan Isaac.
"oh gosh, can you please don't do that in front of me" Toni mengeluh dan menutup matanya.
Pintu ruang praktek Isaac di ketuk, Isaac sedang bersiap mengenakan pakaiannya ketika Toni masuk membawa sebuah berkas dan duduk di kursi. Toni melihat sekeliling ruang praktek Isaac yang lebih besar dari ruang prakteknya, terdapat satu ranjang pasien, meja kerjanya dengan pc bermerek dan yang istimewa, ia memiliki kamar mandi pribadi di dalam ruang prakteknya yang membuat Toni mendengus dan menggelengkan kepala. Isaac memberi tanda agar Toni menunggunya sementara dirinya masuk ke kamar mandi, Toni melihat layar komputer Isaac yang sedang mencari sebuah property, ia memicingkan matanya dan berfikir berapa gaji yang di terima Isaac.
"yo.. what's problem?" Tanya Isaac ketika keluar dari kamar mandi
"ruang praktekmu memiliki kamar mandi dalam?"
"aku sensitive terhadap kamar mandi dan tidak bisa memakai sembarang toilet" Isaac sedikit menjelaskan dan mengambil map yang Toni bawa
"Mr. Paulus,masuk kemarin malam mengeluh dadanya sakit, statusnya Infark miokard akut*."
"apa ada kemungkinan false alarm?" Tanya Isaac sambil melihat layar monitornya
"kupikir juga begitu, tapi hasil CT scan menunjukkan sepertinya ada tumor besar yang mengelilingi jantungnya" jelas Toni tapi Isaac hanya mengangguk dan terus menatap layar monitornya
"apakah kau berencana membeli sebuah rumah?" Tanya Toni
"nope.. we decided to rent for 1 year, kalau bisa yang letaknya dekat dengan rumah sakit" Isaac mematikan komputernya dan melihat wajah Toni yang cemberut
"Kita tidak tahu tanpa eksplorasi lanjutan, sebaiknya kita lakukan angiogram* hari ini." jawab Isaac lalu menandatangani map tersebut
"kalian akan menikah?" tanya Toni
"not yet… I asked her to stay with me. So we'll live together" senyum Isaac. Toni memincingkan matanya
"live together tanpa ikatan? Bagaimana dengan orangtua Neti, apa mereka setuju?"
"she's alone, she only has me" mereka berdua terdiam dan Toni menghembuskan nafasnya
"sepertinya di sekitar apartementku banyak unit yang di sewakan, letaknya strategis hanya beberapa menit dari RS, banyak fasilitas dan berada di atas mall." Isaac mengangguk merasa tertarik
"kami akan mampir ke sana minggu ini, sekarang mari kita kunjungi Mr. Paulus" Isaac beranjak dari kursinya dan mengajak Toni bersamanya.
Toni dan Isaac menunggu ketika beberapa petugas melakukan angiogram terhadap Mr. Paulus. mereka berdua duduk di depan monitor di ruangan kaca yang langsung terhubung dengan Mr. Paulus
"kenapa memandangiku seperti itu, kau seperti wanita yang menunggu penjelasan pacarnya" kata Isaac sambil melihat layar monitor tanpa memandang ke arah Toni
"kenapa kau bisa punya kamar mandi dalam? Apa ruangan itu di buat khusus untukmu?" Isaac mendengus dan tertawa lalu menoleh ke arah Toni
"you will get it if you ask for it… but it's look not good"
"do you think i'm not good enough?" cetus Toni yang membuat Isaac memandangnya dengan raut wajah aneh,lalu ia menunjuk ke arah monitor di depannya
"IT'S LOOKS NOT GOOD dokter Toni. Ternyata itu bukan tumor, it's aneurisma* " mereka berdua saling memandang ke monitor tersebut
"gosh.. dia punya bom waktu di dadanya" kata Toni ngeri sambil melihat monitor
Isaac dan Toni masuk ke dalam kamar rawat Mr. Paulus dan mendapati Neti dan seorang wanita sedang mengobrol dan tertawa bersama. Neti menoleh dan melihat Isaac yang memandangnya dan tersenyum kecil padanya. Mr.paulus dan wanita di sebelahnya tersenyum senang melihat kedatangan Isaac dan Toni.
"Mr. Paulus, perkenalkan ini Dr.Isaac Nasution, beliau spesialis jantung terbaik di Jakarta, mulai saat ini anda akan di tangani oleh beliau" Toni memperkenalkan Isaac pada keluarga Mr. Paulus dan ia tersenyum menyapa mereka semua.
"bagaimana dok hasilnya? cuman kecapean aja kan, kami memang sedang sibuk mengurus pernikahan kami, dia pingsan begitu saja membuat kami semua kaget" senyum wanita itu dan Mr.Paulus menggenggam tangan wanita di sebelahnya
"dia begitu panik dan menggila ketika aku pingsan" tambah Mr.Paulus yang membuat Toni berdehem dan Isaac tersenyum sambil memeriksa Mr.Paulus dengan stetoskopnya.
"I can understand that" senyum Isaac padanya dan merapihkan baju Mr.Paulus
"tapi sayangnya, hasil pindai CT scan menunjukan adanya pembesaran di jantung. Dan hasil angiogram yang tadi di jalani, menunjukkan yang kami kira tumor ternyata aneurisma arteri koroner." Mereka berdua terdiam, Isaac dapat melihat Mr.Paulus mengenggam erat tangan wanita tersebut
"apa bisa sembuh dengan operasi?" tanya Mr Paulus
"kami akan segera menikah, semua hal sudah di siapkan dan tinggal menghitung hari menuju tanggal resepsi kami. Aku hanya ingin mendengar kabar bagus karena kami sudah mempersiapkan semua acara ini dan aku tidak ingin semua gagal hanya karena tumor" celoteh wanita tersebut yang membuat Isaac, Toni dan Neti tertegun.
"suster Neti, tolong tutup pintunya" pinta Isaac yang membuat kedua pasangan itu semakin tegang
"sekali lagi saya katakan, ini bukan tumor,It's aneurisma. Kami bisa mengoperasi aneurismanya dan berusaha memperbaikinya,tetapi peluang robeknya saat operasi sangat tinggi."
"apakah bisa kami biarkan saja untuk tidak di operasi,dia tidak akan robek kan?" kata Mr.Paulus
"resikonya sama besarnya dengan di operasi" jelas Toni. Wanita itu menutup matanya dan menangis
"itu tidak mungkin.. Ini tidak mungkin terjadi padaku, aku sudah menghabiskan waktu satu tahun ini untuk menyiapkan semua,kami sudah keluar biaya banyak untuk pernikahan kami" tangis wanita itu dan Mr.Paulus masih berusaha menenangkannya
"aku tahu ini sulit di terima, tapi jika kita operasi, ini bisa di tangani secepatnya" jelas Isaac. wanita itu semakin menangis dan Mr.Paulus memandang Isaac
"kami butuh waktu untuk memikirkannya dok" jawab Mr.Paulus dan memeluk wanita tersebut. Isaac menarik nafasnya dan mengangguk lalu keluar bersama Toni dan Neti.
"ini pasti pukulan terberat bagi mereka" kata Toni sambil menggelengkan kepalanya. Isaac mengangguk dan melihat Neti yang termangu menatap kamar Mr.Paulus. Isaac menyentuh bahunya yang membuat Neti menoleh dan tersenyum pada Isaac
"mereka baru saja membicarakan venue pernikahan mereka beberapa menit lalu dengan bahagia." Neti tersenyum masam dan menuju pos perawatnya, lalu Toni menepuk pundak Isaac dan meninggalkannya.
Isaac menghampiri Neti dan melihatnya mengetik di depan komputernya, wajahnya terlihat masam dan beberapa kali menarik nafasnya dengan berat. Isaac melihat sekeliling pos perawat yang masih ada beberapa perawat di sana, ia berdehem yang membuat Neti mendongak melihatnya, ia melihat sekelilingnya dan memberi tanda pada Isaac untuk tidak berbuat macam-macam yang membuat Isaac tersenyum. Isaac mengeluarkan ponselnya, mengetikkan sesuatu lalu mengetuk pos perawat yang membuat semua perawat melihat ke arahnya
"tolong kalian awasi Mr.Paulus, langsung telpon saya bila terjadi keadaan darurat ya" kata Isaac yang membuat semua perawat mengangguk kemudian ia pergi meninggalkan pos perawat. Neti membuka ponselnya dan melihat pesan Isaac yang membuatnya tersenyum.
Akhir pekan itu Isaac dan Neti mengunjungi apartement Toni yang terletak tidak jauh dari RS. Sebuah apartement yang letaknya menyatu dengan mall dan hotel, dekat dengan jalan tol dan yang terpenting tidak jauh dari RS. Seorang marketing wanita menunggu mereka di lobby apartement yang eksklusif dan mewah membuat Neti bergumam 'pasti akan sangat mahal harga sewa di sini'. Isaac dan Neti menyalami wanita tersebut, ia mengatakan Toni menelponnya karena mereka sedang mencari unit untuk di sewakan. Mereka menaiki lift yang juga terlihat mewah menuju lantai 21. Isaac mengenggam tangan Neti yang membuat wanita itu bertanya apakah mereka pengantin baru yang membuat Neti tersipu malu dan wanita itu tertawa.
Mereka memasuki sebuah unit 1 bedroom dengan luas 38m. Sebuah kitchen set yang sudah full furnish lengkap dengan kompor, kulkas dan mesin cuci terletak di sebelah kiri begitu mereka memasuki unit tersebut. Di depan dapur terdapat kamar mandi dengan full marmer bertema white gold yang sangat mewah. Lalu di sebelah ruangan terdapat ruang duduk kecil dengan satu sofa kecil berwarna coklat, di depannya terdapat satu round table kecil sebagai meja makan. Di ujung ruangan terdapat ranjang berukuran king size dengan meja nakas dan tv besar di depannya. Terdapat balkon kecil yang langsung menyajikan pemandangan kota.
Neti dan Isaac berkeliling melihat ke setiap sudut ruangan. Neti mengecek sirkulasi udara dan tekanan air lalu menganggukkan kepalanya, ia cukup kagum dan menyukai unit ini, ia tersenyum pada Isaac yang sedang duduk di atas ranjang dan mengecek kenyamanan ranjang tersebut lalu tersenyum nakal ke Neti yang membuat Neti memelototinya.
"apakan semua furniture di sini sudah termasuk dalam sewa?" tanya Neti
"ya sudah termasuk,ranjang, tv, kulkas, mesin cuci, microwave, sofa, meja makan semuanya, kalian bisa masuk dengan bawa koper saja" senyumnya pada Neti yang sedang membuka lemari dapur
"bahkan piring, sendok, gelas dan peralatan masak ini?"
"ya tentu saja, tapi itu nanti ada ketentuannya di dalam kontrak, bila kalian memecahkan atau menghilangkan peralatan dapur. Semuanya sudah di hitung sama pemiliknya"
"kapan kami bisa menempati unit ini?" tanya Isaac
"kalau kalian sudah okeh, proses pengurusan kontrak dan tanda tangan dengan pemilik bisa di lakukan besok, bisa kami atur agar kalian bisa cepat menempatinya, toh tinggal bawa koper saja kan" senyumnya
"iya kalau bisa secepatnya " sahut Isaac lalu Neti menyikutnya
"tunggu dulu, kan dari tadi belum di sebut harganya berapa" senyum wanita itu menghilang, ia tahu pasti para wanitalah yang mengurus masalah biaya sewanya, ia lalu menyebutkan sebuah nominal yang membuat Neti menutup mulutnya
"tapi itu semua sebanding, kan unitnya sudah full furnish, letaknya di dalam mall, banyak fasilitas mendukung dan ramah anak-anak, maksimal penyewaan 2 tahun ada deposit sebesar 10% dari harga sewa dan akan di kembalikan setelah sewa berakhir" jelas wanita tersebut. Neti menarik tangan Isaac,menjauh dari wanita tersebut dan berbisik padanya
"sayang, ini berlebihan banget, kita cari yang lain aja"
"tapi aku suka sama unit ini,kamu juga suka kan, tempatnya strategis dari RS dan dekat kemana-mana pula"
"iya tapi harganya mahal banget" Neti mengerutkan dahinya yang membuat Isaac tertawa dan mengurut dahi Neti
"menurut aku masih affordable, apalagi fasilitasnya mendukung kalau nanti kita punya anak" Neti terdiam membatu memandang Isaac yang tersenyum memandangnya
"apa kamu bilang?" tanya Neti , Isaac tertawa dan memeluknya
"kita akan tinggal di sini sampai kita punya baby" bisik Isaac yang membuat lutut Neti lemas, kebahagiaan pun melingkupi hatinya. Agen rumah tersebut berdehem yang membuat mereka melepaskan pelukannya
"jadi bagaimana bapak-ibu?" tanyanya, Isaac tersenyum dan mengulurkan tangannya
"ok deal, tolong bantuannya agar kami segera huni" wanita itu menjabat tangan Isaac dan tersenyum sumringah penuh kemenangan
Neti berjalan melewati lounge RS dan melihat calon istri Mr.Paulus sedang duduk di sana dengan beberapa kertas di atas mejanya. Neti menghampirinya dan menyapanya ketika wanita itu melihatnya. Ia melihat kertas yang berserakan, beberapa kuitansi dan daftar-daftar perlengkapan pernikahan, dengan cepat ia membereskannya dan menyilahkan Neti untuk duduk bersamanya.
"sejak awal mempersiapkan pernikahan ini, entah mengapa aku seperti mempunyai firasat untuk menyimpan semua kwitansi yang ada." ia memasukkan kertas-kertas tersebut ke dalam tasnya dan tersenyum kecut melihat Neti
"keluarganya tidak menyetujui pernikahan kami. Maka dari itu aku berfikir untuk menyimpan semua kwitansi ini kalau-kalau keluarganya menghentikannya. Tapi ternyata sebuah penyakit yang menghentikannya. Kau tau kami berjuang untuk mewujudkan pernikahan ini menjadi nyata tapi secepat itu hilang dalam kedipan mata" air mata mengembang di pelupuk matanya dan ia menangis di depan Neti.
"kondisi Mr Paulus baik-baik saja saat ini dan ia akan segera membaik bila di operasi"
"lalu membuatnya lebih cepat untuk mati?" teriaknya pada Neti
"tapi jika menolak operasi sekarang,itu akan memperparah. Mr paulus seperti membawa bom waktu di dadanya , yang bisa pecah kapan saja dan dokter Isaac yang terbaik dalam menangani ini" kata Neti mencoba menenangkannya.
"Paulus memutuskan untuk operasi" ia mengangkat kepalanya dan menangis
"aku tak cukup kuat untuk ini,aku tidak bisa menghadapinya,dan aku benci diriku yang seperti ini. Ketika kau merencanakan hal yang luar biasa dalam hidupmu, hidup sangat tidak terduga dan aku tidak siap untuk hal yang terburuk nanti." ia bangkit berdiri dan hendak meninggalkan Neti
"wait… you leave him?" tanya Neti tak percaya dengannya. ia berbalik dan memandang nanar ke arah Neti
"I don't invest my self in the wrong people, dan aku sudah membatalkan pernikahan kami. Tolong sampaikan ke dokter Isaac bahwa Paulus siap untuk di operasi" wanita itu berjalan keluar dari lounge dan meninggalkan RS yang membuat Neti kaget dan tidak percaya dengan apa yang di lihatnya
Monitor patient berbunyi di kamar Mr.Paulus. Seluruh perawat segera berdatangan. Isaac berlari dari ujung lorong dan segera memasuki kamar Mr.Paulus. Ia melihat sekeliling kamar dan mencari wanita yang selalu menemaninya selama ini.
"dia harus segera di operasi, segera siapkan ruang operasi, di mana calon istrinya?" tanya Isaac ke para perawat
" dia sudah pergi.." kata Neti tiba-tiba yang datang sehabis berlari
"aku sudah mencegahnya,tapi dia tetap pergi, dia bilang tidak sanggup menghadapi semua ini, aku sudah menghubungi keluarganya dan mereka akan segera datang" kata Neti sambil mengatur nafasnya.
"siapa yang akan tanda tangan surat persetujuannya? Dia harus segera di operasi" Isaac mencibir tidak percaya
"suratnya sudah di tanda tangani dok, dari semalam Mr.Paulus sudah menandatanganinya, jadi kita bisa langsung operasi" jawab salah satu perawat yang lain. Isaac mengangguk dan memerintahkan agar Mr.Paulus segera di bawa ke ruang operasi
Operasi sedang berlangsung di RO 1. Isaac dan Toni sedang berkutat dengan Mr.Paulus yang terbaring di atas meja operasi. Neti duduk di dalam pos perawat masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. mereka sudah berjuang dan mempersiapkan segala hal tapi mengapa ia begitu mudah menyerah? Ia melihat ke sekeliling pos perawat di mana para perawat masih bergosip tentang kaburnya tunangan Mr.Paulus yang membuat kepala Neti semakin pening.
Operasi Mr Paulus berjalan lancar, aneurismanya sudah di angkat dan Isaac sekali lagi membuat mujizat dengan tangannya yang membuat Toni semakin kagum dan merasa Isaac pantas mendapat sebuah kamar mandi di dalam ruang prakteknya.
Mr.Paulus tersadar pasca operasi, Isaac yang sedang mencatat di dalam mapnya lalu mengangkat kepalanya ketika Mr Paulus memanggil mantan tunangannya yang telah pergi.
"she's not here sir.. " jawab Isaac lalu menghampiri Mr Paulus yang sudah mengembang air matanya
"dia benar-benar pergi?"
"yes.. tapi anda selamat, kami sudah mengangkat aneurismanya, itu yang terpenting saat ini" jelas Isaac padanya
"dia benar-benar pergi? Setelah semua yang kami lalui? Manusia macam apa yang tega seperti itu?" Mr Paulus menangis yang membuat Isaac terdiam dan teringat masa lalunya. Ia menepuk tangan Mr.Paulus dan berjalan meninggalkannya.
Neti dan Isaac terdiam dalam perjalanan pulang mereka. Neti menatap keluar kaca dan Isaac mengendari mobilnya tanpa melihat ke arah Neti. Mereka masih shock dengan apa yang di alami Mr.Paulus. Terutama pada Isaac, kejadian ini membangkitkan luka masa lalunya.
Mereka sudah menempati apartement baru mereka, Isaac memarkirkan mobilnya dan menggandeng tangan Neti menuju tempat tinggal mereka. Neti mengeringkan rambutnya dan berjalan kearah ranjang dimana Isaac sedang membaca sebuah buku. Ia meletakkan bukunya, membuka selimut dan tersenyum ketika Neti naik ke atas ranjang dan merebahkan dirinya di atas pelukannya. Isaac menarik selimut dan membalikkan tubuh mereka, ia memandang wajah Neti di depannya yang tersenyum melihat Isaac.
"aku nggak bisa bayangin kalau kamu pergi meninggalkan aku" kata Isaac tiba-tiba yang membuat Neti bingung
"aku juga tidak habis pikir dengan apa yang di lakukan tunangan Mr.Paulus" Neti menghembuskan nafasnya dan melihat Isaac yang menatapnya dengan tatapan serius yang membuat Neti bingung
"you wanna know my biggest fear?"
"my biggest fear It's not dying. but the thought of losing you! You are really important to me. And I can't imagine a life without you. Maybe I'll die if you leave me like that" Neti terpaku pada perkataan Isaac, ia mengelus pipi Isaac berusaha menenangkannya tapi Isaac tetap menatapnya yang membuat Neti menjadi takut
"can you do me a promise?" tanya Isaac
"stay in my life forever, do not leave me! no matter what happened to us. Promise me!" Neti melihat mata Isaac yang bersungguh sungguh yang membuat hatinya menjadi linu
"Neti.." panggilnya yang membuat Neti menjadi bingung apa yang terjadi dengan Isaac
"can you promise me? Please Neti.." Isaac menggeggam tangan Neti, meremasnya erat dan kencang yang membuat Neti merasa tidak nyaman
"yes.. I promise.. I promise.." jawab Neti yang membuat Isaac seketika menghembuskan nafasnya,seakan-akan Neti tidak membiarkannya bernafas sebelum menjawab pertanyaannya.
"kamu kenapa sih sayang..kenapa mikir yang jelek-jelek?" tanya Neti, tetapi Isaac hanya terdiam lalu merengkuh Neti ke dalam pelukannya. Ia mencium kening Neti dan menghapus sedikit air matanya, ia mencoba menghilangkan rasa linu di hatinya, mencoba menghilangkan pikiran bahwa Neti akan meninggalkannya sama seperti yang di lakukan oleh Tiur.
· ST-Elevation Myocardial Infarction (STEMI) adalah jenis serangan jantung yang sangat serius di mana salah satu arteri utama jantung (salah satu arteri yang memasok oksigen dan darah kaya nutrisi ke otot jantung) tersumbat
· Infark miokard akut adalah istilah medis dari serangan jantung. Kondisi ini terjadi saat aliran darah ke arteri koroner jantung mengalami penyempitan. Kedua hal ini akan membuat otot jantung kekurangan oksigen dan mengalami kerusakan.
· Angiografi adalah prosedur pemeriksaan dengan bantuan foto Rontgen untuk melihat kondisi pembuluh darah arteri dan vena. Angiografi membantu dokter untuk menentukan gangguan dan tingkat kerusakan pembuluh darah.
· Aneurisma adalah penggelembungan di dinding arteri, pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung ke bagian tubuh lain. Bila dinding arteri terus membesar, lama-kelamaan arteri bisa pecah dan menyebabkan perdarahan hingga kematian.Aneurisma aorta sering disebut sebagai bom waktu yang di kemudian hari bisa pecah dan dapat mematikan.