Toni mengendarai mobilnya ke arah jalan yang di tunjukkan Isaac yang duduk di sebelahnya. Isaac mengajak Toni untuk pergi ke pesta ulang tahun Mr.Budi bersamanya kemarin malam, dan ia pun setuju dengan menjemput Isaac di rumahnya. Mereka sampai di sebuah rumah besar yang di arahkan oleh peta tersebut. Rumah yang terletak di Jl. Madiun, Menteng-Jakarta Pusat tersebut bergaya Amerika klasik dengan pagar hitam tinggi menjulang di depannya. Toni mengarahkan mobilnya mengikuti antrian mobil lainnya. Seorang penjaga keamanan menghentikan mobil mereka, ia memberikan salam hormat ketika Toni membuka kaca pengemudinya. Petugas tersebut menanyakan kartu undangan Toni lalu mempersilahkannya masuk
Sudah Ada sekiranya 100 orang di dalam rumah yang megah tersebut yang memakai pakaian resmi. seorang security berbaju batik membuka pintu mobil Toni, ia memeriksa undangan mereka,dan mengatakan mobil mereka akan di parkirkan. Toni dan Isaac masuk ke dalam lalu seseorang menepuk pundak Toni, Isaac melihat mereka sepertinya saling mengenal, tetapi wajah Toni sangat tidak bersahabat pada lelaki itu.
"are you alright?" Tanya Isaac dan Toni menganggukkan kepalanya
"hanya seseorang yang seharusnya tidak aku temui lagi selamanya" jawab Toni lalu berjalan ke dalam bersama Isaac.
Mereka bertemu Lydia dan Stephanie. ketika para tamu semakin ramai Stephanie mengajak Isaac untuk pergi mencari makanan. Mereka menuju ruang keluarga di mana terdapat tempat untuk anak-anak bermain dan beberapa cemilan terpajang di sana.
"you look so different bro" kata Stephanie, ketika mereka duduk di sebuah bangku sambil memperhatikan anak-anak
"what?" Isaac mengangkat tangannya dan memakan cemilannya
"entahlah, kau terlihat lebih loveable, are you in relationship with someone?" Isaac tersedak dan melihat ke arah Stephanie yang tertawa
"tebakanku bener kan, siapa wanita beruntung itu, yang bisa membuat seorang Isaac Nasution si buaya darat menjadi seperti ini"
"ih mulut kau ya,aku manusia bukan buaya"
"oh yes, you are! Isaac Nasution tidak mungkin datang ke pesta seperti ini dengan seorang lelaki dan duduk bersamaku di tempat penitipan anak! Normalnya kau akan mengajak gadis panggilanmu dan menghilang di tengah pesta" jelas Stephanie dan tertawa, Isaac mendengus dan menggelengkan kepalanya. Ia kembali mengingat, kapan terakhir kali ia berganti pasangan. Sepertinya, sejak ia bersama Neti ia tidak pernah bersama wanita lain.
"yeah, I finally find someone" senyum Isaac melebar jika membayangkan Neti
"it's really makes me so curious, who's that lucky girl?" Tanya Stephanie. Isaac tertawa sambil menggelengkan kepalanya lalu berdiri dan meninggalkan Stephanie ketika melihat Lidya memanggilnya.
Toni dan Isaac memasuki sebuah ruangan di lantai 2 yang jauh dari kerumunan. Tepat seperti dugaan Isaac, di sana sudah kumpul para pemimpin RS untuk membandingkan dirinya dan Toni dalam kompetisi menjadi calon kepala bedah. Beberapa bulan lalu Dr.David menunjuknya untuk menjadi kepala bedah, tapi ia menolaknya. Bukan karena ia merasa segan karena Dr.David mengenalnya sejak ia kecil tapi pekerjaan itu akan memberatkan dan memiliki tanggung jawab yang besar. Tapi saat ini ia ingin mempunyai sebuah kuasa di RS, sehingga ia bisa melindungi Neti dari pasien-pasien yang tidak bermoral seperti waktu itu dan di sisi lain, menurutnya dirinya lebih hebat dan layak untuk posisi tersebut di bandingkan dengan Toni.
Dr. Reza menjelaskan kembali profil Isaac dan Toni. Ia mempresentasikan bahwa mereka adalah calon yang sangat kompeten untuk menempati jabatan kepala bedah di RS serta tugas dan tanggung jawab mereka nantinya sebagai Chief Surgeon. Lydia duduk di samping Mr.budi, seperti menerjemahkan apa yang di katakan Dr.reza. Mr.Budi mengangguk dan melihat ke arah Isaac dan Toni secara bergantian. Seorang pelayan berbaju batik memasuki ruangan memberitahukan tamu penting yang ditunggu sudah datang, tak lama Mr.Budi pun menyudahi pertemuan tersebut.
"sepertinya Mr.budi menaruh harapan kepadamu, beliau sangat kagum ketika kau berhasil dalam Hemispherectomy" Dr.reza menepuk lengan Toni.
"are you alright?" Tanya Toni kepada Isaac
"yeah… it's okay, it's just a small competition bro, I'm take it easy for it" senyum Isaac. Toni memandang Isaac dengan heran, ia masih tidak percaya pria di depannya ini adalah seorang dokter yang pernah melakukan operasi stem cell. Lydia membimbing mereka untuk pergi ke ruang makan yang sudah di siapkan, Dr.reza memberikan semangat pada Isaac bahwa keputusan belum di buat dan masih ada harapan untuknya. Mereka melanjutkan dengan acara makan malam bersama, Isaac tidak melihat Toni yang tiba-tiba menghilang dan tidak mengikuti acara makan malam.
"aboy…"panggil Dr.David ketika Isaac beranjak dari meja makan
"akung …ingin kamu lebih berkembang lagi, teruslah berusaha ya, kami sebenarnya sangat menyukai kalian berdua. kalian punya skill yang hebat di bidang yang berbeda." Dr.David menepuk pundak Isaac lalu beranjak pergi ketika seseorang memanggilnya. Isaac sebenarnya tak terlalu pusing, tapi mendengar perkataan Dr.David, ia seperti merasa kalah telak oleh Toni secara tidak langsung. Isaac kembali mencari Toni untuk mengajaknya pulang tapi tetap tidak menemukannya.
"sis, sampaikan ke Lili dan papamu aku harus segera pulang" kata Isaac dan bergegas pergi
"what ? seriously bro ? kita bahkan belum sampai ke acara utama"
"I miss her, i'm just miss her so much " Isaac tersenyum sumringah dan melihat Stephanie yang tersenyum menjengkelkan
"oh come on ,jangan bikin penasaran,who is she? I would not tell anybody"
"im not trust you, kau menyebarkan ke satu sekolah waktu aku bilang, aku menyukai Lili di kelas 5!" Isaac menunjuk ke arah Stephanie yang tertawa lalu meninggalkannya.
Isaac akhirnya memanggil sebuah taksi setelah menyerah mencari Toni yang tidak tahu kemana. Ia bersyukur jalanan tidak begitu macet hari ini. ia menuju ke sebuah tempat tujuan dimana hatinya berada. Isaac akhirnya sampai di kostan Neti, ia menyapa tukang nasi goreng dan masuk ke dalam. Ia membuka pintu kamar Neti yang tidak terkunci dan mendapati Neti yang sedang terbaring di kasur sambil menonton tv lalu tersenyum melihat kedatangan Isaac.
Isaac mengunci pintu kamar lalu melempar jasnya dan menghampiri Neti di kasur. Neti tersenyum dan menyapanya ketika Isaac naik ke atas kasur dan langsung menindih Neti lalu mencium pipinya dengan gemas.
"I miss you so much.." erang manja Isaac di leher Neti. Isaac mengangkat kepalanya lalu menatap wajah Neti yang tersenyum. ia mencium wajahnya bertubi-tubi sehingga membuat Neti tertawa dan mendorong kepala Isaac
"apaan sih kamu,manja banget" Neti menahan kepala Isaac dan menghentikan ciumannya
"Menyebalkan,pesta itu sepertinya hanya untuk membandingkan aku dan Toni.lebih baik aku bersamamu" tangan Isaac mengelus pipi Neti lalu menggeser tubuhnya. Isaac mencium pipi Neti dan memeluknya,lalu ia menelusupkan kepalanya ke dalam pelukan Neti. Tangan Neti mengelus kepala Isaac dan menciumnya, ia tahu walau Isaac tidak pernah menceritakannya, neti bisa melihat Isaac merasa terintimidasi dengan kehadiran Toni, dan diam-diam dia berkompetisi menyaingi Toni secara tidak langsung.
"Mereka memang bilang apa?" tanya Neti sembari mengelus kepala Isaac.
Isaac mendesah dan menghembuskan nafas berat seraya enggan menceritakannya. Neti mengangkat wajah Isaac yang murung dan mendorongnya agar mereka bisa duduk dan bicara.
"Do you want to talk about it ?" Tanya Neti perlahan sembari mengelus tangan Isaac. Tangan Isaac menggenggam tangan Neti dan menatap wajahnya. Ia tidak pernah merasa rapuh seperti ini sebelumnya,apalagi di depan wanita.
"Dr.Reza mendukung Toni, dan om David pun sepertinya lebih menyukai kinerja Toni. Kamu ingat operasi Hemispherectomy kemarin? Sepertinya itu berpengaruh besar dalam penilaian Toni" Isaac mengehela nafasnya,ia sangat membutuhkan sebatang rokok saat ini
"Hmm ya, memang operasi kemarin pasti sangat berpengaruh,dia bahkan sampai mendatangkan temannya dari Malaysia kan ,dan hasilnya pun minim efek" Isaac memandang Neti dengan mengerutkan dahinya
"Kok kamu belain dia?" Neti tersenyum geli melihat wajah Isaac yang merenggut seperti anak kecil
"Aku gak belain dia,tapi memang seperti itu kenyataanya"
"seharusnya mereka lihat kinerja aku selama ini dong! aku lebih senior di RS, aku sudah menyelamatkan ratusan nyawa selama aku di sana"
"Kamu tahu apa kekurangan kamu di mata mereka?" Isaac terdiam melihat Neti,wajahnya masih terlihat kesal
"Kamu memang dokter jantung paling hebat yang, tapi kamu tahu kenapa dokter Toni bisa langsung di lirik? dia selalu membentuk sebuah Team Work, dia tidak kerja sendiri. Bukan berarti dia tidak mampu,tidak ada yang meragukan kemampuan kamu di atas meja operasi, but you always work alone, setiap organisasi butuh tim, divisi kamu juga butuh tim. kamu tidak pernah mau ikut serta dalam tim Dr.Lydia atau Dr.Reagen."
"Tapi walau aku tidak ikut tim pasien aku baik-baik saja kok" bela Isaac.
" i know.. i know ... tapi gimana ya ngomongnya.... " Neti terdiam mencari kata-kata yang bijak
"What?" Isaac memicingkan matanya
"Kamu terlalu perfeksionis sayang, kalau kamu memang mau jadi chief, its not just all about you! Kamu tuh agak careless sama sekitaran kamu. You need to got in the team" isaac terdiam menatap Neti, salah satu alasan dia mengincar posisi itu adalah untuknya tapi gadis ini malah menyuruhnya untuk melihat orang lain, sesuatu yang tidak pernah dan tidak akan Isaac lakukan. Neti mendekat dan duduk di samping Isaac dan menggenggam tangan Isaac.
"You're the best doctor i ever knew. Akan menjadi lebih baik kalau kamu bisa memanfaatkan keahlian kamu bersama orang lain dan sekitar kamu ... aku yakin kamu pasti bisa kok"
"Trus aku harus gimana, aku tidak pernah melakukan hal seperti itu yang, dan aku lebih nyaman kerja tuh sendiri"
"Pelan-pelan, kamu harus liat sekitaran kamu, menerima uluran orang yang butuh kamu." Isaac memandang wajah Neti yang tersenyum padanya sembari mengusap tangannya. Isaac tidak habis pikir, apa yang sudah gadis ini lakukan? mengapa Isaac merasa tunduk akan semua yang di katakannya? Toni memang dokter baru,tapi dia bisa bekerja sama dengan orang lain, mampu berorganisasi, tidak sepertinya dirinya. Neti menarik kepala Isaac dan memeluknya,ia mengusap punggung Isaac seraya menenangkannya
"Kamu pasti bisa, kalau kamu bisa jadi dokter jantung paling hebat di Jakarta,kenapa tidak jadi dokter jantung paling hebat di Indonesia?" Isaac mendongakan kepalanya dan menatap wajah Neti kembali. Ia menarik Neti ke pangkuannya dan memeluknya
"Se Indonesia? Okeh I'll give it to you!" Isaac merengkuh Neti yang tertawa renyah,sejenak membuat hati Isaac merasa lega. Ia membenamkan wajahnya di pelukan Neti,mencium wanginya yang menenangkan. Isaac tidak tahu akan menjadi apa dirinya bila tidak ada Neti disisinya saat ini, mungkin ia akan kembali minum-minum dan merokok tetapi berada disini, di dalam pelukannya, mendengar tawanya,merasakan hangat pelukannya,mencium wangi aroma tubuhnya, semuanya membuat Isaac merasa aman dan nyaman.
Dr.Reza memasuki ruang doker, wajahnya terlihat saat serius kali ini, ia mematikan lampu dan menyalakan proyektor yang terhubung langsung dengan ponselnya. Para dokter sudah tahu bila ada sebuah kasus serius Dr.Reza pasti akan menyalakan proyektornya.
"Mr.Yopi Yunardi berusia 45 tahun, datang ke Poli klinik 1 minggu lalu dengan keluhan sering mengalami sensasi seperti mau pingsan sejak 3 tahun terakhir dengan durasi antara 3-5 detik. Keluhan ini biasanya timbul bila kondisi kelelahan dan diawali dengan rasa berat di belakang kepala kemudian pandangan menjadi gelap. Saat pingsan pasien masih bisa mendengar suara orang-orang di sekitarnya. tadi malam beliau masuk ke emergency karena mengalami pingsan kembali. Pasien masih aktif bekerja dan tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa. Pemeriksaan fisik pasien dengan keadaan umum sadar baik, kondisi Hemodinamik* stabil dan pemeriksaan thorak, abdomen serta ekstremitas* dalam batas normal." Jelas Dr.Reza sembari memberikan gambar rekap medis pasien di depan layar, seseorang mengacukan tangannya
"Sir..apakah itu Yopi sang penyanyi terkenal?" tanyanya dan Dr.Reza mengiyakan yang membuat satu ruangan menjadi heboh dan riuh
"ya saya tahu dia akan menjadi sorotan publik, tapi beliau minta keberadaannya di sembunyikan. Beliau tidak ingin di ketahui oleh publik, jadi di harapkan para dokter,suster dan staff RS lainnya merahasiakan keberadaannya" tak lama sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya,semua dapat melihat bahwa itu adalah hasil lab dan MRI pasien tersebut, Aneurisma* sebesar 42,67 mm dan sudah terjadi pendarahan subarachnoid*, serta arteri basilar yang membesar.
"kita tidak bisa menggunakan penjepit untuk sesuatu sebesar itu" sahut Toni, mata Isaac melihat ke arah Toni yang sedang memperhatikan layar dengan serius
"we can do Standstill operation*" celetuk Isaac tiba-tiba yang membuat semua dokter melihatnya, Dr.Reza memandangnya,menantikan kelanjutan pernyataan Isaac
"Isaac it's standstill! Do not show up right now!" tegas Lydia seketika
"lokasi pembesaran pembuluh darah membuatnya sulit,kita hanya perlu menurunkan suhu tubuhnya untuk mencegah kerusakan saat menghentikan jantung, yang berarti menghentikan darah ke otak yang akan mengurangi resiko pecahnya pembuluh darah. Dr.Reagen punya waktu 45 menit untuk menjepit pembesaran tersebut,lalu jantung akan kita detakan kembali."
"Isaac you not be serious about that, tidak ada yang pernah melakukan standstill di Indonesia, dan biayanya akan sangat mahal, you can't do this alone" Lydia berdiri dengan wajah marahnya
"karena itu kenapa kita tidak menjadi pelopor untuk melakukan ini? aku yakin bisa melakukan ini dengan minim resiko,kecuali dari pihak bedah saraf yang tidak menyanggupi" Isaac melirik kearah Dr.Reagen
"bila aliran darah di hentikan,saya rasa itu akan membuat minim resiko,we can try it" jawab dokter Reagen
"seperti katamu, aku tidak bisa melakukan ini sendiri, we gonna make a team. Dan aku butuh Toni bergabung bersamaku" semua mata melihat ke arah Isaac termasuk Toni yang tersenyum senang melihat Isaac. Lydia masih tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Biasanya Isaac akan menyombongkan diri dan mengatakan akan melakukan semuanya sendiri
"tidak ada salahnya mencoba,tapi kita perlu persetujuan pasien dan menjelaskan biayanya" jawab Toni, Dr.Reza menghela nafas, ia mengetukan jarinya ke atas meja dan melihat Lydia yang sedang memandang kearah Toni dan Isaac secara bergantian
"baiklah, kalian jelaskan ke pasien,bila beliau setuju, saya akan menyampaikan ke Dr.David dan Dr.Budi untuk persetujuannya." Dr.Reza mengakhiri pertemuan pagi itu, sebagian dokter telah keluar dari ruangan, Toni dan Lydia menghampiri Isaac bersamaan
"are you serious about this Isaac?" Tanya Lydia kembali
"yes, I'm pretty sure, I've got Toni, apa yang harus ku khawatirkan" Isaac menepuk pundak Toni yang tersenyum
"perubahan sikapmu ini yang membuatku tidak yakin. What makes you changes?" Lydia menggelengkan kepalanya yang melihat Isaac tersenyum sumringah.
Lydia menugaskan Neti untuk merawat Mr.Yopi, karena perawat yang lain tampaknya akan sangat ricuh karena Mr.Yopi seorang artis. sejak pertama di beritahu ia akan merawat Mr Yopi, Neti tidak memberikan reaksi seperti perawat pada umumnya, ia justru menanyakan apa yang membuat Mr.Yopi begitu special.
Kamar Mr.Yopi terletak di depan pos perawat kamar VIP, Neti baru saja keluar dari kamarnya tapi beliau sedang tertidur. Neti berdiri di depan pos perawat mencatat hasil pemeriksaannya dan tiba-tiba ia terkaget karena seseorang berdiri di belakangnya. Ia menolehkan kepalanya dan melihat Isaac yang tersenyum di belakangnya. Ia melingkarkan tangannya di pinggang Neti dan mencium pelipisnya yang membuat Neti menepuk tangan Isaac dan menjauh darinya
"nanti ada orang yang lihat yang" bisik Neti sembari mencubit tangan Isaac yang tertawa geli. Tanpa di sadari, pintu kamar Mr.Yopi terbuka sedikit dan ia melihat Isaac yang masih berusaha memeluk Neti tapi Neti menghindar dan mendorongnya, hingga akhirnya Isaac berhasil memeluknya dan menciumi pipi Neti berkali-kali yang membuat Mr.Yopi tertawa dan tersenyum simpul.
Neti memasuki kamar Mr.Yopi ia membawa seperangkat alat ukur tensi dan melihat Mr.Yopi yang tersenyum saat melihatnya masuk. Neti tersenyum janggal dan mengukur tekanan darah di lengan Mr.Yopi, ia merasa risih dengan pandangan Mr.Yopi pada dirinya. ia seakan menahan senyumnya dan menatap nakal ke arah Neti.
"kamu sudah punya pacar belum?" tanyanya tiba-tiba yang membuat Neti tersentak lalu tersenyum canggung
"kamu pacaran sama dokter Isaac ya?" tanyanya lagi yang membuat Neti membelagakan matanya dan seketika membuat Mr.Yopi tertawa
"bapak istirahat dulu ya,sebentar lagi dokter Isaacnya datang" senyum Neti
"ayolah, setidaknya berikan hiburan untukku yang akan segera mati" Neti terdiam dan melihat ke wajah Mr.Yopi yang memelas
"aku tahu mereka akan menghentikan jantungku,membuka isi kepalaku lalu membangkitkanku dari kematian, kedengarannya mustahil kan? Dan aku harus membayar milyaran rupiah untuk ujicoba itu." Neti menghembuskan nafasnya dan mendekat ke arah Mr.Yopi menenangkannya ketika di lihat air mata mengembang di pelupuk matanya
"melihat kalian mengingatkan diriku dahulu, kami saling mencintai sampai akhirnya aku lupa,bahwa aku hanya menyakitinya. Kini setelah dia pergi, aku tidak tahu harus bertahan seperti apa,kematian pun tidak menakutkan bagiku."
"jangan ngomong seperti itu pak, kalau operasi besok berhasil berarti bapak di berikan kesempatan kedua oleh Tuhan."
"aku bahkan tidak berfikir bisa melanjutkan hidupku kembali." Mr.Yopi tertawa melihat kepolosan Neti
"no.. kesempatan kedua bapak untuk meminta maaf padanya, minta maaf pada orang yang bapak sakiti, hanya itu yang perlu bapak lakukan" Mr.Yopi terdiam melihat Neti yang mengangguk meyakinkan dirinya. Tak lama Isaac masuk ke dalam ruangan, ia mengerutkan dahinya melihat ke arah Neti dan Mr.Yopi.
"siang dokter Isaac" senyum Mr.Yopi dan Isaac membalas sapaannya dengan tersenyum janggal sambil terus menatap Neti
"tanda vital dari semalam stabil dok, hasil CT tidak ada pendarahan lagi,dan hasil EKG menunjukan irama sinus normal, tidak ada Iskemia* dan Disritmia*." Jelas Neti padanya,Isaac mengangguk dan melihat ke dalam map
"semuanya tampak sehat, jangan terlalu banyak pikir, kami akan melakukan yang terbaik besok. Dan suster Neti, karena hasilnya tidak ada yang serius bisakah kita menengok pasien lainnya?" Isaac menyunggingkan senyumnya yang membuat Neti menggelengkan kepalanya. Mr.Yopi pun tertawa melihat mereka berdua yang keluar bersama dengan Isaac yang selalu menarik lengan baju Neti.
Mr.Yopi berbaring di atas meja operasi, Dr.Reagen sedang bersiap, Isaac dan Toni berdiri berhadapan, mata Toni tersenyum melihat Isaac yang bertopang pinggang melihat keadaan sekitar. Dr.Lydia,Dr.Reza dan Dr.David juga hadir berdiri di pinggir ruang operasi memberikan dukungan mereka.
"tegang bro?" Tanya Toni kepada Isaac
"do i?" Isaac menurunkan tangannya dan Dr.Reagen sudah duduk di belakang kepala Mr.Yopi memberikan tanda pada Isaac
"okeh everybody, hari ini jumat 15 juni 2018, kita akan memulai operasi standstill pertama kita, let's get going and do our best." Isaac menganguk pada semuanya dan operasi pun di mulai.
Patient monitor terus berbunyi normal, Isaac dan Toni menunggu instruksi dari Dr.Reagen yang tengah melakukan kraniotomi*, ia mengangkat kepalanya dan memandang ke arah Isaac dan Toni lalu menganggukkan kepalanya
"let's start cooling him" kata Toni dan Isaac mengangguk, beberapa perawat membawa es batu dan menumpuk tubuh Mr.Yopi dengan plastic berisi es. Isaac menyiapkan dirinya dan memulai membedah membuka dada Mr.Yopi. Toni membantu memasangkan selang di arteri jantung Mr.Yopi
"kita hentikan aliran darahnya?" Tanya Toni
"yes, untuk melindungi otaknya,agar pembesaran itu tidak pecah,dan menurunkan suhu tubuhnya agar hipotermia* sehingga jaringan tetap baik sampai darah mengalir kembali." Jelas Isaac sembari menjahit jaringan-jaringan arteri tersebut
"suhu tubuh sudah 16 derajat celcius" kata Toni yang membuat Isaac mengangkat kepalanya dan mengangguk
"this time.." bisik Isaac kepada Toni.
Toni menjepit selang yang terpasang pada jantung Mr.Yopi dan menghentikan pompa aliran darahnya,tak lama Patient monitor berbunyi dan menunjukkan garis lurus yang menandakan jantung Mr.Yopi sudah tidak berdetak
"alright dokter Reagen, anda punya waktu 45 menit, kami serahkan semuanya padamu." Kata Isaac, Dr.Reagen mengangguk dan alarm waktupun di setel selama 45 menit kedepan.
Toni dan Isaac menunggu di pinggir ruangan melihat Dr.Reagen yang sedang berkutat dengan isi kepala Mr.Yopi. Isaac melipat tangannya dan melihat Toni yang tersenyum memandang Lydia di seberang ruangan mereka
"since when you dating with her?" Tanya Isaac, Toni melirik ke arah Isaac dan tersenyum
"jangan bilang sejak kau mencuri makan siangnya?" Isaac melirik Toni
"well.. aku sudah menyukainya bahkan sebelum kami bertemu di Jakarta"
"you guys have an affair?" bisik Isaac
"no.. long story short, aku baru tahu dia sudah bercerai setelah kami bertemu kembali di Jakarta. Why? Are you dating with someone too?" Tanya Toni
"I'm not gonna tell you, I just want hear your story" senyum Isaac lalu melihat alarm jam
Neti dan para perawat lainnya menunggu di depan ruang operasi. Mereka semua berharap agar Mr.Yopi bisa selamat dan kembali sehat. sedangkan Neti meremas tangannya berharap Isaac dapat menyelamatkan Mr.Yopi. operasi berjalan sangat lambat,tidak ada perawat yang keluar untuk menginfokan sesuatu, bahkan pintu kaca ruang operasi berembun karena udara dingin.
"aku tidak bisa memakai penjepit untuk menahan,berikan forcep bipolar*. Aku akan mencoba sudut berbeda." Keringat bercucur di dahi Dr.Reagen,tangannya mencoba menjepit gumpalan darah di otak Mr.Yopi, beberapa dokter yang mengawasi tampak khawatir melihatnya. Isaac melihat jam alarm yang tersisa 15 menit lagi.
"kita butuh 8 menit untuk menghangkatkan tubuhnya" kata Isaac pada Toni
"kita tunggu sebentar lagi,dokter Reagen sudah masuk dan tinggal menjepitnya" Isaac bersiap di depan dada Mr. Yopi, beberapa perawat sudah mulai mengangkat beberapa batu es dari tubuh Mr.Yopi
"kita harus segera menghangatkan tubuhnya dokter Reagen?" teriak Isaac
"tunggu sebentar, tidak bisa sekarang"
"harus sekarang! atau dia akan mati" teriaknya lagi, Dr.Reagen mengerang dan tak beberapa lama, ia pun berhasil mengeluarkan gumpalan tersebut
"ok we got it" teriak dokter Reagen, Isaac melihat ke arah Toni mengangguk
"let's bring him alive, mulai menghangatkan dan semua penjepit di tarik,nyalakan pompanya perlahan" perintah Isaac dan mereka semua melakukan yang Isaac minta bersama-sama.
"awasi tekanan perfusi serebral*,jaga tekanan darah arteri di atas 60" sahut Toni pada Isaac yang menaikkan kepalanya dan tersenyum melihat Toni.
Dr.Reza dan Lydia tersenyum bangga melihat Isaac yang tampak sangat professional dan cekatan seperti biasa menangani pasien. Tonipun yang berada di depannya dapat mengimbangi Isaac dan membantunya hingga operasi selesai.
"itu operasi yang paling hebat yang pernah aku lalui. Kau membunuh seseorang dan menghidupkannya kembali. You're amaizing Isaac ,you know that!" Toni menepuk bahu Isaac dan memandang kagum padanya.
Lydia, Dr.David dan Dr.Reza keluar memberikan selamat pada Isaac karena operasi berjalan lancar. Mereka semua berdecak kagum dan memberikan tepuk tangan pada Isaac. Hati Isaac di penuhi rasa bangga, air mata mengembang di pelupuk matanya, ia menggelengkan kepalanya dan tak habis pikir mengingat perkataan Neti, bahwa ia akan menjadi lebih hebat bila bersama orang lain. Gadis itu, ia akan menyimpannya dan tidak akan melepaskannya, Isaac menyudahi pertemuannya dan berterima kasih pada semua orang.
Isaac masuk ke dalam ruang prakteknya dan duduk sembari menghembuskan nafasnya, ia hendak menghubungi Neti tapi pintu ruang prakteknya tiba-tiba terbuka. Neti masuk dengan raut wajah cemas, Isaac berusaha menyembunyikan senyumnya dan memejamkan matanya begitu Neti mendekat padanya.
"kenapa? Apa operasinya tidak berjalan lancar?" Tanya Neti, ia menarik wajah Isaac dan melihat Isaac mengerutkan dahinya sembari memejamkan matanya
"it's okay sayang.. it's okay.. it's not your fault, semua itu Tuhan yang menentukan." Isaac menarik Neti ke pangkuannya dan menelusupkan wajahnya di leher Neti . ia mengelus kepala Isaac dan menepuk punggungnya menenangkan Isaac. Tak lama Isaac menarik wajahnya dan tersenyum melihat Neti yang membuat Neti bingung lalu ia tertawa geli dan memeluk Neti
"kamu apa-apaan sih, bikin kaget aja." Kesal Neti dan memukul lengan Isaac. Ia hendak bangkit berdiri tapi Isaac menariknya. Tangan Isaac melingkar di pinggangnya yang membuat Neti tidak bisa bergerak. ia memandang wajah Neti, hatinya kembali penuh dan berdesir, detak jantungnya menjadi tidak teratur, ia tahu apa yang terjadi pada dirinya sekarang tapi ia masih ragu untuk mengungkapkanya, ia hanya tidak ingin lepas dan kehilangan gadis ini dari hidupnya.
"thank you… thank you for trusting me.." bisik Isaac, Neti tersenyum dan mengelus pipi Isaac lalu mengecup bibirnya, Isaac tersenyum merasakan manisnya bibir Neti, ia memaut bibir Neti meminta lebih dari apa yang Neti berikan, tangannya mengelus punggung Neti dan turun ke bokongnya yang membuat Neti tersentak dan melepas ciumannya
"nanti ada orang masuk" bisik Neti dan melepaskan pelukan tangan Isaac
"biarin aja.." kata Isaac yang kembali menarik Neti ke dalam pelukannya dan tersenyum.
*Hemodinamik adalah pemeriksaan aspek fisik sirkulasi darah, fungsi jantung dan karakterisitik fisiologis vascular
* Ekstremitas, atau sering disebut anggota gerak, adalah perpanjangan dari anggota tubuh utama
*Aneurisma otak adalah pembesaran atau penonjolan pembuluh darah otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah
*Perdarahan subarachnoid adalah penimbunan darah di dalam lapisan pelindung otak. Kondisi ini umumnya ditandai dengan sakit kepala hebat
*ventricular standstill adalah hilangnya aktivitas ventrikel meskipun aktivitas atrium masih ada, dengan/ tanpa disertai ventricular escape rhythm
*Iskemia adalah suatu keadaan kurangnya aliran darah ke organ tubuh tertentu, yang mentidakibatkan organ tersebut kekurangan oksigen.
*Disritmia adalah suatu kelainan ireguler dari denyut jantung yang disebabkan oleh pembentukan impuls yang abnormal dan kelainan konduksi impuls atau keduanya.
*Kraniotomi dilakukan oleh seorang dokter spesialis bedah saraf, sebagai prosedur penanganan penyakit atau gangguan yang berada di dalam kepala / otak, misalnya untuk mengangkat gumpalan darah di otak (akibat cedera kepala maupun stroke), memperbaiki tulang kepala yang patah, mengangkat tumor otak, nanah, dan penyakit
*Hipotermia merupakan kondisi saat temperatur tubuh menurun drastis di bawah suhu normal yang dibutuhkan oleh metabolisme dan fungsi tubuh, yaitu di bawah 35 derajat Celsius.
*Bipolar Forceps merupakan aksesoris alat couter yang digunakan untuk berbagai jenis operasi bedah seperti bedah saraf, oftalmologi, operasi plastik dan operasi bedah lainnya.
*Perfusi jaringan perifer adalah keadaan di mana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami suatu penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan