Mobil Isaac terparkir tak jauh dari rumah kost Neti. Ia memarkirkan mobilnya di tempat yang agak sepi dan gelap, sehingga tidak ada yang melihat mereka sedang bermesraan. Neti duduk menyamping di pangkuan Isaac, sebelah tangannya di lingkarkan di bahu Isaac dan membelai rambutnya. Alunan musik dari radio mobil seakan penghantar kegiatan mereka yang saling membelai satu sama lain. Bibir Isaac tak henti-henti memaut,membelai dan menghisap bibir Neti, tangannya pun tak segan-segan bergerilya di tubuh Neti. Ia mengusap dari punggung Neti lalu turun membelai dan meremas bokongnya. Sebenarnya Neti sedikit risih dengan tangan Isaac, semakin hari ia merasakan dominasi tubuh Isaac akan tubuhnya yang tidak bisa di lawan dan di tolaknya.
Neti menyukai saat tangan Isaac menyentuh,meremas dan membelai tubuhnya. Neti sadar akan keinginan Isaac pada tubuhnya,dari setiap sentuhan-sentuhannya di tubuh Neti,belaian-belaian lidahnya yang menggoda, tatapan matanya yang penuh dengan hasrat dan tuntutan, ia juga tahu bahwa ia mempunyai pengaruh pada pria ini, Isaac tidak akan bertindak lebih jika Neti tidak menginginkannya.
Bagi seorang Isaac Nasution, membawa seorang gadis untuk tidur bersamanya perkara yang mudah,tapi entah mengapa sudah 6 bulan sejak hubungannya dengan Neti,ia tidak berani melakukan itu padanya. Ia tahu bila ia salah langkah gadis ini akan pergi meninggalkannya dan Isaac belum siap untuk kehilangan gadis ini.
Neti melepaskan ciumannya ketika mendengarkan sebuah alunan music yang membuat Isaac kaget. Ia menggeser tubuhnya dan menaikkan volume radio lalu tersenyum ke Isaac yang mengerutkan dahinya
"this is my favorite song .." Neti tersenyum dan ikut bernyanyi seiring dengan irama lagu tersebut
"Mataku tak dapat terlepas darimu, Perhatikan setiap tingkahmu yeah..yeah.. Tertawa pada setiap candamu yeah..yeah…Saat jumpa yang pertama" Neti bernyanyi yang membuat Isaac tersenyum geli
"memangnya di liriknya ada yeah,yeah? mengubah-ubah komposisi aja kau" ledek Isaac sambil mengelus pinggang Neti yang membuatnya tertawa. Neti menahan tangan Isaac yang hendak mengelitikinya dan tertawa sambil mengecup bibir Isaac yang tersenyum. Isaac melingkarkan tangannya di pinggang Neti dan menariknya lebih dekat dan menciumnya.
"aku denger-denger kamu mau ngadain pesta ulang tahun gede-gedean ya minggu depan" Tanya Isaac sembari merapihkan rambut Neti di wajahnya
"aku ngajakin karaoke 2 perawat dokter Lydia, tapi mereka malah mengajak yang lain. tapi mereka bilangnya yang bayar bukan aku" jelas Neti sambil mengelus pipi Isaac
"yang kamu pake masker deh,yang buat anti aging" Neti mengelus pelipis dan bawah mata Isaac yang membuat Isaac tertawa
"kamu mau minta kado apa?" bisik Isaac dengan suara rendahnya yang membuat Neti meleleh dan tersenyum
"you're my biggest present for me" Neti memeluk Isaac dan mencium pipinya bertubi-tubi
"ya sudah nanti aku pake pita kado di kepala ya" merekapun tertawa bersama dan menghabiskan sisa malam mereka saling berpelukan, hingga saatnya Isaac harus menurunkan Neti di depan kostnya dengan berat hati.
Pagi hari itu ruang dokter ramai karena semua orang merayakan ulang tahun Neti. Mereka menyelamati Neti dan memberikannya kado, hanya Isaac yang belum mengucapkan selamat padanya. Isaac masih bergelut di ruang operasinya, dan baru datang ketika ruangan ramai membicarakan acara karaoke nanti malam. Neti melihat Isaac yang masuk dari seberang ruangan, lalu mendapati Isaac yang juga menatapnya sambil minum dari tumblernya.
Dr.Lydia memasuki ruangan ketika semua dokter dan perawat sedang membicarakan tentang acara ulang tahun Neti nanti malam. Tak lama Dr.Toni menyusul masuk ke dalam ruangan, ia terkejut mengetahui Neti berulang tahun hari ini. ia menghampiri Neti dan mengucapkan selamat ulang tahun padanya lalu menjabat tangannya dan menepuk pundak Neti. Toni berdiri berdampingan dengan Neti, terlalu dekat hingga bahu mereka bersentuhan. Mereka tersenyum dan tertawa yang membuat Isaac geram.
"what happened with you Li, are you sick, your face is turned red" Tanya Isaac pada Lydia, ia sedikit berteriak ketika Neti menanyakan apakah Toni ikut ke karaoke nanti malam, yang seketika membuat Lydia dan Toni saling bertatapan dan menahan senyumnya.
"apakah dokter Lydia ikut nanti malam?" Tanya Neti padanya
"wah, saya gak bisa janji, sekarang hari jumat,mungkin saya akan selesai di poli jam 8" jawab Lydia.
"dokter Toni datang tidak nanti malam?" Neti bertanya pada Toni yang membuat Lydia dan Isaac menatap mereka berdua. Toni melirik dan melihat pandangan Lydia dan Isaac seperti singa yang siap menerkamnya. Iapun merenggangkan tubuhnya lalu duduk di kursinya dan berpura-pura berfikir
"entahlah, sekarang hari jumat apakah pasienku akan banyak di poli?" kata Toni sambil tertawa, semua orang tertawa, Lydia merenggut kesal ke arahnya yang membuat Toni tersenyum
"sepertinya aku bisa datang,pasienku tidak sebanyak yang lain." Jawab Toni dan mengedipkan matanya. Neti membereskan kado dan bouquet bunga pemberian rekan-rekannya untuk menyusul Dr.Lydia. Toni membantu Neti merapihkan beberapa kado dan memasukannya ke dalam paper bag
"kamu bisa bawa barang segini banyak? Perlu tumpangan?" Tanya Toni dan seketika sebuah tangan menepuk dan meremas bahunya dengan kencang. Toni menolehkan wajahnya dan melihat Isaac di sampingnya
"bro, do you think we should discuss about what Dr.Reza ask to us?" Tanya Isaac lalu berdiri di depan Toni yang menghalangi antara Toni dan Neti
"about what?"
"tentang rencanamu sebagai the next chief surgeon" Toni mengerutkan keningnya, Isaac merangkul pundak Toni dan membawanya pergi dari sisi Neti, tangan Isaac menyelipkan sebuah kunci mobil ke tangan Neti sebelum dirinya membawa Toni pergi dari ruangan tersebut yang membuat Neti tersenyum.
Neti menunggu Isaac di dalam mobil setelah meletakkan kado-kadonya. Tak lama Isaac keluar dari lift dan sedikit berlari segera menuju mobilnya dengan senyum sumringah. Ia mencium Neti bertubi-tubi dan memeluknya erat seraya membisikkan selamat ulang tahun padanya yang membuat Neti tersenyum
"nanti malam aku jemput ya."
"kita mau kemana?" Tanya Neti sambil tersenyum
"surprise dong, for my birthday girl" senyum Isaac dan mencium pipi Neti. Isaac melirik ke belakang mobil dan melihat sebuah bouquet bunga mawar lalu memincingkan matanya
"itu bunga dari siapa?" Tanya Isaac dengan curiga yang membuat Neti tertawa
"dari dokter Paskalis" jawab Neti yang kontan membuat Isaac membelagakan matanya lalu mengambil bouquet bunga tersebut dan melemparkanya ke belakang
"ih kok, jangan begitu itu pemberian orang!" Neti menepuk lengan Isaac
"jangan terima barang apapun dari dia, aku gak suka sama dia!" kesal Isaac yang membuat Neti menghembuskan nafasnya
"kamu aja gak ngasih aku bunga" Neti melipat tangannya dan mengerutkan bibirnya yang membuat Isaac tersenyum dan menariknya ke pangkuannya dan menciumnya
"katanya aku aja cukup.." Isaac merendahkan suaranya yang membuat jantung Neti berdebar dan tersenyum menyambut ciuman Isaac.
Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, seluruh perawat dan dokter masih bersemangat bernyanyi, Neti meremas tangannya dengan gelisah, ia sebenarnya ingin mengakhiri acara ini karena Isaac sudah menunggunya di bawah. Tiba-tiba Dr.Lydia datang, Ia meminta maaf karena terlambat dan memberikan Neti hadiah sebuah amplop berisi 10 lembar kupon MAP senilai 2 juta rupiah yang membuat perawat yang lain bersorak gembira dan mengajak terus bernyanyi sampai malam.
Toni berjalan keluar meninggalkan ruang karaoke, ia turun ke bawah dan menemukan Isaac berdiri di depan tangga dengan setelan lengkap. Toni menatapnya dengan aneh dan menanyakan apakah ia akan pergi ke suatu tempat? Isaac mengangkat bahunya dan melihat Toni pergi ke resepsionis membuka sebuah ruangan di bawah tangga. Isaac masuk dan menghampiri Toni yang sudah duduk dan menyalakan rokoknya. Toni menawarinya sebungkus rokok tapi Isaac menolaknya, ia tidak mau mengambil resiko dan tidak bisa mencium Neti malam ini.
"you're not going up?" Tanya Toni sembari menunjuk tangannya ke atas, Isaac terdiam dan hanya memperhatikan ponselnya
"kenapa kau buka ruangan di sini, bukankah Neti dan kawan-kawannya sudah membuka ruangan yang besar"
"too loud, lagu-lagu mereka tidak cocok sama angkatan kita" Isaac mengangguk dan membuka sebuah kaleng minuman dan meminumnya bersama Toni
"are you dating with someone?" Tanya Toni tiba-tiba yang membuat Isaac tersedak. Ia melihat Isaac yang menatap layar tv, Toni dapat melihat dari pandangan matanya yang sendu, seakan ia melihat wajah seseorang yang di cintainya di layar tv tersebut.
"kau pernah merasa tenggorokanmu gatal sampai ke ulu hati? Akhir-akhir ini aku sering merasakan gejala tersebut" Tanya Isaac dan menaruh minumannya
"mungkin Gastritis* coba besok di USG untuk di periksa lebih lanjut" Isaac mengerutkan keningnya memandang Toni dan menekan perut sebelah kirinya. Tak beberapa lama ponselnya berbunyi, Isaac tersenyum,lalu pamit menepuk tangan Toni.
Neti akhirnya bernafas lega saat Lydia akhirnya permisi pulang. Ia memberikan voucher pemberian Dr.Lydia ke teman-temannya dan mengatakan ia harus pergi. Neti mengganti bajunya di kamar mandi dan turun ke bawah menyusul Isaac yang sudah menunggunya di mobil. Neti mengikat tengah rambutnya dan mengenakan Sebuah dress Aline putih bertangan panjang, terdapat strip hitam di bawah dadanya yang membentuk lekuk tubuhnya.
Neti membuka pintu mobil Isaac dan tersenyum sumringah yang membuat Isaac balas tersenyum lebar melihat betapa cantiknya Neti berbalutkan dress tersebut. Isaac mencondongkan wajahnya dan mencium pipi Neti dan mengatakan betapa cantik dirinya malam ini yang membuat Neti tersenyum sumringah dan mengucapkan terima kasih. Isaac menarik tangan Neti, mengaitkan jarinya sambil tersenyum lalu mengendarai mobilnya.
Mereka sampai di parkiran sebuah gedung perkantoran di daerah Thamrin, Isaac membukakan pintu mobil untuk Neti dan menggandeng tangannya. Mereka masuk ke dalam lift, Isaac memeluk pinggang Neti dan mengelusnya, Neti tersenyum bahagia dan merebahkan kepalanya di bahu Isaac sampai mereka di sebuah lobby hotel. Isaac membawa Neti menuju sebuah restoran yang sudah di reservasinya. mereka duduk di sebuah meja yang sudah di siapkan dengan kue dan bouquet bunga di atasnya. Neti menutup mulutnya dan tersenyum kearah Isaac. Beberapa staf tiba-tiba datang dan menyanyikan selamat ulang tahun lalu menyalami Neti. Isaac pun tersenyum lalu mengecup bibir Neti dan memeluknya yang membuat Neti menangis di pelukan Isaac.
Mereka menikmati makan malam mereka,sajian makanan Indonesia kesukaan Neti dan Isaac, nasi goreng dan sate ayam menjadi menu utamanya yang membuat Neti tertawa. Neti meminta pelayan untuk memotret mereka berdua, Isaac menarik Neti dan mengecup pipinya yang membuat pelayan itu tertawa karena berhasil mengabadikan Neti yang tersenyum kaget dan menutup sebelah matanya ketika Isaac mengecup pipinya.
Isaac mengajak Neti masuk ke dalam lift menuju lantai 15 setelah mereka selesai makan malam. Neti sedikit bingung dan tersenyum melihat Isaac yang mengelus pipi Neti dan menyingkirkan rambutnya yang berantakan dari dahinya. Lift berhenti di lantai 15, Isaac menggandeng tangan Neti,mereka melalui sebuah lorong dan sampai di depan sebuah kamar. Isaac menempelkan sebuah kartu kamar dan mengajaknya masuk ke dalam sebuah kamar mewah dan luas berdominan bewarna putih dan kuning gading. Terdapat sofa besar di sebelah kaca dan sebuah ranjang besar yang langsung menghadap jendela kaca dengan pemandangan kota Jakarta yang begitu gemerlap.
Neti berjalan masuk dan mengagumi mewahnya kamar tersebut. ia menaruh barang-barangnya di sofa dan membalik badannya melihat Isaac yang sedang menaruh kunci di meja nakas.
"apa kita akan menginap di sini?" Tanya Neti. Isaac mengangguk dan menghampiri Neti lalu memeluknya. Jantung Neti berdebar memikirkan apa yang akan mereka lakukan di sini sepanjang malam. Neti menutup matanya,menarik nafas dan menenangkan dirinya. Isaac menarik dirinya dan mencium kening Neti lalu tersenyum manis
"selamat ulang tahun yang ke 22 sayangku." Ia menarik tangan Neti dan menciumnya
"kamu ingat tidak minta kado apa?" Tanya Isaac dan Neti memicingkan matanya, Isaac mengambil sebuah pita dari kantong celananya dan mengikatkan pita tersebut ke kepalanya yang membuat Neti tertawa geli. Isaac menyetel sebuah lagu pop dance tahun 90'an berbahasa spanyol, ia menggerakkan pinggulnya sesuai irama lagu dan begitu mencapai reffrain ia menari menaikkan satu persatu tangannya kedepan lalu mengangkatnya ke belakang telinga dan menurunkannya ke pinggang sambil meliukkan tubuhnya, Isaac perlahan bergerak membuka jasnya dan kancing bajunya sambil terus menari yang membuat Neti tertawa tak henti.
Dale a tu cuerpo alegría Macarena, Que tu cuerpo es pa' darle alegría y cosa Buena
Dale a tu cuerpo alegría, Macarena, Hey Macarena, ay…..
"sumpah yang, aku gak tahu itu lagu apaan" Neti duduk di sofa dan memegangi perutnya yang sakit karena tertawa. Isaac tertawa dan berlutut di bawah kaki Neti dengan pita masih di atas kepalanya. Neti melepaskan pita tersebut dan menarik wajah Isaac mendekat padanya lalu mengecup bibirnya.
"you're the best present I ever had" senyum Neti dan Isaac dapat melihat pancaran sinar itu kembali dari mata Neti, begitu kuat dan kali ini ia benar-benar lemah tak berdaya untuk melawannya. Ia mendekatkan wajahnya kedepan dan menyambut belaian kedua tangan Neti dan mengecup perlahan bibir Neti.
Sebuah kilatan listrik menyentuh ujung bibirnya, lidahnya terasa gemetar hingga ke ulu hatinya. Dadanya kembali berdesir hebat,kini terasa sangat jelas dan begitu ngilu mendesak pinggulnya. Isaac menarik dirinya dan bangkit berdiri, ia menarik kedua tangan Neti ke dalam pelukannya. Neti mengaitkan kedua tangannya ke leher Isaac dan memejamkan matanya ketika bibir Isaac kembali memautnya perlahan tapi tegas. Setiap sentuhan bibir Isaac membuat Neti selalu meminta lebih untuk membuka mulutnya.
Isaac tersenyum dan mengelus pinggang Neti, tangannya menyusuri pinggang Neti dan naik ke punggungnya mencari restleting dress tersebut. Neti tersentak dalam ciumannya tapi saat ini ia tidak bisa berfikir jernih kembali, ia menarik wajah Isaac dan mencium bibir Isaac lebih keras, dan membusungkan dadanya ketika Isaac berhasil membuka resleting dress tersebut. tangan Isaac dengan cekatan membuka dress tersebut dan dengan sekali sentuhannya dress tersebut sudah tanggal dan terjatuh ke bawah, memperlihatkan tubuh Neti dengan pakaian dalam seksinya.
Neti mengenakan bra berenda putih tipis yang menangkup payudaranya yang indah dan ranum. Celana dalamnya bermodel thong berwarna dan motif senada. Isaac bisa melihat Neti mencukur habis bulu kemaluannya dan bokongnya ya Tuhan, Isaac hampir gila melihatnya. Neti terlihat malu tapi Isaac menarik tangannya, mengelus lengannya dan menyibak rambut Neti dari bahunya. Ia mengangkat dagu Neti dan melihat matanya yang kini sama berhasrat dengan dirinya
"Sayang... listen, I really want you… but if you don't want to do it, I won't do it." Bisik Isaac dan mengelus pipi Neti, mata Isaac melihat ke dalam mata Neti dan terlihat sedikit keraguan di sana
"acctually.. this is my first, aku.. aku gak tau harus gimana" Neti menatap mata Isaac dan menggigit bibirnya. jantung Isaac berdebar kencang,perutnya bergemuruh, sebuah perasaan asing menelusup ke dalam hatinya begitu mendengar pengakuan Neti. ini pertama kalinya bagi Isaac melakukan bersama seorang virgin,sejenak sebuah pertanyaan menelusup dalam pikirannya,apakah ia akan merusak gadis ini?
"aku akan melakukannya perlahan, tapi kalau kamu emang tidak mau melakukannya aku akan berhenti" senyum Isaac dan mengaitkan kedua tangan mereka. Neti mengangguk dan meletakan kedua tangannya di dada Isaac. Ia dapat merasakan debaran jantung Isaac yang begitu cepat, ia mendongakkan kepalanya dan menatap mata Isaac yang menggelap. Isaac menempelkan dahinya ke dahi Neti dan menutup matanya menyambut bibir Neti. Pautan bibir Isaac terasa berbeda dari yang biasanya, penuh dengan tekanan,tuntutan,panas dan liar. Lidahnya menggeliat liar seakan haus akan bibir Neti, tangannya mengelus punggung Neti dan dengan cepat membuka kaitan branya. Tangannya terus turun kebawah dan meremas bokong Neti dengan kasar yang membuat Neti mengerang dalam ciumannya
Isaac mengangkat Neti dalam pelukannya yang membuat Neti tercekat. Neti menangkup wajah Isaac dan kembali menyambut lidah Isaac yang kelaparan, ia dapat merasakan mereka bergerak dan sedetik kemudian Neti merasakan tubuhnya terbaring di atas kasur. Ciuman Isaac turun ke leher, bibirnya mencari-cari yang membuat Neti membusungkan dadanya hingga Isaac menangkup payudaranya dengan mulutnya. Neti melenguh ketika Lidah Isaac melingkar dan mengulum puncak payudaranya yang membuat Neti mendesah dan mengeram. Ciuman Isaac turun ke bawah, lidahnya bermain di sekitar pusar Neti yang membuat nafasnya tersenggal dan melenguh. Isaac menarik dirinya dan berlutut di atas Neti untuk membuka bajunya, Neti dapat melihat secara langsung tubuh Isaac yang kekar dan berotot.
Isaac mencondongkan tubuhnya untuk mencium Neti, ia kembali memaut bibir Neti dan tangannya meremas payudaranya,memilin puncaknya yang mengeras hingga membuat Neti membuka mulutnya untuk bersuara. Sudah ribuan kali Isaac membayangkan payudara Neti, menciumnya, menghisap,mengulumnya dan menggagahinya. Isaac mengangkat kepalanya,menangkup kedua payudara Neti dan meremasnya pelan. Ia menikmati pemandangan indah impiannya, yang sesuai fantasinya Selama ini. payudara Neti tidak kecil tapi sangat proposional,kencang dengan puting yang tidak besar berwarna merah muda. Isaac sedikit bangga karena dirinyalah orang pertama bagi Neti,dan orang pertama yang melihat keindahan tubuh Neti.
"you're so beautiful… kau persis seperti yang kubayangkan selama ini" Isaac mencium salah satu payudaranya dan meremasnya lembut. Neti tersenyum dan melenguh sambil membusungkan dadanya,memberikan yang lebih untuk Isaac.
Bibir Isaac berada di antara paha Neti. Ia dapat melihat celana Neti yang sudah basah, ia tersenyum dan menciumi paha dalamnya dan turun ke luar celana dalamnya. Sebuah rasa yang aneh menjalar pada tubuh Neti,ia merasa kegelian tapi begitu menagih kenikmatan. Tubuh Neti bergelinjang dan merengek sembari menggerakkan pinggulnya ketika ciuman-ciuman Isaac semakin liar di bawah. Isaac menghentikan ciumannya dan mengadahkan kepalanya melihat Neti yang mengatur nafasnya dengan wajah yang memerah,ia menarik celana dalam Neti, celah kemerahan tanpa sehelai bulu terpampang indah di depannya. Isaac begitu kagum melihat pemandangan di depannya, ia bahkan mengerutkan dahinya karena ini pertama kalinya ia melakukan dengan seorang virgin,celah itu berwarna merah muda,indah,rapat seperti plastic seal yang basah,Isaac membuka paha Neti dan mengelus pinggirannya layaknya hendak mengoperasi. Neti menurunkan tangannya dan menutupi pemandangan Isaac, ia melihat kearah Neti yang merenggut malu
"kamu melihatnya begitu banget ih" Isaac tersenyum dan menampik tangan Neti di depannya. Neti bangkit duduk di depan Isaac dan menggigit bibir bawahnya
"kamu kecewa ya aku masih virgin" Tanya Neti yang di sambut kaget oleh Isaac
"eh,kata siapa, aku juga belum pernah ngelakuin sama virgin,so this is my first time too, you are so amazing, so beautiful, I want you more than anything" Isaac menangkup wajah Neti dan menciumnya. Tangan Isaac menelusup ke bawah ,mencari di antara celahnya dan ketika dia menemukan tempatnya,ia menekankan satu jarinya dan memasukannya secara perlahan yang membuat Neti mengeram dan meremas bahu Isaac. Ia mengeluarkan jarinya dan kembali memasukkan 2 jarinya yang membuat Neti mendesah dalam ciumannya.
Isaac membuka celananya di depan Neti, ia menurunkannya dan ia melihat tatapan takjub dari mata Neti kepada dirinya.
"kamu mau coba pegang dan rasakan sendiri?" Neti mengadah melihat ke wajah Isaac, dengan ragu-ragu Neti menggenggam pangkal kejantanan Isaac dan menarik perlahan hingga ke ujungnya. Isaac melenguh dan mengerang ketika Neti berulang melakukan itu padanya. Neti kembali tersenyum takjub melihat reaksi yang Isaac buat terhadap yang ia lakukan pada dirinya. Neti semakin cepat memijit dan menarik Isaac yang membuatnya semakin mengerang. Isaac menghentikan tangan Neti,nafasnya tersenggal hingga dadanya naik turun
"kita lanjutkan pelajarannya nanti saja ya" kata Isaac yang membuat Neti tersenyum. Isaac menidurkan Neti dan membuka kedua kakinya. Ia mencondongkan tubuhnya dan menarik tangan Neti di sebelah wajahnya dan mengaitkan jari mereka. Isaac menatap mata Neti dan mencium pipinya
"kalau sakit dan mau berhenti bilang ya" bisik Isaac, Neti mengangguk dan tersenyum. Isaac mencium bibir Neti,memautnya dan menjalarkan lidahnya masuk ke dalam, mencari lidah Neti. Ketika lidah mereka saling memaut,saling menggoda dan mencari-cari, Isaac mendesak masuk pelahan ke dalam celah Neti yang membuat Neti membelagakan matanya. ketika Isaac sudah sepenuhnya masuk ke dalam tubuh Neti,ia melihat wajah Neti dan bingung karena ia tidak teriak kesakitan seperti yang di pikirkannya..
"kamu tidak apa-apa?" tanya Isaac,lalu Neti mengangguk yakin. Setelah mendapat kepastian, Isaac menumpu dirinya dengan lengannya di samping tubuh Neti, memposisikan dirinya dan bergerak perlahan sembari melihat reaksi wajah Neti, ia takut gadis itu kesakitan atau menangis. Isaac menambah sedikit tempo gerakannya dan melihat Neti yang memejamkan matanya dan mengerutkan dahinya
"sakit gak?" tanya Isaac khawatir,Neti menggeleng sambil memejamkan matanya, ia menaruh tangannya di bahu Isaac dan membuka mulutnya berusaha menarik nafas
"kamu yakin tidak apa?" tanya Isaac lagi, Neti membuka matanya dan menatap tajam ke Isaac.
"aku gak apa-apa.."cetus Neti, Isaac tersenyum dan mencium pipi Neti,ia menelusupkan wajahnya ke leher Neti,menahannya dan mempercepat gerakannya, seketika ia mendengar Neti mengerang dan mengadahkan kepalanya. Isaac mengangkat dirinya,tangannya meremas payudara Neti dan pinggangnya bergerak sedikit lebih cepat. Ini merupakan sebuah pengalaman yang baru bagi Isaac,ia tidak pernah merasa seperti ini,ia seakan-akan tersedot ke dalam diri Neti,begitu sempit dan dalam,seakan gaya gravitasi berada di dalam tubuh Neti dan dirinya memang tercipta untuknya. Ia dapat memastikan satu hal setelah ini, ia tidak akan bisa melakukannya bila tidak dengan Neti, ini begitu hebat dan nikmat,seribu kali berbeda dari khayalannya tentang Neti selama ini,sebuah ombak seakan menghantam dadanya hingga bergemuruh,gelombang itu mendesak pinggangnya,begitu ketat,begitu kencang dan sesak. Isaac mengerang kencang dan mengadahkan kepalanya ke atas.
Isaac mengangkat tubuhnya keatas, ia menarik satu kaki Neti dan menaruhnya di bahunya dan menciuminya. Satu hal lagi yang Isaac sadari, tubuh Neti memiliki aroma wangi yang khas. Selama ini ia menyangka aroma lavender itu berasal dari shampo Neti, tapi tidak, Neti memang berwangi seperti itu, di setiap jengkal kulitnya bahkan di bagian intimnya, wangi yang membuatnya begitu mabuk kepayang.
Isaac mengeram dan mempercepat gerakannya, tangan Neti menarik tangan Isaac dan mengaitkan jari mereka. Neti melengkuhkan dadanya dan merasakan tubuhnya panas,ia serasa sedang menaiki sebuah perahu,tubuhnya tergoncang hebat,sebuah ombak besar menerpa tubuh Neti,ia merasakan tekanan di bawah pinggulnya menjalar ke kepalanya seakan mengisyaratkan sesuatu yang besar akan datang. Neti mengadahkan kepalanya, putingnya mengeras dan ia mengigit bibir bawahnya
"aku keluarin di luar ya" kata Isaac yang semakin cepat menggerakan tubuhnya, Neti bisa melihat bulir-bulir keringat di wajahnya,ia terus mengeram sambil memeluk kaki Neti. Neti menarik tubuh Isaac dan menatap matanya. Wajah Neti memerah dan memelas pada Isaac agar tidak melepaskan dirinya. Isaac menempelkan dahinya ke dahi Neti, pinggangnya menggesek lebih cepat, nafas dari mulut mereka saling beradu, gelombang itu datang bersamaan, Isaac mengerang hebat ketika dirasakan dirinya semakin di cengkram dan begitu juga dengan Neti yang mengerang sembari mengadahkan kepalanya, tangannya mencengkram bahu Isaac. sebuah semburan hangat merebak di tubuh Neti,matanya terbelalak menatap Isaac yang mengerang dan menghujam dengan keras.
Isaac menatap kedalam mata Neti dan lagi-lagi ia tidak kuat dengan sinaran mata itu,hati jiwa dan raganya terlalu lemah ia memberikan semuanya pada Neti dan menerima sinar itu ke dalam hatinya sehingga dadanya terasa sangat penuh. Isaac roboh dan menelusupkan wajahnya di leher Neti, Mereka mengatur nafas dan Neti memeluk punggung Isaac. Neti dapat merasakan denyutan di bagian bawah tubuhnya yang terasa penuh oleh Isaac, begitu hangat dan nyaman. ia tidak menyesal memberikan dirinya dan melakukannya bersama Isaac. Kepala Neti terasa berat, tubuhnya serasa seringan bulu, ia memejamkan matanya dan tertidur
" I love you" desah Neti ketika memejamkan matanya. Isaac mengangkat kepalanya tidak percaya yang di dengarnya, ia menatap wajah Neti yang kemerahan dan tertidur. Isaac melepaskan dirinya,menarik Neti ke dalam pelukannya dan mengambil selimut untuk menyelimuti mereka berdua.
Isaac terbangun di tengah malam mendapati Neti tidak ada di sebelahnya. Ia melihat Neti berdiri di depan kaca mengenakan jubah tidurnya memandang keluar jendela sambil melipat tangannya. Isaac bangkit dari kasur,menghampiri Neti dan memeluknya dari belakang
"kamu ngapain?" tanyanya sambil mengecup kepala Neti. Neti berbalik dan tersenyum. Isaac menangkup wajah Neti mengecup bibirnya perlahan dan merengkuhnya ke dalam pelukannya
"terima kasih ya sayang, untuk semua yang kamu kasih buat aku hari ini. Terima kasih sudah buat aku menjadi seorang wanita paling bahagia di umur ke 22 ini" Isaac tersenyum dan mengecup kening Neti. Tangan Neti menyentuh dada Isaac,tangannya meraba tubuh Isaac,merasakan betapa keras dan berotot tubuhnya dalam setiap jengkal sentuhan tangannya. Ia mengecup leher Isaac, ciumannya turun ke dada dan puting Isaac dan turun ke perutnya yang keras. Neti berlutut di depan Isaac, menggengam dirinya dan menariknya perlahan hingga membuat Isaac mengerang
"Netiiiii…." Erangnya sembari mengelus kepala Neti.
"aku masih mau belajar tentang ini" Neti menarik tangannya dan mengecup ujung kejantanan Isaac yang membuatnya semakin menggila dan mengadahkan kepalanya.
"pelan-pelan aja,masukan ke dalam mulutmu dan jangan sampai kena gigi ya" Neti mengangguk mengerti dan mengikuti perintah dari Isaac,tangannya mencengkram Isaac dan lidahnya menjilat dan mengulum ujung kejantanan Isaac, yang membuat Isaac mengadahkan kepalanya. Ia melihat ke depannya, sebuah jendela kaca terpampang pemandangan kota Jakarta dengan lampu-lampu yang bercahaya. Mungkin di suatu gedung di luar sana ada yang melihat dirinya sedang di hisap oleh seorang gadis yang berlutut di bawahnya. Sebuah perasaan bangga dan gagah merayap di dalam dada Isaac, sesuatu yang dulu menghancurkan egonya kini seperti terbangun kembali.
Mulut Neti menghisap Isaac hingga hampir ke pangkalnya yang membuat Isaac mendesah dan menahan tangannya di kaca. Isaac menggerakkan pinggangnya yang membuat Kepala Neti dengan cepat bergerak keluar masuk. Neti sempat tersedak dengan gerakan Isaac tapi sepertinya Isaac sangat menyukainya, ia mencengkram rambut Neti dan mengerang kencang. Isaac menarik Neti ke atas,ia tersenyum melihat Isaac dan mengelap mulutnya. Isaac mengatur nafasnya yang tersenggal, ia membuka jubah Neti dan mendorong Neti hingga punggungnya menempel di kaca. Ia menangkup wajah Neti dan melihat ke dalam mata Neti dan sebuah pertanyaan menelusup ke dalam hatinya, apa yang telah gadis ini lakukan padanya. Ia menarik satu kaki Neti dan menghujam masuk ke dalamnya, Neti mengadahkan kepalanya ke belakang kaca, ia melingkarkan tanganya ke leher Isaac yang membuatnya dengan mudah naik ke dalam pelukannya. Punggung Neti menempel di kaca, ia mengerang merasakan kontrasnya temperatur kaca di punggungnya dan kulit Isaac di tubuhnya. Tubuh Neti terasa terbakar, seluruh bagian tubuhnya terlena oleh sentuhan kasar Isaac. Neti mencengkram dan menahan tubuhnya dengan berpegangan pada bahu Isaac, ia mengadahkan kepalanya ketika Isaac terus menghujamnya dengan cepat yang membuat kaca bergetar,membuat Neti berteriak dan mendesah pada setiap hujaman Isaac
Teriakan Neti memacu Isaac untuk makin menghujam dengan cepat. Isaac pun tidak bisa mengendalikan tubuh dan pikirannya lagi, teriakan Neti bagai doping yang memacunya mencapai keinginannya yang terpendam selama ini, teriakan Neti meremas hatinya yang mati dan kini berdetak kembali. Gadis ini sudah membuatnya gila, ia melihat wajah Neti yang mengerang nikmat,membuka bibirnya yang penuh dan memejamkan matanya,sebuah pemandangan yang seksi dan eksotik yang tidak akan penah Isaac lupakan.
Neti mencengkram rambut Isaac, sebelah tangannya menekan bahu Isaac, ia berteriak kencang dan mencengkram Isaac. tak lama dengan 2 kali hujaman keras pinggulnya, Isaac mengeram,menelusupkan wajahnya ke leher Neti dan mengeluarkan gairahnya lalu mengigit pelan bahu Neti. Isaac melepaskan kaki Neti,merengkuhnya ke dalam pelukannya. nafas mereka tersenggal,tangan mereka saling membelai untuk mengantur nafas lebih tenang.
Isaac menarik Neti ke sebuah kursi dan memangkunya. Mereka mengatur nafas,Isaac mengelus paha Neti dan menelusupkan wajahnya ke dadanya. Neti menikmati hangat nafas Isaac di dadanya dan mengelus kepalanya. Mereka terdiam dengan nafas yang sudah teratur,menikmati pemandangan kota Jakarta dari kaca di depannya. Isaac dapat melihat bercak embun di kaca tempat mereka melakukannya tadi, Isaac masih tidak percaya ia melakukannya dengan Neti di tengah pemandangan kota.
"apa yang kau pikirkan ketika pertama kali melakukan seks?" Tanya Isaac dan mengangkat kepalanya menatap Neti
" I don't know, aku tidak pernah mikir kearah itu sampai aku ketemu kamu" senyum Neti dan mengelus pipi Isaac
"kamu sudah berapa kali pacaran?" Neti berpura-puran berfikir yang membuat Isaac merenggut kesal
"segitu banyaknya?" kesal Isaac dan Neti tertawa
"kamu yang paling banyak,iya kan…. "
"aku gak bisa bayangin ada cowok lain bersama kamu, memikirkannya saja saat ini membuatku gila" jantung Neti tersentak mendengar ucapan Isaac. Ia menarik wajah Isaac dan menciumnya, bibir mereka kembali bertautan,perlahan dan manis. Tangan Isaac mengusap punggung Neti,ia melepas ciumannya dan menggesekkan hidungnya dengan hidung Neti. Walaupun samar-samar Neti dapat melihatnya,tatapan mata Isaac kini berubah, mata yang dulu dingin dan kaku, Neti bisa merasakan sinar kehangatan dan dominasi dirinya pada Neti yang begitu kuat,seakan ingin memiliki Neti seluruhnya. Neti mencium pipi Isaac dan memeluk lehernya,mengeratkan pelukannya. tak lama Isaac mendapati Neti yang mengantuk. Ia menggendong Neti ke kasur dan memeluknya tidur.
Isaac terbangun di pagi hari dengan Neti di dalam pelukannya. Ia melihat Neti yang begitu mungil di dalam pelukannya, tertidur bagaikan malaikat. Ia tersenyum dan mengelus pipinya yang kemerahan. Dadanya penuh dengan rasa yang dapat di deskripsikan sebagai rasa bahagia. Rasa yang belum pernah di rasakan selama ini, hatinya penuh dengan cinta yang Neti berikan padanya, dan ia meyakini satu hal lagi, ia tidak akan melepaskan gadis di dalam pelukannya ini selamanya. Isaac mencium kening Neti dan merengkuhnya kembali ke pelukannya, ia menautkan kakinya dengan kaki Neti dan kembali tertidur. Inilah definisi hari libur impian sesungguhnya, tertidur di atas ranjang seharian bersama Neti di dalam pelukannya.
Saat Neti masih kecil, ia sangat percaya dengan adanya dongeng. Ia selalu berfantasi akan menjadi apa kelak dirinya, jas putih dokter,menikah dengan pria tampan, dan seumur hidupnya ia percaya dengan doktrin seperti itu. Tapi pada akhirnya ketika menjadi dewasa,ia membuka matanya dan semua dongeng itu menghilang sekejap mata. Tepat ketika kedua orangtua dan seluruh keluarganya meninggal dalam sebuah kecelakaan, kenyataan pahitnya adalah hanya dirinya yang selamat dalam kecelakaan itu. Neti harus mengubur dalam-dalam mimpinya menjadi dokter seperti kedua orangtuanya. Neti mendapat beasiswa untuk biaya sekolahnya. Di situlah peran Monica hadir dalam hidup Neti, Monica adalah sahabat ibu Neti dan selama sekolah, Monica yang menjaga dan mengurusnya walaupun ia harus bolak balik Jakarta,dan Monica selalu hadir setiap Neti membutuhkannya.
Neti melihat pria yang tertidur pulas di depannya ini, perwujudan dari mimpi dan kenyataan. Neti mendapat beasiswa sekolah keperawatan dan lulus dengan nilai terbaik. Ia lalu mendapat pekerjaan di sebuah RS tanpa harus menunggu lama, 2 tahun lalu ia melihat Isaac di IGD melakukan CPR dan berusaha mengembalikan detak jantung seorang pasien,sejak saat itu Neti jatuh cinta padanya.Ia tak menyangka pria itu kini ada di depannya tanpa sehelai kain di tubuhnya,memeluk erat Neti semalaman dan tidak membiarkan Neti lepas dari pelukannya. Kaki Neti di kaitkan dengan kaki Isaac,tubuh mereka saling menempel,Isaac memeluknya layaknya Neti sebuah bantal guling.
Neti menyenderkan telinganya di dada Isaac, ia dapat mendengar ritme detak jantung Isaac dan tersenyum. Neti pernah membacanya, walau sangat jarang, Pasangan yang sedang jatuh cinta, Keduanya mempunyai ritme irama detak jantung yang sama. Neti memejamkan matanya ia mendengarkan irama detak jantung mereka yang berdetak bersama,ia tersenyum bahagia hingga air mata mengembang di pelupuk matanya. Isaac mengerang dan merenggangkan tubuhnya, ia melihat Neti di pelukannya,tersenyum sumringah yan membuat harinya menjadi lebih baik lagi
"pagi sayang…" Isaac mengecup pipi Neti berkali-kali dan merekapun tertawa
"kamu kecapekan ya" Isaac membelai wajah Neti yang tampak mengantuk, Neti mengangguk dan kembali menelusupkan tubuhnya ke dalam pelukan Isaac. Ia membalik tubuhnya dan mengangkat Neti untuk merebahkan dirinya di atas tubuh Isaac.
"apakah kita bisa minta pesan antar makanan ke kamar?"Tanya Neti, Isaac mengelus punggung Neti dan mengangguk
"seharusnya bisa,kamu lapar?" Tanya Isaac,Neti mengangkat kepalanya dan melihat Isaac
"no..perut kamu yang dari tadi bunyi keroncongan" Isaac tertawa geli, ia bahkan merasa kenyang hanya dengan menerima cinta dari Neti hingga tidak menyadari tubuhnya yang kelaparan
"sebentar lagi ya, kita rebahan sebentar lagi aja" Isaac menarik Neti dan memeluknya sembari tersenyum
*) Gastritis adalah penyakit akibat peradangan di dinding lambung. Kondisi ini umumnya ditandai dengan nyeri di bagian ulu hati.