Malam harinya, Divya masih belum beranjak dari dalam kamar. Ia masih merasa sangat buncah dengan semua yang sudah terjadi. Ia juga tidak menyangka bisa menarik perhatian Raymond dengan begitu mudah. Ia pun kembali menghidupkan layar ponselnya.
"Semua berubah begitu cepat, sampai-sampai membuat aku tidak bisa bernapas dengan tenang. Apa yang sudah terjadi tadi? Dan aku sudah bermimpi apa sebelumnya? Kenapa semua terjadi sangat cepat?" gerutu Divya merasa sangat resah.
TOK
TOK
"Divya, kamu ada di dalam?" panggil Raymond dari luar kamar.
Divya segera membuka pintu kamarnya. "Iya, Mas. Ada apa?" Dahi Divya sudah mengernyit secara maksimal.
"Aku sudah menyiapkan makan malam. Ayo, kita makan bersama!" ajak Raymond seraya mengelus pucuk kepala Divya.
Divya sedikit tergagap. "Baik, Mas." Ia kembali menatap ponselnya yang menyala di atas tempat tidur.