"Kenapa Raymond berkata seperti itu? Apakah dia sudah mengetahui identitas asliku?" pikir Divya merasa sangat penasaran. Kedua netra Divya kembali beralih setelah mendengarkan ucapan Raymond.
"Kamu yakin dengan ucapanmu, Divya?" sosor Raymond, ia masih ingin mengintimidasi sekretarisnya.
Divya kembali melebarkan senyuman canggungnya. "Tentu saja, Pak. Dan kenapa Bapak datang ke ruangan saya? Apakah ada sesuatu yang hal yang harus saya lakukan untuk Bapak?" alih Divya.
"Tidak, kamu kembalilah ke rumah. Sehera istirahatkan tubuhmu." Raymond segera berlalu dari sana.
Banyak sekali pertanyaan yang muncul di dalam pikiran Divya setelah melihat perhatian Raymond. Dengan perasaan canggung, ia mulai membereskan semua peralatan kerjanya. Setelah keluar dari ruangan, kehadirannya langsung dihadang oleh Zeline. Dengan santai, Divya langsung memberikan salam hormat kepada kekasih atasannya.
"Kamu mau kemana?" tanya Zeline dengan ketus.
