Divya yang merasa terkejut juga langsung berbalik arah. Kedua mata sudah sangat liar melihat bentuk barang bagus yang sempat terlihat oleh dirinya. Ia sampai berkali-kali menelan salivanya.
"Argh, nasib mataku! Pagi-pagi sudah melihat barang bagus! Mph, bukan! Aduh, kenapa aku menjadi gemetaran seperti ini?" batin Divya, ia masih terus membelakangi Raymond.
"DIVYA! Kenapa kamu ada di sini?" tanya Raymond merasa sangat malu.
"Lah, saya hanya ingin menjalankan tugas saya sebagai pelayan pribadi Bapak! Kenapa malah bertanya seperti itu?" jawab Divya dengan cepat.
Alis Raymond sudah mengeriting. "Kenapa tidak memberitahuku kalau kamu ada di dalam tempat ini?!"
"Kenapa saya harus memberitahu Bapak? Bukannya Bapak sudah tahu kalau pekerjaan saya seperti ini pada jam yang sama?" Divya malah semakin lancar dalam berbicara.