Carla memang pandai mencari muka didepan kedua orang tua Jack. Padahal ia biasanya paling malas pergi ke dapur, tetapi demi merebut hati keluarga Jack ia rela melakukan apa saja.
Sedangkan Jack belum tahu tujuan Carla yang sebenarnya apa? Karena rencananya yang tadi malam sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan. Buktinya sekarang ia tiba-tiba datang tanpa konfirmasi sama Jack terlebih dahulu. Jack curiga sama Carla kalau ia ada tujuan lain, ini sama sekali tidak masuk akal.
Jack yang sudah malas sekali bertemu dengan Carla membuat dirinya ingin kabur dari rumah. Andai saja ia bisa menggali lubang, mungkin sudah di lakukan untuk menyembunyikan dirinya.
Beberapa menit kemudian, Carla dan Ny Sera sudah selesai menyiapkan sarapan pagi "Maaf ya sayang sudah merepotkan kamu" Ucap Ny Sera, ia merasa tidak enak sama Carla.
"Tidak apa-apa Tante! Saya senang sekali karena bisa belajar masak sama Tante" Ucap Carla dengan senang hati.
"Tidak salah Tante memilih kamu untuk menjadi pasangan Jack"
"Tante bisa saja! Tapi kenapa Jack belum juga keluar?" Tanya Carla.
Jack beridiri ditengah pintu dapur sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Ternyata Carla melihatnya "Jack kamu ngapain beridiri disana?" Tanya Carla.
Ny Sera langsung melihat ke arah Jack, belum sempat Jack menjawab pertanyaan Carla sudah di sambung oleh Ny Sera "Sayang kamu ini membuat ibu kaget saja" Sambung Ny Sera.
"Jack mau keluar sebentar! Karena hari ini Jack ada janji sama teman"
Ny Sera tidak mengizinkan Jack pergi, karena Carla sudah pagi-pagi datang kemari untuk bertemu dirinya. Ny Sera langsung menghampiri Jack "Sayang kamu sebaiknya batalkan janji kamu hari ini"
"Tidak bisa Ibu! Karena ini sangat penting sekali"
"Sayang tolong jangan buat ibu dan ayah malu"
"Saya tidak enak sama tema-tema membatalkan janji yang sudah saya buat sendiri"
Karena Carla tidak mau melihat Ny Sera terus menekan Jack, ia berusaha untuk membuat suasana ini menjadi damai "Tante tidak apa-apa jika Jack pergi. Lagi pula tujuan saya ke sini tidak untuk bertemu sama Jack, melainkan bertemu sama Tante dan paman" Ucap Carla sambil menatap kedua bola mata Ny Sera.
"Carla terimakasih kamu sudah memberikan penjelasan kepada ibu saya. Lain kali kalau kamu mau mencari muka tolong Jangan terlalu tebal" Ucap Jack dengan kesal.
"Baiklah jika itu yang kamu inginkan"
Tanpa basa-basi, Jack langsung pergi begitu saja. Ia mengabaikan Ny Sera dan Tuan Rafi.
"Jack!" Teriak Ny Sera.
"Tante, tidak usah di kejar. Mungkin Jack ada kepentingan mendadak" Carla mencegah Ny Sera.
"Tapi!!"
"Tidak mengapa Tante! Bagaimana kalau kita sarapan saja"
"Ya sudah kalau begitu"
Mereka kemudian sarapan pagi bersama tanpa Jack. Carla terlihat sangat dekat dengan kedua orang tua Jack. Carla bahkan bisa bersikap manja sama Ny Sera.
Sedangkan di pusat kota Alma tetap menjalani kesehariannya sebagai seorang ibu. Keadaan Aletta sekarang sudah semakin membaik, sakitnya tidak pernah kambuh lagi. Alma merasa senang karena putrinya sehat. Akan tetapi Alma masih bingung, sampai saat ini ia belum juga mempunyai pekerjaan tetap.
Surat lamaran yang ia masukkan tempo lalu belum ada kabar sama sekali. Bahkan untuk hari ini ia ingin pergi mencari pekerjaan lagi, meskipun hanya sebagai pelayan kecil-kecilan saja. Kali ini ia pergi membawa Aletta, karena tidak mau di tinggal di rumah bersama Ny Yulia. Terik matahari membuat Aletta kepanasan. Tubuhnya sedari tadi mengeluarkan keringat.
"Sebaiknya kita mencari tempat untuk berteduh dulu, kasihan kamu sayang. Kamu jadi ikut capek" Ucap Alma.
Ia melihat ada pohon beringin besar yang tidak jauh dari pinggir jalan. Alma kemudian melangkah Kesana, sesampainya di pohon itu Alma melepaskan gendongan Aletta. Mereka berdua duduk sambil menyandarkan tubuhnya. Hembusan angin menyapa mereka dengan lembut, rasa capek yang tadi di rasakan seketika hilang begitu saja.
Alma meminta Aletta istirahat sebentar saja untuk mengumpulkan tenaganya kembali. Karena terlalu capek, Alma tidak sadar kalau dirinya terlelap.
Hampir saja Aletta di tabrak oleh mobil, seseorang yang sedang mengemudi tiba-tiba berhenti mendadak karena ada anak kecil yang sedang berjalan ke tengah jalan.
"Sstttttttttttt!" Suara rem mobil.
"Ada apa?" Tanya seseorang dari dalam mobil, ternyata ia bertanya sama supir pribadinya.
"Maaf Tuan didepan ada anak kecil, sepertinya dia sendirian tuan" Jawab supir itu dengan lembut.
"Anak kecil?" Batinnya.
"Ya Tuan!"
Seketika seseorang itu keluar dari dalam mobil, entah kenapa hatinya langsung bergerak untuk menyelamatkan Aletta. Kaki yang panjang turun menginjak pusat kota, sepatunya yang kilat terlihat berkilau. Ia melangkah dengan pelan sambil memperhatikan Aletta. Tubuhnya yang tinggi menggunakan pakaian rapi, penampilannya begitu memukau. Aletta takut melihat orang asing yang ada didekatnya. Namun laki-laki itu mencoba untuk membujuk Aletta, ia mengulurkan tangannya.
"Sayang dimana orang tua kamu?" Tanya laki-laki itu dengan suara lembut.
Aletta hampir saja berlari, ia bahkan menangis. Laki-laki asing itu menengok ke arah Kanan dan ke arah kiri. Ia khawatir jika ada mobil yang lewat. Laki-laki asing itu mencari cara lain untuk membujuk Aletta, ia baru ingat kalau didalam saku celananya ada permen lollipop.
Laki-laki asing itu mengeluarkan permen lollipop dan memberikannya kepada Aletta "Kamu tidak usah takut ya. Karena saya ini bukanlah orang jahat. Saya ada permen untuk kamu, ini saya bagi" Ucap laki-laki asing itu.
Aletta yang belum terlalu pandai berbicara hanya bisa melihat laki-laki asing itu dari ujung kaki sampai ujung rambut. Melihat wajah laki-laki asing itu tersenyum membuat Aletta secara perlahan mau menyentuh permen lollipop.
"Ambil sayang! Aku akan membantu kamu untuk mencari kedua orang tua kamu" Ucap laki-laki asing dengan senang hati.
Aletta langsung mengambil permen lollipop itu, namun ia tidak langsung mencicipinya melainkan ia pegang dan di jadikan sebagai mainan. Laki-laki asing itu berusaha untuk meraih tangan Aletta. Ia kembali membujuk Aletta dan akhirnya mau.
Namun ada perasaan aneh di hati laki-laki asing itu. Ia merasa sangat dekat sama Aletta, hatinya tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang tidak bisa di ungkapkan. Ia melihat wajah Aletta mulai dari mata, hidung, bibirnya dan bentuk wajahnya.
"Apakah mungkin?" Batin laki-laki asing itu.
"Tuan apakah kita harus melanjutkan perjalanan lagi?" Tanya supir pribadi itu sambil membungkukkan tubuhnya.
"Ya! Tapi saya harus mencari orang tua anak ini dulu. Kasihan sekali dia" Jawab laki-laki asing itu.
"Baiklah Tuan" Supir pribadi itu kemudian menunggu laki-laki asing itu. Dan ternyata dia adalah Arfha, laki-laki yang pernah menjadi masa lalu Alma.