"Bagaimana Jack, apakah kamu setuju?" Tanya Carla.
"Baiklah! Saya setuju dengan rencana kamu. Lalu langkah selanjutnya apa yang harus kita lakukan?"
Carla menyatukan dua bibirnya sambil melihat ke atas gedung "Kamu lihat saja nanti" Lanjut Carla.
"Baiklah kalau begitu"
Obrolan mereka telah selesai, saatnya kedua orang tua mereka bertanya kepada Jack dan Carla bagaimana rencana selanjutnya. Ny Sera dan Ny Meisa berharap Jack dan Carla segera bertunangan.
Sambil menikmati makan malam, Jack mengutarakan semua keinginannya sesuai dengan yang di sepakati tadi. Mendengar kata-kata Jack, membuat kedua orang tua mereka saling melirik satu sama lain.
"Tapi bagi Ibu waktu satu bulan itu waktu yang sangat panjang' Sambung Ny Sera "Bukankah begitu Ny Meisa?".
"Ya pendapat kita sama. Alangkah lebih baiknya jika langsung ke acara intinya saja. Untuk apa pula kalian berdua saling kenal, nanti juga lama-lama kalian berdua akan saling tahu satu sama lain" Ucap Ny Meisa.
"Atau mungkin Carla tidak setuju dengan Perjodohan ini?" Tanya Tuan Rafi.
"Saya setuju!" Ucap Carla secara spontan. Tanpa disadari Jack menatap Carla dengan tajam. Melihat hal itu membuat Carla merasa ketakutan, karena ia tidak terbiasa melihat seseorang memberikan tatapan mengerikan seperti itu.
"Gawat! Kenapa tatapannya mengerikan sekali" Gumam Carla sambil menutupi wajahnya.
"Benarkah demikian? Lalu apa yang membuat kamu ragu Carla?" Tanya Tuan Rafi, hal ini di lakukan untuk memperjelas semuanya.
Carla sedikit gemetar, mulutnya membungkam. Ia tidak tahu harus menjawab apa? Karena jika ia menjawab tidak sesuai dengan keinginan Jack, bisa-bisa ia mati tercekik.
"Sebaiknya Paman tanyakan langsung sama putra Paman. Karena saya tidak mau jika saya saja yang memberikan jawaban" Carla menyarankan hal demikian.
"Kamu tidak usah ragu sama Jack, karena dia adalah orang yang pertama menyetujui Perjodohan ini dan sekarang saya juga mau mendengar secara langsung dari kamu Carla"
Carla bingung karena Jack dan ayahnya berbeda pendapat "Bagaimana ini? Kenapa ayah dan anak memiliki perbedaan? Ini demi kebaikan ibu dan ayah, aku tidak mau membuat ibu dan ayah malu. Meskipun Jack membenci saya dengan jawaban yang akan saya berikan tidak masalah" Batin Carla.
"Carla kenapa kamu diam? Jawab pertanyaan Tuan Rafi" Tegur Ny Meisa.
"Saya setuju ibu! Apapun yang menjadi keputusan ibu dana ayah saya menerimanya" jawab Carla.
"Bagaimana Tuan! Apakah jawaban Putri saya sudah jelas?" Tanya Tuan Reno.
"Sudah sangat jelas Tuan. Kalau begitu kita tinggal menentukan kapan acara pertunangannya di laksanakan" Jawab Tuan Rafi.
"Bagaimana kalau Minggu depan saja? Sekalian kita merayakan acara ulang tahun Jack" Sambung Ny Sera.
"Ibu bukankah itu sangat mendesak?" Bisik Jack.
"Sayang tidak ada waktu yang mendesak. Coba kamu pikir, jika kamu menundanya itu tidak baik. Kurang apalagi Carla? Dia gadis yang sangat cantik dan juga baik. Selain itu dia juga mandiri dan anaknya Sopan. Pokoknya kamu tidak boleh menolak" Ny Sera kembali berbisik.
Namun bisikannya kali ini membuat kuping Jack terbakar, ia merasa mengeluarkan asap. Wajah Jack memerah, tubuhnya tiba-tiba berkeringat panas dan dingin. Emosinya seketika memuncak seperti kobaran api yang menyebar ke seluruh arah. Jack hanya bisa terdiam seribu bahasa, menahan amarahnya. Ia memendam didalam hati. Obrolan kedua orang tua Jack dan kedua orang tua Carla sudah sangat jauh. Tidak ada yang boleh membantah.
Esok hari.
Pertemuan tadi malam membuat Jack merasa kalau dirinya seperti sedang bermimpi dan mimpi itu sangat buruk sekali. Lebih buruk dari serangan raja iblis.
Jack kembali duduk sambil memegang boneka kelinci, setiap kali ia melihat boneka itu Jack teringat sama Alma. Namun ia tidak mungkin bertemu, karena mereka memiliki jarak yang sangat jauh.
"Apakah aku harus kembali ke pusat kota untuk bertemu sama Alma?" Gumam Jack "Arghhh ... Kenapa akhir-akhir ini aku kepikiran terus sama Alma? Padahal aku dan dia tidak ada hubungan spesial" Ucap Jack pada dirinya sendiri.
"Tok...tok...tok!" Ny Sera mengetuk pintu kamar Jack.
"Masuk!" Ucap Jack dari dalam.
"Tek!" Suara pintu terbuka.
"Ada apa ibu?" Tanya Jack, ketika melihat Ny Sera melangkah menuju ke Arahnya.
Ny Sera tersenyum manis, ia hanya bisa memberikan senyuman hangat untuk jack, karena ini bukan waktunya untuk marah-marah. Biar bagaimanapun Ny Sera harus memahami bagaimana perasaan Jack, ia tidak boleh egois seperti itu.
"Ibu sengaja mau melihat kamu sayang" Jawab Ny Sera, tanpa sengaja kedua bola mata Ny Sera mengarah ke tangan Jack. Lagi-lagi ia melihat Jack memegang boneka yang sama.
"Itu boneka dari siapa?" Tanya Ny Sera penasaran.
Jack langsung memasukkan bonekanya ke dalam laci "Dari teman" Jawab Jack dengan cuek.
"Oh ... Sepertinya itu sangat berharga untuk kamu Jack"
"Tidak juga ibu!"
"Untuk masalah boneka sebaiknya kita lupakan saja. Karena ada seseorang yang lebih penting"
"Siapa?" Tanya Jack.
"Ada Carla di bawah! Dia tadi datang membawakan kamu sarapan, katanya Ny Meisa membuatnya khusus untuk kamu" Jawab Ny Sera dengan lembut.
Jack terkejut, ia mengerutkan keningnya "Mau ngapain dia datang kemari? Apakah dia sengaja mencari muka didepan kedua orang tua saya?" Batin Jack, ia juga mengepalkan tinjunya.
"Ibu tunggu kamu di bawah. Kasian, jangan membiarkan anak orang menunggu terlalu lama" Bisik Ny Sera, ia kemudian meninggalkan kamar Jack.
Lantai bawah.
Carla yang sedang duduk sambil memainkan handphonenya di ruang tamu. Ny Sera dan Tuan Rafi sangat senang sekali melihat kedatangan calon menantu mereka.
"Kenapa Ibu turun sendirian? Dimana Jack?" Tanya Tuan Rafi.
"Jack baru selesai mandi ayah. Sebentar lagi Jack turun ke bawah" Jawab Ny Sera "Sayang kamu mau makan apa? Biar Tante siapkan sarapan pagi spesial untuk kamu" Ny Sera bertanya kepada Carla.
"Tidak usah repot-repot Tante, apapun yang Tante hidangkan saya pasti akan menikmatinya"
"Tidak boleh begitu sayang! Karena tamu adalah raja, jadi Tante harus menyiapkan menu yang di sukai oleh tamu Tante"
"Serius Tante!"
"Ya sudah kamu tunggu disini, Tante akan membuatkan kamu sarapan paling enak"
"Boleh saya membantu Tante di dapur? Karena saya juga ingin belajar masak"
Carla memang pandai mencari muka didepan kedua orang tua Jack. Padahal ia biasanya paling malas pergi ke dapur, tetapi demi merebut hati keluarga Jack ia rela melakukan apa saja.
Sedangkan Jack belum tahu tujuan Carla yang sebenarnya apa? Karena rencananya yang tadi malam sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan. Buktinya sekarang ia tiba-tiba datang tanpa konfirmasi sama Jack terlebih dahulu. Jack curiga sama Carla kalau ia ada tujuan lain, ini sama sekali tidak masuk akal.