Chereads / Teror Masa Lalu / Chapter 13 - Masa lalu yang kelam 2

Chapter 13 - Masa lalu yang kelam 2

Hari demi hari Alma dan Arfha menjalani hubungan semakin serius, mereka semakin dekat. Namun hubungan mereka berdua di tentang oleh kedua orang tua Alma.

Taun Mario dan Ny Yulia tidak merestui hubungan mereka berdua, dengan alasan Arfha terlalu sempurna untuk Alma. Ny Yulia tidak mau melihat protein terluka, ia takut jika suatu saat nanti Alma di sia-sia oleh Arfha. Berulang kali Arfha pergi ke rumah Alma untuk bertemu sama Tuan Mario dan Ny Yulia.

Arfha meyakinkan Tuan Mario, ia melakukannya berbagai macam cara agar hubungan mereka di restui. Namum usaha Arfha sia-sia.

Tepat pada malam hari, Arfha datang lagi ke rumah Alma. Ia menggunakan mobil super mewah, dengan penampilan yang sangat menarik.

Arfha mengetuk pintu rumah Alma "Tok...tok...tok!!" Setelah itu Arfha menunggu untuk di bukakan pintu. Ia tidak pernah merasa malu Meskipun ia datang seperti seorang pengemis.

"Tek!!" Suara pintu terbuka.

Arfha langsung tercengang melihat Tuan Mario berdiri tepat didepannya. Tatapan Tuan Mario sangat tajam, terlihat jelas kalau ia tidak senang sama kedatangan Arfha.

"Selamat malam bapak" Ical Arfha sambil tersenyum ramah. Ia mencoba untuk meraih tangan Tuan Mario. Karena Arfha ingin mencium punggung tangan Tuan Mario sebagai rasa hormat terhadap orang tua.

Namun Tuan Mario langsung menyingkirkan tangnnya "Ada apa kamu datang lagi?" Tanya Tuan Mario dengan sinis.

"Saya ingin bertemu sama Tuan" Jawab Arfha.

"Bukankah saya sudah pernah bilang sama kamu, kalau saya tidak menyetujui hubungan kamu dan Alma"

"Saya tahu itu Tuan, namun saya tidak akan menyerah. Karena saya sangat mencintai Alma, putri Tuan"

"Sebaiknya kamu pulang saja, jangan kamu memancing emosi saya" Tuan Mario langsung menutup pintu.

Arfha mengetuk-ngetuk pintu berkali-kali, ia berteriak meminta Tuan Mario membukakan dia pintu.

"Tuan tolong buka pintunya ... Tuan saya mohon Izinkan saya bertemu sama Alma" Tidak ada yang mau keluar, meskipun Arfha menangis darah didepan Tuan Mario.

Ia berdiam diri di halaman rumah Alma, hingga jam 12.00 malam. Alma melihat Arfha dari jendela kamarnya. Alma merasa sedih, ia tidak tega melihat laki-laki yang ia cintai terluka.

Namun apalah daya, karena Alma tidak bisa keluar. Ia di kunci di dalam kamar, handphone Alma juga di sita.

"Bagaimana ini? Kenapa ibu dan ayah begitu tega sama aku dan Arfha? Padahal Arfha laki-laki baik, dia sudah memperhitungkan cintanya. Tapi ayah benar-benar egois, ia lebih mementingkan perasannya sendiri daripada saya" Ucap Alma.

Waktu semakin larut, gerimis mulai berjatuhan. Satu persatu membasahi tubuh Arfha. Melihat ke atas langit, cuaca ternyata sang gelap. Langit mendung seperti hatinya. Sepertinya langit juga ikut menangis menyaksikan kisah cinta Alma dan Arfha.

Asisten pribadi Arfha yang bernama Cio keluar dari dalam mobil, ia melihat Tuannya beridiri sambil menatap kamar Alma. Cio langsung memayungi Arfha "Tuan sebaiknya kita pulang saja. Tuan terlihat Sany pucat sekali, saya tidak mau Tuan sakit" Ucap Cio.

Untung saja Arfha mau mengikuti Cio, dengan langkah kaki yang lemah Arfha terasa berat meniggalkan tempat itu "Cio untuk apa kamu datang kemari? Biarkan saja aku mati di tempat itu" Ucap Arfha

"Tuan tidak pantas berbicara seperti itu, karena sudah sepantasnya saya melindungi Tuan"

"Tapi Cio aku tidak ingin kembali"

Cio tidak mau terlalu menanggapi kata-kata Arfha. Cio kemudian membuka pintu mobil dan meminta Arfha untuk masuk "Sebaiknya Tuan masuk dulu" Ucap Cio.

Arfha masuk dengan perasaan lemah tidak berdaya. Ia duduk sambil menatap ke arah kamar Alma. Ia sama sekali tidak melihat bayang-bayang Alma, hanya ada cahaya lampu dari dalam.

Dengan segera Cio menghidupkan mobilnya, ia kemudian menjalankannya dengan pelan. Tanpa di sadari Arfha menitihkan air mata, di sepanjang perjalanan Arfha terdiam seperti mayat hidup. Dunianya terasa runtuh, Batin Arfha tersiksa berat.

Apartemen.

Tanpa menunggu waktu lama, Cio dan Arfha telah sampai di apartemen. Sebelum keluar dari dalam mobil, tanpa sengaja  Cio melihat Arfha dari kaca spion "Kasihan sekali anda Tuan" Batin Cio dengan penuh penyesalan.

Namun ia tidak mau melihat Tuannya larut dalam kesedihan. Cio keluar dari dalam mobil dan membukakan pintu mobil untuk Arfha "Tuan sebaiknya anda istirahat dulu didalam" Ucap Cio.

"Baiklah" Arfha kemudian masuk ke kamarnya.

Namun sesampainya didalam kamar, Arfha justru tidak bisa istirahat dengan tenang. Bayangan wajah Alma terbayang-bayang, seperti burung yang sedang menari-nari.

Arfha membuka handphonenya, ternyata ia menyimpan foto Alma. Untuk melepaskan rasa rindunya, Arfha hanya bisa melalui foto.

"Alma aku sangat mencintai kamu" Ucap Arfha "Aku tidak akan menyerah Alma, aku akan melakukan apapun untuk bisa hidup bersama kamu. Meskipun kedua orang tua kamu tidak merestui hubungan kita. Aku tidak perduli hal itu, yang paling penting aku bisa bersama selamanya Alma" Batin Arfha.

Cinta mereka berdua terhalang oleh restu. Itu tidak akan membuat Arfha goyah. Bahkan Malam ini Arfha tidak bisa tidur, begitu juga dengan Alma. Mereka berdua saling kontak, mereka berdua saling merindukan.

Mereka berdua menitipkan rindu lewat hembusan angin malam. Karena hanya itu yang mampu mereka lakukan.

"Arfha aku sangat mencintai kamu" Batin Alma.

Besok pagi.

Alma bangun dengan mata bengkak, ia keluar dari kamarnya. Alma datang menemui kedua orangtuanya. Kebetulan Tuan Mario sedang duduk sambil menikmati secangkir kopi hangat.

Ia duduk di ruang tamu, Alma beridiri seperti patung. Tatapannya terus saja ke arah Tuan Mario.

"Alma kamu kenapa beridiri di sana?" Tanya Ny Yulia dari belakang.

Alma terkejut sama suara Ny Yulia. Ia langsung menoleh tanpa tersenyum. Alma juga tidak menjawab pertanyaan Ny Yulia.

"Alma ada apa? Kenapa wajah kamu terlihat kusut?" Tanya Tuan Mario.

Alma sudah tidak tahan lagi, ia benar-benar tidak bisa menahan amarahnya. Ia nekad seperti anak kurang ajar. Alma membentak Tuan Mario.

"Alma benci sama ayah ... Kenapa ayah tidak pernah mengerti apa yang Alma rasakan selama ini? Ayah benar-benar egois"

"Alma tidak sepantasnya kamu berbicara seperti itu didepan ayah kamu" Ucap Ny Yulia dengan keras, wajah Ny Yulia memerah melihat tingkah laku Alma.

"Salahkan saja Alma ... Ibu dan ayah memang egois!! Apa susahnya merestui hubungan saya dengan Arfha?"

"Alma!!" Hampir saja Ny Yulia menampar Alma karena saking geramnya.

Namun Tuan Mario langsung menahan tangan istrinya "Ibu sebaiknya tenang dulu" Bisik Tuan Mario.

Ny Yulia menghelai napas panjang, ia mengelus dadanya menyesali apa yang terjadi hari ini.

"Alma sebaiknya kamu duduk dulu, bicara dengan tenang. Tidak baik berbicara dalam keadaan emosi seperti ini" Bujuk Tuan Mario.

"Percuma Alma berbicara baik-baik, ujung-ujungnya ayah tidak akan pernah mengerti apa yang Alma katakan"