Chereads / Teror Masa Lalu / Chapter 12 - Masa lalu yang kelam 1

Chapter 12 - Masa lalu yang kelam 1

"Sama sekali tidak Alma, justru saya sangat senang jika kamu berbagai  pengalaman sama  saya"

"Jika nanti dokter menikah, pilihlah laki-laki yang baik akhlaknya dan bertanggungjawab. Laki-laki yang takut pada Tuhannya"

Mendengar perkataan Alma membuat dokter Rita tersentuh, sedangkan pacar saja ia tidak punya. Bagaimana ia harus memilih.

"Ya Alma aku akan ingat sama pesan kamu, tapi masalahnya di sini aku tidak ada teman dekat. Jadi aku semakin bingung, sedangkan Ibu dan bapak aku mau menjodohkan aku sama anak dari teman lamanya"

"Sebaiknya dokter minta petunjuk sama Tuhan. Jika laki-laki itu yang terbaik untuk dokter, Tuhan pasti akan memberikan jalan kemudahan untuk menyatukan dokter dan dia. Tapi jika laki-laki itu tidak baik untuk dokter, Tuhan juga pasti mempunyai seribu macam cara untuk memisahkan dokter"

"Aku semakin mengerti sekarang, ternyata tidak semudah itu kita memutuskan sesuatu. Bahkan aku pernah berpikir, perkara menikah itu adalah suatu hal yang sangat mudah sekali, tinggal jawab ya dan langsung menikah begitu saja"

"Tidak dokter!! Justru ketika kita mau menikah, kita akan dihadapkan oleh berbagai macam kebingungan dan kebimbangan. Namun apa yang di pilihkan oleh orang tua kita itulah yang terbaik. Karena orang tua kita tidak mungkin menjerumuskan anaknya kepada keburukan. Terkadang kita sebagai anak sulit untuk memahami hal itu"

"Apakah itu artinya saya harus menyetujui tentang perjodohan ini?"

"Tidak juga dokter, kenali dulu bagaimana karakter laki-laki itu. Apa kekurangan dan kelebihannya. Begitu juga sebaliknya, ini supaya dokter dan pasangan bisa saling mengerti satu sama lain. Jangan pernah menikah sama seseorang karena terpaksa. Tapi menikahlah karena ibadah"

"Terimakasih banyak Alma, aku mendapat banyak sekali pencerahan dari kamu. Tidak sia-sia aku meluangkan waktu untuk datang kemari. Kamu memang teman terbaikku"

"Dokter terlalu memuji" Alma baru menyadari kalau teh hangat yang di sajikan oleh Ny Yulia sudah dingin karena mereka terlalu asyik ngobrol.

" Astaga minumannya sampai dingin" Ucap Alma.

"Ya ampun, sampai lupa!! Tidak apa-apa, aku akan minum kok, kamu tenang saja"

Itulah dokter Rita, ia selalu menghargai apapun yang di berikan oleh orang. Ia tidak akan pernah mengecewakan orang yang ada didekatnya. Buktinya meskipun teh itu sudah dingin, ia sanggup meminumnya sampai habis.

"Tidak usah di minum dokter, nanti aku akan buatkan yang baru"

"Tidak baik menyia-nyiakan  minuman yang sudah ada didepan mata"

"Tapi saya merasa tidak enak"

"Wah teh buatan ibu enak ya, rasanya tidak pernah berubah dari dulu"

"Ibu memang selalu membuat sesuatu itu pakai hati. Jadi siapapun yang minum akan merasa nikmat"

"Ya sykurlah" Dokter Rita kemudian melihat jam ditangannya, sepertinya sudah waktunya untuk kembali ke rumah sakit.

"Maaf ya Alma, saya harus kembali cepat. Nanti kalau ada waktu, saya datang lagi"

"Kenapa cepat sekali? Apakah tidak sebaiknya kita makan dulu?"

"Tidak usah Alma, karena saya tidak enak terlambat. Takutnya pihak rumah sakit berpikiran yang tidak-tidak"

"Dokter hati-hati ya"

"Terimakasih Alma"

Alma kemudian mengantarkan dokter Rita sampai pintu depan. Kebetulan dokter Rita membawa mobil pribadi, jadi ia tidak perlu capek-capek untuk menunggu jemputan.

Dokter Rita kemudian masuk ke dalam mobilnya, ia kemudian menghidupkan mesin mobilnya dan menjalankannya dengan kecepatan sedang.

Sedangkan Alma kembali masuk ke dalam, sedangkan Ny Yulia baru saja selesai masak untuk makan siang.

"Dimana dokter Rita?" Tanya Ny Yulia.

"Sudah pulang ibu"

"Padahal ibu mau mengajak dokter Rita makan disini"

"Lain kali saja ibu, karena dokter Rita sepertinya sedang sibuk"

"Ya sudah kalau begitu! Oh ya kamu makan lagi?"

"Nanti saja ibu, kebetulan saya masih kenyang sekali. Ayah kemana? Kenapa saya tidak melihat ayah dari tadi?"

"Ayah kamu lagi pergi, katanya ada yang mau urus"

"Pantas saja"

"Oh ya Alma ... Apakah ada kabar dari Arfha?"

Alma sebenarnya sudah berusaha melupakan Arfha, namun pertanyaan Ny Yulia membuat Alma kembali teringat sama masa lalunya.

Arfha memang cinta pertama Alma, ia sangat mencintai Arfha melebihi apapun. Bahkan sampai sekarang ini Alma masih mempunyai rasa cinta itu. Meskipun ia tidak pernah menampakan, namun Alma sama sekali tidak bisa membohongi perasaannya sendiri. Sampai kapanpun, Alma tidak akan pernah bisa menghilangkan rasa cintanya kepada Arfha.

"Tidak ada ibu" Jawab Alma dengan biasa.

"Semoga saja Arfha baik-baik saja" Ny Yulia selalu mengucapkan kata-kata baik untuk Arfha.

"Kenapa ibu terus saja bertanya tentang Arfha? Bukankah dulu ibu dan ayah tidak merestui hubungan kita berdua?" Tanya Alma.

"Ayah dan ibu memang tidak merestui hubungan kamu dan Arfha. Karena ibu merasa Arfha itu bukan laki-laki yang baik untuk kamu. Namun karena kamu sudah terlanjur menikah dan bahkan sekarang kamu sudah mempunyai anak dari Arfha. Jadi mau tidak mau, ibu dan ayah berusaha untuk merestui hubungan Kalian berdua"

"Tapi sekarang Alma mendapatkan hukuman ibu. Sekarang pernikahan saya dan Arfha seperti ini, tidak ada kejelasan sama sekali. Andai saja dulu Alma tidak nekat pergi dari rumah"

"Alma tidak baik berbicara seperti itu. Jangan pernah membahas tentang hukuman, anggap saja ini pelajaran untuk kamu"

"Tapi ibu ... Alma merasa malu sama ibu dan ayah. Belum juga sama keluarga yang lain. Alma benar-benar tidak berguna"

Alma kembali bersedih, ia kembali menyalahkan dirinya sendiri setiap kali teringat tentang masa lalunya.

Kedua bola matanya kembali berkaca-kaca, ia sudah tidak bisa menahan tangisnya.

Dua tahun yang lalu.

Pertemuan Alma dan Arfha menjadi gempar waktu itu. Mereka tidak sengaja bertemu di sebuah Kafe terdekat di pusat kota tempat Alma bekerja. Alma dan Arfha jatuh cinta pada pandangan pertama, Arfha merupak laki-laki yang tampan, ia memiliki postur tubuh yang tinggi, hidung mancung, bibir tipis dan seksi. Wajahnya sangat menarik sekali, rambutnya lurus dinaikkan ke atas. Tubuhnya berisi dan tegap, benar-benar menjadi idaman semua wanita.

Arfha berasal dari keluarga berada, di tempat tinggalnya, keluarga Arfha di segani, tidak ada yang berani sembarangan menegur sapa mereka. Benar-benar di hormati sekali.

Kebetulan Arfha liburan ke pusat kota sambil menjalankan bisnisnya. Namun siapa sangka Kedatangan Arfha ke pusat kota membuat ia jatuh cinta sama Alma gadis biasa-biasa saja.

Hari demi hari Alma dan Arfha menjalani hubungan semakin serius, mereka semakin dekat. Namun hubungan mereka berdua di tentang oleh kedua orang tua Alma.

Taun Mario dan Ny Yulia tidak merestui hubungan mereka berdua, dengan alasan Arfha terlalu sempurna untuk Alma. Ny Yulia tidak mau melihat protein terluka, ia takut jika suatu saat nanti Alma di sia-sia oleh Arfha. Berulang kali Arfha pergi ke rumah Alma untuk bertemu sama Tuan Mario dan Ny Yulia.