Chereads / Teror Masa Lalu / Chapter 10 - Tepat satu bulan kelahiran Aletta

Chapter 10 - Tepat satu bulan kelahiran Aletta

Hanya doa ibu yang mampu menyelamatkan anaknya dari hal-hal yang buruk. Karena doa ibu sangat tulus dan suci. Tidak ada yang bisa menandingi ketulusan doa seorang ibu.

Sekarang Alma baru menyadari semuanya. Bahwa apapun yang di katakan oleh kedua orangtuanya itu ada benarnya. Sayang sekali, tidak ada artinya Alma menyalahkan dirinya sendiri tentang masalah ini. Tidak ada gunanya juga meratapi nasib.

Satu bulan kemudian.

Tepat di pagi hari, Alma pergi jalan-jalan bersama Aletta. Ia menggunakan kereta dorong, Alma bersama Aletta dengan mencari udara segar. Karena ia tidak pernah keluar.

Alma terus saja tersenyum sambil mengajak Aletta bercanda, ia sampai di pinggir jalan besar.

Karena ada tempat duduk, Alma berhenti sebentar. Ia merapikan topi Aletta "Sayan topi kamu berantakan ya? Tunggu ya ibu akan memperbaikinya dulu" Ucap Alma, ia terus saja mengajar Aletta berbicara.

Namanya juga anak kecil, ia belum bisa paham dari perkataan Alma. Aeltta hanya bisa menggeliat dan mengeluarkan lidahnya. Sepertinya ia masih mengantuk. Bibirnya yang mungil, hidungnya yang mancung dan wajahnya bulat seperti bola basket.

"Aduh sayang masih mengantuk rupanya, sebaiknya kita pulang ya" Ucap Alma.

Ia mengajak Alma kembali ke rumah, ketika sedang berjalan. Tanpa sengaja Alma bertemu sama laki-laki asing yang pernah membantu dia malam itu. Alma terdiam seperti bingung, ia belum sadar kalau laki-laki itu pernah menjadi dewa penyelamatnya.

Kebetulan laki-laki itu sedang lari pagi, ia menggunakan celana training dan baju kaos, ia juga menggunakan ikat kepala dan ada sarung tangan di telapak tangannya. Sepertinya ia sengaja menggunakan banyak aksesoris.

Laki-laki itu tersenyum sambil menunjuk ke arah Alma. Ia juga melihat perut Alma sudah tidak buncit lagi "Kamu!!" Sapa laki-laki itu.

"Tunggu dulu!! Sepertinya saya tidak asing sama wajah anda?" Tunjuk Alma.

"Jelas tidak asing, karena saya pernah menolong anda malam itu" Lanjut laki-laki itu sambil berlari-lari kecil didepan Alma.

"Ya ampun saya hampir lupa, Mohon maaf ya karena saya kurang jelas melihat wajah anda malam itu" Ucap Alma sambil tersenyum riang.

"Tidak apa-apa!! Oh ya kamu sudah melahirkan?"

Alma tersenyum sambil melihat ke arah Aletta "Ya!! Saya sudah melahirkan satu bulan yang lalu"

"Wah ... Selamat ya!!" Laki-laki itu mengulurkan tangannya.

Sebenarnya ada rasa tidak nyaman sama Alma, apalagi ia harus berjabat tangan sama orang asing.  Namun sebagai tanda hormat Alma menjabat tangan laki-laki itu "Terimakasih"

" Sama-sama ... Kebetulan sekali kita bertemu di tempat ini"

"Semuanya tidak ada yang kebetulan, karena ini sudah rencana Tuhan"

"Anda benar sekali Nona ... Eummm anda berdua saja?" Tanya laki-laki itu.

"Ya berdua!! Memangnya sama siapa lagi? Karena Sudah lama sekali rasanya tidak pernah menghirup udara segar di pagi hari"

"Sorry saya pikir anda bersama suami anda. Tepat sekali kalau begitu, karena udara di pagi hari mempunyai banyak manfaat untuk tubuh. By the way ... Kita belum berkenalan. Kalau tidak keberatan boleh kita saling kenal?"

Ekspresi Alma terlihat canggung "Karena anda adalah orang baik dan saya pernah berhutang budi jadi tidak ada alasannya untuk saya menolak berkenalan dengan anda"

"Nama saya Zack"

"Saya Alma, perkenalkan juga putri saya bernama Aletta"

"Senang bisa berkenalan dengan kamu Alma. Kalau boleh jujur nama Putri Anda indah sekali"

"Terimakasih Zack. Kalau begitu saya permisi duluan"

"Kenapa cepat sekali? Bukankah masih terlalu pagi untuk pulang"

"Karena sudah waktunya untuk Aletta mandi"

"Ya sudah kalau begitu!! Semoga kita bisa bertemu kembali Alma"

Alma mengangguk sambil tersenyum, ia kemudian mendorong kereta Aletta. Sedangkan Zack terus melihat ke arah Alma. Setelah jauh baru Zack melanjutkan lari paginya.

Di sepanjang perjalanan, Alma bertemu sama tetangga di sampingnya rumahnya. Tetangga Alma bernama Ibu suri, ia melihat Alma dengan pandangan berbeda.

Kebetulan ibu suri itu bersama tetangga lainnya yang bernama ibu Mega. Mereka berdua ini terkenal suka banget membicarakan tentang keburukan orang lain. Ibu suri dan ibu Mega berbaik sambil melirik ke arah Alma.

"Aduh kasihan sekali, melahirkan tanpa didampingi oleh suami. Untung aku mempunyai Suami yang baik hati dan pengertian" Ucap ibu suri dengan suara keras.

"Wah...wah...wah!! Benar banget ya, padahal kalau melahirkan anak pertama itu harus didampingi oleh suami. Tapi ini  tidak, menyedihkan sekali. Pasti hatinya menangis" Sambung ibu Mega.

Alma menghelai napas panjang, ia memejamkan kedua bola matanya menahan dirinya untuk tidak terpancing emosi.

Alma tahu kalau dirinya di sindir. Namun Alma tidak mau membuang energinya untuk menanggapi ibu suri dan ibu Mega. Ia berpura-pura untuk tidak mendengar. Alma kemudian mendorong kembali kereta Aletta, dengan wajah datar.

"Ya Tuhan berikanlah saya kekuatan untuk menghadapi ibu-ibu ini. Semoga apa yang mereka bicarakan tentang saya, kembali kepada mereka" Batin Alma, ia benar-benar merasa di dzolimi.

"Panas sekali ya!! Padahal ini masih pagi, sepertinya ada yang kebakaran" Ucap ibu Suri.

"Kamu tidak tahu saja, coba kamu lihat langit. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan badai ... Hahaha" Sambung ibu Mega.

Mereka terus saja membicarakan Alma, mereka tidak akan puas meskipun bibir mereka berbusa. Mereka tertawa terbahak-bahak melihat Alma melangkahkan kakinya dengan cepat.

Sesungguhnya netizen maha baik dan maha benar. Mereka Selalu mengungkit tentang masalah orang, mereka tidak akan pernah bisa hidup tenang tanpa membahas tema keburukan orang lain.

Sungguh miris sekali kehidupan ibu Suri dan ibu Mega. Mereka berdua belum mendapatkan teguran dari Tuhan.

Rumah Tuan Mario.

"Cucu nenek sudah pulang jalan-jalan pagi ya" Sambut Ny Yulia.

Alma tersenyum "Ya Nenek, Aletta baru pulang jalan-jalan sama ibu" Lanjut Alma.

"Sini biar ibu yang mandikan Aletta. Sebaiknya kamu mandi dulu dan jangan lupa sarapan. Ibu sudah masak untuk kamu"

"Baiklah ibu! Alma titip Aletta ya"

"Ya sayang"

Kamar Alma.

Di dalam kamar, Alma duduk di depan cermin. Ia masih terngiang-ngiang sama perkataan ibu Suri dan ibu Mega. Ia mengelus dadanya sambil menasehati dirinya sendiri.

"Kamu yang sabar Alma, ingat kamu itu adalah wanita pilihan, wanita yang sangat kuat. Kamu tidak boleh bersedih dan kamu tidak boleh lemah hanya gara-gara perkataan ibu-ibu yang tadi" Batin Alma sambil mengelus dadanya.

Karena motivasi yang paling penting itu adalah dari diri kita sendiri. Setelah merasa lebih baik, Alma kemudian pergi ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian Alma sudah selesai mandi, ia terlihat segar bugar dan tubuhnya wangi sekali.

Meskipun Alma sudah melahirkan, namun badannya tetap terlihat seperti biasa. Wajahnya juga tetap terlihat fresh. Meskipun ia tidak secantik wanita lain di luar sana. Namun Alma mempunyai daya tarik tersendiri.

Ia memiliki bibir yang tipis, hidung yang mancung dan mata yang besar. Wajah Alma itu memiliki ciri khas, ia akan mudah di kenal dan mudah untuk di ingat karena senyumannya yang terlalu manis.

Alma menggunakan daster berwarna hitam di campur warna merah muda, ia juga mengikat rambutnya kuncir kuda. Agar ia dengan mudah bergerak kemana-mana.

Tiba-tiba handphone Alma berdering, ia melihat kontak baru "Siapa yang menelpon?" Batin Alma, ia terus saja menatap handphonenya yang sedang menyala. Alma ragu-ragu untuk menjawab panggilan tersebut.