Chapter 10 - Menenangkan diri

Warna merah jingga di ufuk timur perlahan-lahan mulai menghilang, itu tandanya hari akan mulai gelap, aku terduduk sendiri sambil memainkan benda pipih ku, mencari-cari apa yang bisa membuat hati ini ketawa agar bisa menghilangkan kan segala rasa dan segala beban yang tengah terjadi.

Satu masalah telah mendapatkan solusi, tinggal beberapa masalah lain lagi yang akan aku hadapi dengan tenang dan hati lapang. Hari ini fikiran ku mulai tak karuan bagaimana tidak gajiku sudah keluar namun hutangku melebih gajiku hampir 2 kali lipat dari gaji.

Aku mencoba untuk bahagia walaupun hati ini luka dan Gundah, segala keinginan aku tahan demi anak-anak ku bisa beli jajan dan bisa beli baju lebaran, yang lebarannya tinggal 2 minggu lagi.

jangan sampai aku menangis seperti lebaran puasa kemarin, aku mulai nyicil pelan-pelan agar mereka punya baju baru pas lebaran nanti.

nyesek kali pas lebaran kemaren sedih kali rasanya melihat suamiku disaat dia tidak punya uang, jangankan tuk beli baju 2 pasang sepasang pun gak kebeli sampai akhirnya suamiku tak punya baju baru lebaran puasa kemaren.

lebaran ini aku sudah wanti -wanti jangan sampe itu terjadi lagi, aku tidak mau itu, disaat-saat seperti ini aku kebayang pas suami aku dulu punya banyak uang, selagi dia dulu masih kerja dan punya gaji, apu pun kebutuhan ku selalu dipenuhi tanpa aku minta, apalagi kalau lebaran pasti aku dibeliin baju baru berpasang-pasang, belum lagi tas sepatu dan sendal baru, Masya Allah betapa bahagianya ketika beliau dulu masih berjaya.

Hari demi hari Alhamdulillah nya sudah mulai berkembang usaha kue basah yang aku jalani, dari dulunya hanya berjumlah puluhan potong dan sekarang sudah berkisar hampir 200 potong.

aku punya prinsip dalam menjalani bisnis ini, biarlah pelan-pelan dulu aku yakin nanti insya Allah akan bertambah dan terus bertambah lebih banyak lagi bisa aku produksi kan. dan alhasil iya seperti yang aku bilang, sekarang lagi berkembang jualan aku, karna ini lagi liburan semester makanya tidak sebanyak pas lagi masih aktif sekolah aku bikin kuenya.

aku akan berusaha sekuat tenaga ku dan terus berusaha, lagi-lagi dan lagi ini bisa berkembang tidak lepas dari dukungan suami, beliau yang sangat semangat dalam menjalani bisnis ini, walaupun kecil-kecilan tapi cukup untuk kebutuhan sehari-hari, sekarang aku pun sudah mulai bisa menabung walaupun hanya beberapa ribu dalam sehari, setidaknya aku sudah mulai bisa menyisihkan pelan-pelan, seperti pepatah bilang, sikit-sikit nanti lama-lama jadi bukit.

pelan tapi pasti, kalau kita yakin dalam menggelutinya insya Allah nanti pasti akan sukses, aku percaya itu, aku percaya suatu hari nanti yang kini berada dibawah suatu saat akan berada diatas, seperti bunga - bunga yang sempat viral dulu nya, bunga yang di buang - biang tidak ada satu pun yang peduli dan tiba-tiba bersinar juga dicari banyak orang dengan harga jual yang sangat tinggi, begitulah hidup ini, akan ada harga nya tersendiri suatu saat nanti aku yakini semua itu.

Namun aku sangat tidak ingin seperti bunga itu, sinar nya hanya sesaat dan setelah itu redup kembali, aku ingin seperti emas dan juga berlian semakin hari harga jual nya semakin tinggi, semoga aja suatu saat aku bisa seperti emas dan juga berlian nanti nya dunia akan mengakui kehadiran dan kehebatan ku amin

****