Chapter 13 - Mimpi yang tertunda

Mimpi yang tertunda

Mimpi demi mimpi setiap hari yang terlintas di benakku, perlahan-lahan mulai menampakkan wujudnya, namun hilang lagi, aku punya keinginan yang sudah lama terpendam dalam benakku namun hanya aku pendam sendiri tanpa ku beri tahu kan ke siapapun, termasuk kedua orang tuaku, kadang-kadang sama suamiku juga suka kepolosan dengan keinginanku ini, aku pengen punya butik, serendah-rendahnya toko olshop yang meready kan semua barang-barang online, karna aku memang punya olshop tapi tidak meready kan barang-barang kalau ada yang beli aja baru aku pesan, cara aku jualan cuma lwat postingan status WhatsApp, Facebook dan Instagram aja.

Toko onlineku lumayan sudah dikenal orang karna memang sudah lama aku bergerak di bidang ini, sempat off beberapa lama, akhirnya aku putuskan aktif kembali, dulu sempat lumayan berkembang aku pernah menghasilkan jutaan juga dari hasil jualan online.

Aku juga punya mimpi ingin rumah berlantai dua, pengen punya mobil Fortune atau fajero, dan pengen meng umrah atau menghajikan kedua orang tuaku, yang aku maksudkan kedua orang tua ku disini orang tua kandungku dan kedua mertuaku, yang terakhir aku pengen bisa kuliah pasca sarjana keluar negeri.

Aku dulu pernah coba-coba daftar kuliah pasca sarjana ke Turki, tapi gagal karna aku teledor dan kurang teliti, aku kirain tanggal 15 padahal pendaftarannya ditutup tanggal 5, semuanya sudah aku siapkan tinggal isi formulirnya saja namun takdir berkata lain, aku ketahuan pas tanggal 4 yang besoknya pendaftaran terakhir, itu ketahuannya pas ditelpon sama dosen aku, katanya besok terkahir pendaftaran nya, aku shok berat karna aku tahu biasanya kalau sudah di akhir jaringan pasti bermasalah, dan betul itulah penyebab nya aku gagal, namun kegagalan itu bukan membuat aku terpuruk justru membuat semangatku Semakin membara, punya keinginan untuk mencoba lagi ditahun-tahun berikutnya.

Adekku Kirana berusaha sekuat tenaga sampai jam 02 pagi dia belum tidur berusaha untuk mendaftarkannya, dia yang banyak berperan disini dalam hal ini, mulai dari translate ijazah dan semuanya dia yang bantu, karna dilaptop dia banyak aplikasinya. Rana Uda mulai gelisah, kami ngomong via telpon.

"Kak gimana ini jam sudah menunjukkan pukul 12, jaringannya masih mutar-mutar, kata Kirana"

"Udahlah dek gak usah dipaksa lagi, mungkin bukan rezeki kk disini, kan masih bisa tahun depan lagi"

"Gak apa-apa kan Rana usahain lagi ya" kata Kirana"

"Udahlah dek kamu tidur aja kan besok kuliah"

Kirana tinggal di ibu kota provinsi dan sangat jauh jauh dari kami memakan waktu 8 jam perjalan ketempat dia ngekost.

"Gak apa kak kita tunggu sebentar lagi"

"Yaudahlah kalau gitu maunya kamu, tapi jangan dipaksain ya"

" Kak aku nyerah Uda jam 02.00 pagi masih gak bisa ne, dari nada bicaranya sangat jelas tergurat rasa kecewa dalam hatinya"

"Kan uda kakak bilang diakhiri aja, gak rezeki kita disini"

"Yalahlah kak, apa kk gak kecewa? Tanya nya"

"Ikhlasin aja, kalau rezeki pasti ada jalan"

"Yadah ya kk assalamualaikum"

"Waalaikumsalam salam" kami langsung memutuskan telponnya.

Jelas ada rasa kecewa dalam hati namun tidak berlarut-larut, aku gak mau ini jadi beban, karna cuma tinggal isi formulirnya saja ibarat kata tinggal detik-detik terakhir satu lagi, yang lain-lainnya sudah selesai, mulai dari administrasi apapun sudah aku lengkapi syarat-syaratnya dan dibantuin Kirana juga, upload juga sudah selesai semua, tinggal selangkah lagi menuju pintu masuk, walaupun belum tentu lewat setidaknya Uda berada di dalamnya dulu, aku pasrah dan ikhlasin aja, yakin aja ada jalan lain yang terbaik dan pasti ada rezeki lain lagi nantinya, begitulah aku pantang menyerah, semakin gagal semakin aku penasaran tuk mencoba dan mencoba sampai akhirnya mendapatkan hasil dan aku orangnya kalau sudah gagal penasaran kali kali dengan hasil akhirnya seperti apa, tapi setelah gagal waktu itu aku tidak pernah mencoba lagi, dan pengen fokus ke karir dulu biar karirnya makin mantap dan punya status yang jelas nantinya.

semua rentetan mimpi-mimpi manisku ku simpan rapat-rapat dalam diam ku berdoa semoga suatu hari nanti Allah wujudkan dengan cara yang indah dan dengan rencananya sendiri, kita manusia hanya bisa berdoa dan bermunajat saja, selebihnya biar engkau saja yang mengatur duhai sang rabbi ku. aku seorang rani yang gak pernah takut bermimpi si dan tak pernah takut gagal si wanita yang suka pertualangan dan suka tantangan, bukan rani namanya kalau belum berhasil dan sukses jika menginginkan sesuatu, apapun akan aku lakukan, tapi tidak untuk menghalalkan segala cara ya