Chapter 19 - Terdeteksi lagi

Hati mulai tenang dan lega Setelah menyelesaikan KPM, perasaan nyaman disatu titik sudah mampu aku lewati, tinggal menghadapi skripsinya dikemudian dan kedepannya nanti. Rasanya bagi seorang mahasiswa inilah musibah yang paling besar hehehe.

setelah kami pulang kerumah masing-masing, disinilah mulai terdeksi lagi.....

kak Mei tetangga di sana telpon katanya beliau mau berkunjung ke rumahku mereka penasaran dengan keadaanku, karna diantara kawan-kawanku yang atau kelompok sama aku akulah orang yang paling sederhana dalam berpenampilan lebih-lebih lagi mereka mendengar aku adalah anak seorang PNS, pasti ini berita waow banget bagi mereka, karna menurut pemahaman kami disini seorang PNS itu orang yang paling kaya, padahal mereka gak tau kalau versi aku PNS yang paling miskin karna gali lobang tutup lobang, apa lagi seperti orang tuaku hanya mengandalkan gaji dan ayahku hanya seorang petani pekebun yang kerjanya serabutan.

pas hari ditentukan tiba mereka beneran datang aku kira bohongan, mereka datang beberapa sekelompok tetangga dengan beberapa motor, mereka terpana dengan keadaan rumahku, kata mereka rumahku Besar itu versi mereka lagi dibangun lantai 2 lagi, kita tengok gayanya di Rani kayak orang biasa padahal anak orang kaya,, aku tertawa terbahak-bahak mendengar kata-kata mereka, itulah tu penilaian orang beda-beda ya, mereka bilang anak orang kaya berlagak orang miskin beda kali dengan si epi, kalau si epi sebaliknya, kamu dengan epi jauh kali bedanya Rani bagaikan langit dengan bumi.

jangan kayak gitu itu orang tuaku yang punya gaji bukan aku...Rani gak suka dibanding-bandingkan, nanti kalau epi dengar gimana, pasti sedih dianya,,

" biar aja dia dengar, agar dia berubah jangan lagaknya kayak orang kaya".

maksud dan tujuan mereka datang kesini mau ajak aku ketempat berobat, mau bawa aku ketempat cek sabar, aku kirain mereka bercanda mau ngajak aku rupanya beneran, inilah salah satu sikap mereka yang yang akan pernah bisa aku lupain sikap setia mereka terhadap aku, dia berdalih mengajak aku kawani dia, padahal mau bawa aku mau temuin aku sama cek sabar...

setelah bincang demi bincang akhirnya cek sabar putuskan besok aku harus datang sore hari dan bawa orang tuaku, cek sabar pun titip pesan sama kak mei tolong dipantau karna bisa jadi besok aku nyeleweng dan gak mau pergi, biasanya kalau orang yang Uda ketahuan sakit gak mau balek lagi, dan tolong sampein ke maknya Rani besok Rani ya dikawal terus dan agak dipaksa sikit kalau gak mau pergi.

memang betul apa kata cek sabar pas hari H akunya sudah mulai bertingkah layaknya orang yang kurang semangat dan gak punya kemauan tuk pergi, entah kenapa rasanya berat kali langkah aku tuk pergi beribu macam alasan aku buat gimana caranya biar gak pergi, karna Mak aku sudah tau sudah wanti-wanti ini bakalan terjadi aku terus dikawal gimana caranya aku harus pergi.

akhirnya aku kalah dan kami berangkat sore itu kerumah cek sabar, dan disinilah perjuangan aku akan dimulai.

sesampainya dirumah cek sabar rupanya beliau sudah duluan menunggu dan banyak juga pasiennya yang lain yang sudah antri, sampai tiba giliran aku, aku sudah berada tepatnya didepan cek sabar dan kedua kaki ku disuruh julurin sambil cek sabar baca-baca doa yang aku tidak tau apa yang dibaca paha aku terus bergetar dan bergerak tanpa bisa aku kendalikan, terus aja seperti itu sampai badanku juga ikut bergetar hebat, sulit rasanya bagi seorang Rani yang lemah tanpa saya dan kekuatan untuk mengontrol dan mengendalikannya belum lagi badan sudah mulai lemas, akhirnya aku mulai tak sadarkan diri, dan tidak tau apa yang terjadi.

aku sudah dikuasai sama hal-hal gaib aku mulai kesurupan dan ini kesempatan bagus bagi cek sabar, dia mengiterogasi makhluk yang merasuki tubuhku, akhirnya satu langkah terungkap, dan cek sabar sudah tau apa yang akan dilakukan, selang berapa lama dan akhirnya aku sadar sejam lebih aku dikuasai setan yang merasuki tubuh aku, dan setelah aku sadar cek sabar bercerita semuanya sama aku aku gak percaya apa yang mereka ceritakan dan yang telah aku alami, sama sekali tidak percaya, cek sabar punya bukti selama masa pengobatan aku tadi rupa beliau merekam semua kejadian itu. jadi aku gak bisa mengelak, walaupun aku sama sekali tidak percaya apa yang terjadi.w

setelah aku sadar dan mulai kembali lagi keadaannya sudah normal kami pulang kerumah, rupanya ini baru awal cerita dimulai, malamnya aku sama sekali tidak bisa tidur dengan nyenyak, kami cuma berdua dirumah dengan Mak aku, sedangkan ayah sudah pergi beberapa hari mengantar adek ku yang nomor 3 si Kirana kepesantren melewati 4 kabupaten memakan waktu 12 jam. tuk pergi ke pesantren tersebut memiliki 3 jalur ayahku mengambil jalur tengah yang waktunya tempuhnya juga tengah maksud tengah disini lumayan menghemat semuanya, dari segi waktu dan energi juga, jalur utama yaitu jalur lintas ibu kota provinsi, jalannya mulus dan licin tapi memakan waktu yang sangat lama sampe 14 jam, nah kalau jalur tengah yang lumayan menghemat walaupun sedikit memacu adrenali di daerah pegunungan ditanjakan tinggi dan disitu ada sebuah kuburan yang menurut kearifan lokal, disitu sering banget dan sangat ramai peziarah yang datang dan orang-orang juga sering melepaskan nazar kesitu, menurut cerita yang beredar kuburan tersebut hampir dianggap keramat. dan kalau jalur ke 3 jalur yang tercepat namun jalur ini lebih memacu adrenalin karna pegunungan yang sangat tinggi jalan yang berbelok-belok dan jurang yang dalam dan curam, hanya orang-orang yang berani aja mau melewati jalan ini, aku pernah dulu sekali melewati jalan ini sampai-sampai mogok ditengah jalan motornya gak sanggup nanjak karna motor metic hehehe.

hari ke dua aku mulai datang lagi kerumah cek sabar, pas aku datang aku dikasih hadiah yang tak terduga-duga sama cek sabar, aku diperlihatkan kala jengking sangat besar hitam legam dan sangat ganas, dia merayap mendekati aku, seumur aku gak pernah lihat didunia nyata seperti ini, karna cek sabar orang sakti dia mudah aja memegang dan memainkan layaknya anak-anak bermain dengan mainan kesukaannya. lagi-lagi si kala mendekati aku, langsung di halangi sama cek sabar dan sambil di ajak ngomong layaknya kawan bicara, aku tercengang dan terbengong, dan itu bukan satu tapi 2 Pasang dan jadinya 4, yang dilepasin cuma satu yang 3 nya lagi dimasukin ke toples, yang didalam toples pun sangat ganas merayap-rayap minta dibebaskan, aku merinding jadinya.

cek sabar mulai ngecek kondisi aku sambil berkata pantesan selama ini kamu sangat menderita kesakitan, aku mulai di obatin lagi seperti kemarin, aku di obatin mulai dari jam 08.00 selesainya jam 00.00 Uda tengah malam, rupanya disinilah puncak aku tersiksa, sang pengirim santet dia gak akan mau kalah, dia sudah memiliki pengikut sebanyak 10rb dan semuanya sudah ada ditubuh aku dan urat nadi aku, malam itu satu persatu masuk yang merasukiku macam-macam mulai dari makhluk halus binatang jelata dan macam-macam, cek sabar bilang, ketika kodok masuk suaraku persis kayak kodoek (eok...eok), ketika burung hantu masuk dia mengepakkan sayapnya aku juga mengepakkan lenganku sambil bersuara, belum, dan setan tujuh rupa kata cek sabar dll banyak yang gak sanggup aku hitung satu persatu, badanku layaknya seperti mayak kaku, kaki dan tangan gak bisa dibengkokkan, aku terus melawan-lawan seperti orang lagi disiksa, kadangkala kepalaku aku jedotin sendiri ke dinding dan lantai, tanganku aku patahin sendiri, kedengaran ini seperti dongeng dan cerita hayalan, tapi ini nyata yang aku rasakan sampai jam 00.00 aku sudah lemas layaknya manusia hampir sakaratul maut, jangankan untuk pulang untuk bergerak aja aku sudah tak mampu.

kami pulang dan sampe kerumah malamnya sama sekali aku gak bisa tidur badanku sakit-sakit semua aku tidur berdua sama Mak, kan memang kami berdua dirumah ayah belum pulang masih ngantar Kirana, aku tidur dikamar Mak dan ditempat tidur Mak, gara-gara aku Mak juga gak nyenyak tidur, aku gak tenang bukannya kayak orang tidur kayak orang golek -golek aku sebentar -bentar balek badan merasa kayak digangguin, aku gak tenang dan sama sekali gak nyaman, begitu terus sampai pagi hari.

besoknya aku masih lemas terkulai karna tenaga dan energi sudah terkuras semalam, dan sorenya aku harus kembali lagi kerumah cek sabar melanjutkan pengobatan.

pas aku datang aku sudah masuk langsung dikasih kejutan lagi sama cek sabar, kala jengking lagi lebih banyak dari kemaren sore, dan cek sabar melakukan hal yang sama lagi kayak kemaren satunya dikeluarin yang lainnya dikerengken dalam toples, aku cuma bisa menatap dan aku masih lemas, cek sabar prihatin lihat keadaanku, dan cek sabar juga cerita sama kami dia didatangi sosok penunggu yang sudah bersemayam dalam tubuh aku, katanya cek sabar gak boleh ikut campur dengan urusan dia, gak usah campur tangan, dia mau aku mati pelan-pelan, dan sang sosok tersebut bilang dia punya keinginan 3 keinginan:

1. aku harus mati gimana pun caranya

2. aku gak akan pernah nikah sampai kapanpun

3. kalaupun aku nikah aku gak bakalan punya anak sampai tua.

cek sabar tercengang seumur-umur selama ngobatin orang dia belum pernah ketemu layaknya seperti penyakit aku, aku pasrah aku bilang jika aku masih punya umur panjang itu semua gak akan terjadi Allah yang lebih berkuasa bukan dia, gitu kataku ke cek sabar. cek sabar pun sepaham dengan pemikiran aku, dan setelah aku dengan cek sabar berbincang-bincang, aku pun di obatin lagi sama cek sabar, yang terjadi di sore ke 3 aku berobat sama lagi seperti kemaren aku kembali tersadar di jam 00.00 lagi, dan kami pulang lagi, seperti yang kemaren terulangi, lagi-lagi dan lagi aku terkapar tak berdaya, pagi hari aku cuma bisa tidur dan lemas tak berdaya.

hampir 3 bulan aku berobat disitu tiap kali aku kerumah cek sabar begitu-begitu aja, ketika sosok-sosok yang merasuki tubuh aku satu persatu masuk disinilah cek sabar menggunakan kesempatan untuk menggali informasi apa yang terjadi sama aku.

bersambung