Chapter 18 - KKN/KPM

Aku mengambil mata kuliah hampir diakhir semester, dan ini mata kuliah penentuan, kami akan ditugaskan mengabdikan diri dimasyarakat, setelah semuanya selesai, tibalah pembagian kelompok, antara semua jurusan digabungkan menjadi 1 kebetulan kampus aku baru beberapa tahun berdiri Kamilah mahasiswa perdana dikampus itu, jadi kami dibagi dalam beberapa kelompok sebanyak desa yang ada dikabupaten tersebut, kelompok aku dijatahin 8 orang, dan terdiri dari 2 jurusan 4 orang dari pendidikan matematika dan 4 orang dari pendidikan bahasa Inggris, kebetulan anak bahasa Inggris 3 orang anak 1 unit dan 1 orang lagi anak unit lain, anak matematik Fuji, Abdul, epi, dan Ema, kebetulan kami kekurangan cowok, cowok cuma 1 orang, dan dia kami pilih jadi ketua kelompok, yang bahasa Inggris aku, waddah, Rika, dan Firda, kebetulan didesa aku tinggal kami gak ada tempat tinggal untuk kami tempati 1 kelompok full dan kami harus dibagi yaitu dibagi jadi 2 kelompok, pas kebetulan nama kami dipilih mereka langsung di potong jadi 2 bagian, anak matematik tinggal dirumah Kades dan anak bahasa tinggal dirumah sekdes.

pada dasarnya kami gak mau dipisahin kami maunya satu kelompok dan bisa sama-sama saling sharing, tapi Allah punya cara dan cerita, dan sebenarnya aku kurang suka tinggal dirumah sekdes mau dirumah Kades, lagi-lagi Allah punya cerita, kawan-kawanku yang tinggal dirumah Kades persis layaknya mereka seperti pembantu, semua mereka kerjain, kasian kan, kami bantu anak-anak disitu ngajar les karna memang jurusan kami guru, les bahasa Inggris dan matematika di sore hari, kami bagikan jadwal pengajarnya, heran dan heran ketika jatah mereka selalu datang terlambat, kami bertanya-tanya, akhirnya mereka membongkar semuanya, mereka membabu dulu dari bangun tidur sampai tidur lagi, kerjaan yang mereka lakukan sampe-sampe ngegosok baju keluarga tersebut, kan tujuan KPM Maun berbakti ke masyarakat bukan mau jadi pembantu dimana kita tinggal.

disinilah aku bersyukur dalam hati kenapa Allah pilih aku tinggal di rumah sekdes, kami kompak selalu dengan mereka bahkan tetangga-tetangga juga sayang sama kamu, kami cuma mengurus keperluan kami dan hal-hal biasa aja kami lakukan, kayak masak, nyapu dan ngepel, itu-itu, bantu bersih gitu-gitu aja, gak terlalu berlebihan seperti mereka.

Aku mencoba mendekatkan diri dengan anak ibu itu yang paling kecil yang berumur 3 tahun, anak itu lumayan susah didekatin, sampe berhari-hari aku lakukan pendekatan akhirnya anak itu keterusan sama aku. namanya anak-anak pasti malas mandi, aku gak suka sama anak jorok-jorok, aku paksa anak itu mandi gimana caranya pas sore hari biar ganteng biar rapi, aku rayu pokoknya aku paksa dengan cara kelembutan aku sampe akhirnya dia selesai mandi, pulang Mak nya dari kebun anak tu dah bersih, rapi dan wangi. sangking Uda dekatnya sama aku dia Uda sayang banget sama aku, apa-apa aja dia maunya sama aku, kalau Mak nya nyuruh sesuatu, ambilin barang dikamar belakang, dia ngejawab kamarnya kak Rani Mak, padahal kami cuma numpang disitu😅

Beberapa hari ini aku sakit kaki, kakiku gembung air didalamnya mengandung nanah, sakit kali-kali, aku masih berpaham kakiku alergi sabun, memang iya aku gak bisa kena sabun, aku gak bisa jalan, terpaksa pas jalan aku pincangkan jalannya menahan rasa sakit, Alhamdulillah aku punya kawan mengerti banget dengan keadaan aku, mereka cuciin baju aku aku yang jemur, mereka cuci piring aku yang angkat-angkat, tugas utamaku adalah masak nasi dan nyapu-nyapu aja, kebersamaan yang luar biasa bikin aku kangen lagi masa-masa seperti ini nantinya gitu kata kami pas lagi duduk-duduk, kalau kami dikunjungi orang tua dibawain makana, sore ini Mak aku datang bawa banyak makanan, itu bukan milikku lagi Uda jadi milik bersama siapa yang mau makan aja terus, begitu juga sebaliknya, inilah yang gak akan pernah terlupakan sampai kapan pun.

Azan sudah berkumandang menandakan waktu Zuhur sudah tiba aku ambil wudhuk dan shalat, lagi khusunya shalat tiba-tiba kodok melompat ke atas sajadah dan mentap ditengah sajadah, lumayan lama, aku gak bisa sujud, aku tunggu kodok itu pindah, yang anehnya kodok itu duduk dan natap aku lama, selama dia natap aku, ada rasa merinding, gak lama kemudian kodok tu pindah aku langsug sujud disaping kodok duduk tadi Krn jijik sama kodok binatang paling jorok menurut Ku.

perasaan aku sudah mulai aneh dan tak karuan, aku terus istighfar mencoba menguasai diri jangan sampai aku terbawa perasaan nanti kambuh lagi sakit yang kayak kemaren tu, setelah kejadian itu dua hari berselang bang Abdul mau pulang ke kampung karna ada suatu yang harus diselesaikan, aku nitip pesan sama beliau dan nitip tolong diambilin suatu barang sama Mak aku,tolong jumpai Mak Rani sebentar dan bilangin ini Uda rada-rada aneh dan kemaren Rani dilompati kodok lagi shalat, iya katanya ,nanti Abang sampaikan.

tidak lama setelah kejadian itu aku tiba-tiba pingsan, dan bikin heboh pada saat itu, mana ketua kelompok kami belum sampe dari kampung lagi, aku pingsan Hanya beberapa menit aja gak sampe Ber jam-jam, semua orang panik liat kondisi aku. Alhamdulillah gak lama aku sudah sadar ketika ketua kelompok kami bang Adul sampe aku nya sudah setengah sadar, pas aku sadar aku tanya kenapa ne rame-rame ada apa, kamu sih tidurnya gak bangun-bangun, capek dibangunin, bikin orang panik semua kakak ni " kata mereka"

besok pagi pas kami duduk-duduk sama tetangga disitu aku paling dekat sama salah satu disitu namanya kak mei dan kak upah, kak mei itu dia perempuan tolen dan sudah pernah punya suami, tapi kakak itu dia tomboy orangnya kalau orang belum kenal dia mereka mengira dia laki-laki tolen, tidak pernah pakek jelbab, yang buat aku salut kak mei orangnya rajin dan taat beribadah, gak pernah ketinggalan shalat, dia orangnya setia luar biasa setianya pokonya manusia terbaik deh buat mereka berdua, sambil becanda dia berkata, aku paling suka ganguin si Rani pas lagi pakek baju, dia memang ngincar aku selalu pas siap mandi, dia selalu ngegelitikin aku, dia bilang si Rani suka pakek kolor jaringan kolor tembus pandang kayak orang Korea hahaha kata dia, kakak ni entah apa ngomong gitu, kok Kakak tau, dikasih tau sama waddah kemaren, itu punya kak Rani semua pas dia angkat jemuran, oh waddah punya kerjaan hehehhe, selera kamu aneh dan unik Rani gitu katanya.

lagi asik bercanda tiba-tiba dia mulai serius ngomong sama aku,

"rani coba liat kaki kamu, kenapa emangnya kakinya, karna kakak liat Uda beberapa lama kamu jalannya gitu-gitu terus apa belum sembuh-sembuh, katanya"

"belum kak, aku gak bisa kena sabun kak, kakiku terus mengeluarkan air dan nanah, aku alergi sabun, gitu kataku"

"Rani, ini bukan penyakit biasa Rani, ini bukan alergi, ini Uda mengarah ke hal-hal santet dia menyebutkan nama salah satu penyakit santet itu"

" Masak iya sih kak, orang aku memang alergi sabun"

"Sekarang gini deh selama kamu Uda hampir 2 Minggu disini pernah gak kamu nyuci dan kontak langsung dengan sabun"

"ada nyuci sekali dan itu pun aku masukin tangan dan kaki kedalam plastik dan kuikat di ujungnya"

"Tapi gak langsung kenak sabun kan ada plastiknya"

"iya juga sih kk"

"Uda iya ne, nanti kalau kalian Uda pulang dari sini, kakak bakalan ketempat berobat ajak kamu berobat ketempat langganan kakak, dia bukan dukun, dan bukan orang pintar tapi dia bisa ngobatin orang dia gak pakek ilmu hitam juga, dia pakek ilmu Allah, Katanya"

Karna aku paling anti sama dukun, apalagi yang menganut ilmu hitam, membuat Allah marah dan Murka, menjauhkan diri dari kasih sayang Allah, syaitan itu bener-bener ngajak kita untuk sesat dan membenci Allah, Uda dibilang sama Allah " La khutuwatisy syaitan innahu lakum 'aduwummubin" jangan pernah sekali-kalu kamu mengikuti langkahnya syaitan sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu, Allah aja sudah memperingatkan mereka Adalah musuh kita, masak diajak berteman kita mau-mau aja, menyesatkan lagi heheheh, Uda ceramah aku nya.

waktu pun telah berlalu kakiku pelan-pelan sudah mulai membaik aku sudah bisa mulai jalan normal lagi, dan itu gak akan berlangsung lama, nanti pasti sakit lagi, begitulah terus-menerus aku rasakan, apapun sudah pernah aku buat, sampe-sampe waddah pernah nyaranin pekekin balsem putih, itu pun Uda aku lakukan, tapi bukannya sembuh malah aku kesakitan, waddah aja Uda kasian liat aku, Uda minta maaf sama aku, katanya ini berdasarkan pengalaman dia dan Alhamdulillah kakaknya dia sembuh dan sembuh total malah.

Hari yang ditunggu-tunggu sudah berakhir kami akan dijemput karna masa KPM kami sudah menjelang 45 hari, kami akan pulang ke kampung dan kerumah kami masing-masing, kami akan mengenang masa-masa ini, bagiku ini masa-masa yang sangat indah, aku bukan KPM rasanya seperti liburan aja, sangking nyamannya kami disini.

setelah pelepasan dari camat dan petinggi-petinggi dikecamatan tersebut upacaranya pun selesai bus sudah menanti kami, sebelum kami berpamitan satu persatu nangis menatap kami, apalagi sudah berpamitan nantinya dalam hati berkata, mereka bilang jangan lupain kami seringlah jenguk kami disini, kami juga dikasih oleh-oleh sama mereka, nenek yang mengajarkan ngaji itu bilang aku dah kehilangan sosok kamu Rani gak ada lagi kawan nenek nanti malam sambung nyambung ayat pas ngaji, karna waddah gak bisa dia irama kita. heheh iya nek kata waddah, cuma kak Rani yang bisa ikutin irama nenek, ah nenek ini suara aku jelek nek gak semerdua suara nenek malu aku nek. memang iya waddah gak bisa dia ngaji tilawah, dia sudah terbiasa ngaji kayak anak-anak hafizh, Alhamdulillah aku bisa keduanya, cuma aku belum terlalu menguasai panjang pendeknya, dan harakat-harakat. walaupun suara aku tidak semerdu nenek itu lumayan aku bisa belajar Iramanya aja.

bersambung....