Disini tepat ditempat kami tinggal hari megang itu meriah sangatlah meriah kota aku tinggal lumayan kecil dan tidak pernah ada kata macet. Namun ketika menyambut hari megang bisa-bisanya macet dimana-mana.
Aku telpon mertua sambil menangis terisak sejadinya.
Rani: Mak minta maaf ya gak bisa ngirimin uang tuk Mak dan bapak megang ini.
Mertua: gak apa-apa nak. Gak usa mikirin Mak. Yang penting anak-anak bisa beli daging.
Rani: jangankan tuk Mak tuk anak-anak juga gak ada Mak. Sambil aku terisak
Mertua: lah gimana jadinya anak-anak cucunya Mak kl anak Mak gak ada duit.
Rani: nthlah Mak. Gak tau mau bilang gmn aku Uda pasrah Mak.
Akhirnya kami putuskan ke ATM tuk cek gaji aku. Diperjalanan tiba-tiba di telpon adik ipar perempuan ku katanya " kak Uda adek kirim uang 1 juta ya adek ambil uang orang nanti kalau kk gajian aja bayarnya". Iya timpal aku. Sepanjang perjalan aku hanya menangis bersyukur. Pas sampai di ATM mataku membulat hingga menangis lagi rupanya gaji aku dirapel 3 bulan…karna memang sudah 3 bulan belum dibayar.
Rezeki yang Allah kasih kalau kita mau bersabar pasti ada jalannya. Aku putuskan dengan suami uang adek ipar disimpan aja dulu karna baru aja dikirim gak enak kita balikin. Terus aku ambil setengah dari gajiku kami beli mixer donat tuk bikin usaha donat pas bulan puasa nanti. Krn gak akan ada lagi pemasukan kedepannya kalau kami tidak pintar-pintar putar uang " firasat ku.
Namun apa yang aku pikirkan betul-betul terjadi. Sama sekali tidak ada pemasukan lain selain dari hasil kami jualan pas di bulan puasa. Kami bikin usaha donat kentang aku nitip ditempat-tempat orang jualan aku bersyukur karna dari hasil jualan bisa menutupi kebutuhan sehari-hari pas bulan puasa. Karna versi kami dikeluargaku kalau bulan puasa banyak menghabiskan uang. Banyak selera pengen ini dan itu nanti pas berbuka.
Kami tekuni bisnis kecil-kecilan dengan berjualan donat Alhamdulillah hasilnya memuaskan. Sampek suami aku kewalahan menanganinya. Karna bikin donat membutuhkan proses yang sangat lama. Awalnya hanya 1 kilo saja sampai bertambah jadi beberapa kilo. Untungnya suamiku sudah pintar menguasai ilmu perdonatan walau pun tidak se ahli suhu. Heheh. Pas mengantar donat ketika sore-sore mataku asik melirik meja kue jualan orang kali aja ada kesempatan tuk Tarok donat. "Kata suamiku Uda cukup dek. Jangan adek cari lagi. Capek Abang kalau adek pergi sekolah"
Aku salah satu Staf pegawai kontrak provinsi tata usaha sekolah unggul dikabupaten aku tinggal. Jadi pas bulan puasa kami juga kerja walaupun siswa libur.
Betul juga apa kata suami aku kasian juga kalau aku kerja dia sendirian pas pulang kadang Uda masak semua donat kesayangan aku.
Ketika menjelang akhir puasa ada salah satu penjual tahu di berhenti membuat tahu karna ada alasan tertentu. Jadi sang pemilik warung minta tolong aku tuk menggantikan posisi itu. Pada dasarnya aku belum pernah buat tahu isi. Bermodalkan ilmu yg diajarkan kakak ipar ku dibatam dlu ketika aku tinggal disana dulu..jadi jualan tahu ini coba-coba dan alhasil laris manis. Aku sempat syok pas mengambil tempat kue..tambah semangat jadinya kalau laku banyak.. untuk ukuran orang kampung laku diatas 30 pcs Uda waow banget. Apalagi punyaku laku diatas 50 buah…hari-hari tambah semangat aku jalani sebagai penjual kue basah. Suami juga semangat Karna tiap harinya kue kami kami laku sekitaran 300 buah. Alhamdulillah usaha tidak menghianati hasil. Buah dari kesabaran, usaha, kerja keras aku dan suami.
Allah maha segalanya. Aku selalu berdoa agar punya toko kue dan galeri kado nantinya. Amin ya Ya Allah. Semoga Allah mengambulkannya. Hari -hari terus berlalu bulan puasa sudah hampir meninggalkan kita. Rasa sedih menyelimuti hati karna momen bulan puasa adalah momen yang langka hanya terjadi setahun sekali. Indahnya suasana bulan ramadhan. Aku bersyukur karna masih dipertemukan dengan ramadhan kali ini semoga juga dipertemukan dengan ramadhan berikutnya amin...
****
Malam yang dingin membuatku resah, angin yang kencang bikin gundah. Angin badai sedang melanda kota kami sekarang ini, Ujian akhir semester sudah didepan mata.
Aku harus mempersiapkan uang jutaan rupiah untuk bayar SPP anak tertuaku, karna sppnya sudah menunggak satu semester. Lagi-lagi dan lagi ini masalah uang dan uang, kegundahanku semakin menyiksa karna belum ada titik terang kemana arahnya pohon uang akan tumbuh heheh.
Dimana aku harus memutar otak lagi kemana aku harus mencarinya, jangan sampai aku terjebak lagi dalam hutung piutang koperasi.
Nthlah aku tak tau harus bagaimana, dan kemana harus mencari solusi, kepasrahan ini sudah diambang batas, aku dan suami berharap dan selalu berharap semoga masalah keuangan keluarga kami terus meningkat.
Untuk minjam aja aku rasanya udah gak tau lagi harus minjam kesiapa. Rasanya muka ini Uda kayak tembok menahan rasa malu. Siap bayar ngutang lagi. Begitulah terus-menerus.
Belum lagi kenduri (pesta) sambung menyambung yang sangat menguras dompet dan menjadi Beban fikiran.karna adat disini kalau kenduri (pesta) apalagi orang terdekat maksudnya saudara dekat kita harus bawa kado yang besar minimal ratusan ribu maksimal jutaan, bukan hanya perempuan saja yang bawa kado atau kasih uang orang laki alias suami juga harus tu, nyumbang beras 1 sak misalnya, atau ikan, atau juga telur berpan -papan atau juga kambing bisa juga uang.
Bayangi aja 1 rumah satu hari mengabiskan uang ratusan ribu, sebulan Uda berapa, dan yang paling parahnya pernah dapat undangan sehari sampe 5 rumah ( 5 tempat pesta), begitulah adat dikota kami kalau kenduri.
Dan kenduri itu bukan hanya pesta nikah aja, sunat rasul dan turun tanah bayi baru lahir juga hampir sama besarnya kayak pesta orang nikah.
***
Aku kasian akan anak-anakku, rasanya sangat kekurangan akan segala hal yang menyangkut dengan uang, belum lagi lebaran haji sudah mendekat.
Malam ini ketenangan ku mulai terusik lagi ketika baca wa di grup sekolah anakku, diingatkan kembali agar melunasi semua kewajiban-kewajiban.
Fikiranku terus melayang-layang memikirkan masalahnya, betul kata pepatah" gak ada uang rasanya mau mati". Dan betul juga kayak kata orang-orang " kalau kita tak punya uang jangankan manusia iblis setan aja benci sama kita", begitulah gunanya kita tak punya uang.
Aku sudah tak mampu berkata-kata lagi, hanya bisa menunggu keajaiban kedepannya, jika Allah berkehendak dalam sekejap saja keadaan akan berbalik, yang penting kita terus berusaha, doa dan ikhtiar itu wajib semuanya.
Lelah rasa hati ini sudah tak tertahankan lagi, memikirkan masalah itu-itu saja.
Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 tangan dan jari ku sudah sakit merajang wortel dan labu untuk isian tahu jualan besok, sedangkan sang suami sudah siap menggoreng tahunya, tinggal aku memasak dan masukin isi tahunya, besok pagi tinggal aku goreng, dan setelah selesai di goreng aku mengantar ke warung-warung, inilah yang bisa aku lakukan setiap hari untuk menyambung hidup.
Aku juga sering promosiin ke teman-teman terdekat kalau aku menerima pesanan kue kotak, dan Uda pernah ada yang pesan dulunya 200 kotak tuk acara nikahan, orang gak tau kalau gak dipromosikan, rupanya mereka ada yang tertarik, katanya nanti kl ada acara pesannya ke aku aja.
Aku juga belajar-belajar kue kering, kayak keripik, peyek, makaroni dan kacang asin, kata orang-orang kue bikinan aku enak, cuma aku belum percaya diri aja dengan hasil nya, makanya belum terlalu berani promosiin, aku cuma Tarok di warung-warung orang aja, kl sudah habis laku aku bikin lagi.
Apapun akan aku lakukan untuk mendapat uang yang halal dan berkah, dalam hal bikin-bikin kue tapi ya, kl ada yang pesan aku jarang nolak. Tapi gak tuk jadi asisten rumah tangga, aku gak mampu rasa gak sanggup, jangankan jadi asisten rumah orang, rumah sendiri aja sampe gak ke urus kadang-kadang.
Kami sering curhat masalah keuangan dengan adekku yg paling kecil, kadang-kadang dia Uda gak sanggup mikir lagi, karna katanya dia gak bisa bantu aku, dia aja kesusahan.
Pernah dia bilang" kak bisa gak kita gak bahas masalah keuangan pusing aku kak"
" Iyalah kita bahas yang lain aja"
"Aku bukannya gak mau bantu tapi lagi pengeluaran besar-besaran tuk modal dikebun sawit"
Pernah dia menangis waktu aku butuh uang mendadak dan sangat sekarat. Dia mengis sejadinya dia minta tolong kawannya tuk kasih pinjaman, akhirnya ketemu.
" Lega rasanya kak, Uda dapat pinjaman walaupun gak semuanya sebanyak yang kakak butuh"
"Iya gak apa-apa dek"
"Setidaknya Uda bisa membantu setengahnya aja dulu".
"Iya dek, gak apa-apa, maafin kakak ya Uda repotin kamu, Uda bawa kamu dalam masalah kakak"
" Sekarang giliran kakak yang susah, nanti giliran aku pula"
"Iya semoga nanti bisa bantu kamu balek ya"
"Kakak kan Uda pernah bantu aku pas aku susah dulu"
" Iya ya, kapan kok kk gak ingat"
" Ahh kakak ni pelupa selalu kayak nenek tua'".
" Hehehe, kataku".
Rupa nya aku sering bantu dia katanya, karna aku ikhlas gak perhitungan dan gak ngitung-ngitung jadi lupa gak ingat lagi, dan memang gak mau di ingat-ingat.
Karna aku berprinsip tidak selamanya hidup ini senang dan begitu juga sebaliknya.
Disaat kita berada diatas jangan lupa ingat yang ada dibawah, dan sebaliknya, kalau kita mengingat orang yang ada dibawah ketika kita diatas mereka akan selalu mengingatnya seumur hidupnya, begitulah yang pernah aku lakukan. Padahal yang aku kasih tidak seberapa, dan disaat itu aku cuma punya sedikit kelebihan saja tidak banyak-banyak amat, cuma karna aku orangnya suka berbagi
bersambung...
bersambung...