Chereads / Take down / Chapter 26 - TAMPARAN UNTUK RISA

Chapter 26 - TAMPARAN UNTUK RISA

"Viollet?!" Risa berpura-pura terkejut ketika sahabat masa kecilnya datang. Hal ini membuat Daniel tersenyum puas dan ingin terus membuatnya terkejut.

"Duduk sini, sayang." ajak Daniel tanpa disembunyikan lagi. Viollet yang juga puas melihat ekspresi Risa yang syok terus memanasinya dengan kemesraannya. 

Amarah yang ada di dada Risa semakin berkobar tak tertahankan. Ia menitikkan air matanya dengan meminta penjelasan dari Daniel karena sudah mengkhianatinya. Risa juga tidak menyangka akan Viollet yang berstatus sebagai sahabatnya dari kecil hingga sekarang tiba-tiba menikungnya dari belakang. 

Bukannya menjawab, Daniel malah meminta agar pria bertubuh besar itu menyeretnya ke suatu tempat yang sudah disiapkan. Namun Risa menolaknya dan tetap menatap Daniel dengan lekat. 

"Apa maksudmu melakukan ini semua? Padahal hubungan kita sudah berjalan satu setengah tahun," heran Risa.

"Oh iya, ya. Aku belum menjelaskan apa maksudku ketika melakukan ini semua. Aku lupa, dan tiba-tiba saja aku meminta dia untuk menyeretmu. Astaga." ocehnya.

Daniel pun menjelaskan kepada Risa sesuai dengan apa yang dijelaskan kepada Viollet. Meskipun Risa juga sudah tahu, kali ini ia hanya ingin mendengarkannya langsung dari mulut Daniel. Tapi nyatanya pernyataan Daniel yang secara langsung lebih menyakiti hatinya jika dibandingkan dengan dirinya yang menyimak penjelasan dari hasil rekaman Altezza.

"Kenapa kamu tega sekali, apa salahku sehingga kamu bisa membalaskan dendammu itu padaku? Bukannya yang salah ibumu, dan kenapa harus aku?!" 

"Karena ayahmu pernah menjadi bagian dari perselingkuhan mamaku. Ya, meskipun awalnya bukan karena itu, tapi setelah ditelusuri ternyata ayahmu masuk ke deretan pria yang merusak hubungan pernikahan mama dan papaku. Jadi aku rasa, aku tidak salah membalaskan dendam papaku terhadapmu. Karena sampai sekarang mamaku belum juga pulang," sahut Daniel dengan cepat. 

Fakta baru yang baru ia ketahui ini memanglah sangat mengejutkan, namun tidak lebih kajut dari Risa. Risa benar-benar tidak menyangka jika papanya pernah berselingkuh dengan mama Daniel. Selama ini papanya menyembunyikannya dengan baik, dan sekarang Risa sudah mengetahuinya. 

Altezza yang juga terkejut langsung menghubungi papa Daniel untuk mengetahui kebenarannya. Dan ternyata papa Daniel mengungkapkan jika kejadian itu benar adanya, namun ia tidak pernah cerita pada siapapun selain dari asistennya. Altezza menunduk, ia lemah karena ternyata rasa dendam Daniel salah satunya disebabkan oleh perbuatan papanya Risa. 

"Tapi kenapa harus sama aku, bee?! Kenapa kamu gak marah sama papaku aja,"

"Karena dia pecundang!" hina Daniel.

Risa meneteskan air matanya karena tidak bisa menerima kejadian ini. Namun Daniel terus membeo menceritakan perasaannya, "Awalnya sih aku hanya iseng aja macarin kamu, aku ingin mencoba menaklukkan sikapmu yang jutek itu. Dan ternyata berhasil, tapi suatu ketika ketika mamaku ketahuan selingkuh, aku jadi tidak suka dengan pacarku sendiri yang ternyata papanya juga selingkuh. Dari situlah aku mulai mendekati Viollet dan menitipkan hatiku kepadanya untuk selamanya, karena orang tua dia sangatlah harmonis dan romantis. Jadi aku rasa aku bisa memperbaiki masa depanku dengannya." tatapan Daniel menelisik masuk ke manik indah milik Viollet yang sedang berseri-seri.

"Setelah lama membiarkanmu hanyut dalam dunia malam, aku pun semakin tidak peduli dengan hidupmu. Itu sebabnya aku tidak menemanimu setiap hari ketika di rumah sakit. Bisa saja aku izin dan mengutamakan kesehatanmu, tapi itu tidak ada di dalam catatanku. Catatanku mengatakan jika aku hanya bertugas membuatmu terlena dengan segala kebohongan, dan di hari kemarin aku baru tahu jika papamu pernah menjadi bagian dari perselingkuhan mamaku. Sekarang, tidak ada lagi yang perlu ditutup-tutupi. Aku hanya mencintai Viollet, dan kamu akan menerima pembalasan dariku malam ini juga." lanjutnya dengan senyuman smirk-nya. 

Risa mengepulkan tangannya kuat, "Apa yang akan kamu lakukan?!" geramnya. 

"Tidak, tidak. Bukan aku yang akan melakukan itu, akan tetapi dia. Dia akan bersenang-senang denganmu malam ini, jika kamu menolak maka terpaksa dia akan memaksamu." 

"Astaghfirullah …," lirih Altezza yang merasa Risa mulai tak aman. Apa yang ia takutkan ternyata terjadi juga, Daniel tidak memperdulikan kesucian Risa yang akan direnggut oleh pria bertubuh besar tadi. 

Beriringan dengan Altezza yang mengucap istighfar, hati Risa semakin tercabik-cabik. Ternyata ia salah sudah menjadikan Daniel sebagai bahu untuknya bersandar, dan nyatanya apa yang selama ini ia jalani hanyalah sebuah kebohongan. 

Risa menggeleng, ia pun berteriak tepat di telinga Daniel jika dirinya tidak akan pernah melakukan perintahnya yang sangat busuk karena meskipun ia gadis malam,  ia tidak akan melakukan perbuatan sejauh itu. 

Daniel tertawa, "Busuk katanya, kamu tidak sadar kalau kamu selalu minum alkohol? Selalu datang ke tempat seperti ini tiap malam, masih belum mau mengakui itu busuk?!" teriaknya balik. 

Sontak Risa memejamkan matanya menghindari wajah Daniel yang menyeramkan, setelah itu ia melirik ke arah Viollet dengan tatapan penuh kekesalan. Batinnya mencerca sahabat kecilnya yang ternyata menikungnya dari belakan. Jika ia tahu hal ini sejak dulu, sudah pasti ia akan menjauhi keduanya dan rela pindah sekolah. Tapi sayangnya ia baru tahu hari ini, ketika Altezza memberikan videonya. 

Daniel menegur Risa yang terus menatap Viollet, ia sampai mencolek tangannya untuk tidak melakukannya lagi. Tapi Risa mengabaikannya, ia tetap menatap Viollet dengan tajam.

"Sudahlah, sayang. Buat apa juga kita biarkan dia di sini, lebih baik seret dia aja sekarang. Kita juga gak ada urusan lagi, 'kan?!" bujuk Viollet pada Daniel. 

Tanpa kata Risa melemparkan tasnya tepat ke wajah Viollet. Jika ia ada benda tajam, sudah pasti ia akan menyobek-nyobek mulutnya agar tidak berbicara. 

Viollet tampak meringis kesakitan, dan memang pasti akan sakit karena Risa melemparinya dengan keras. Gabriel yang melihatnya dari kejauhan pun bergidik ngeri dengan amukan Risa. 

Plak!  

Daniel menampar pipi Risa sampai Risa memalingkan wajahnya ke arah Altezza. Kedua matanya menatap pria kuno itu dengan penuh kesedihan, sedangkan Altezza hampir saja meneriaki Daniel. Beruntung Gabriel membekam mulutnya karena menurutnya ini belum saatnya untuk mereka keluar kandang. 

Hati Altezza semakin sakit ketika Risa menangis dengan posisi yang masih sama dengan tadi. Jika Daniel berada di sampingnya, sudah ia timpuk meskipun ke kakak kelas. Tapi ia harus sabar dulu, sampai nanti Risa memintanya untuk keluar.