Chereads / Take down / Chapter 27 - KESUCIAN RISA

Chapter 27 - KESUCIAN RISA

"Sudah, seret aja dia. Jangan biarkan dia bahagia!" titah Daniel pada pria bertubuh kekar tadi. 

Dengan wajah gembira pria berotot itu mengangguk dan siap melakukan apa perintah orang yang sudah membayarnya.

Baru saja pria berotot ini mencekal lengan Risa yang lemah, "Tunggu! Lepaskan cekalanmu pada wanita ini. Kamu tidak punya wewenang untuk menyentuhnya. Dia akan bahagia! Ya, akan bahagia." Altezza sudah menunjukkan taringnya. Jika selama ini ia dianggap lemah oleh Daniel bahkan oleh Risa sendiri sekalipun, mereka salah. Altezza tidak bisa tinggal diam ketika orang yang dilindunginya tersakiti. Terhadap sesama saja Altezza selalu membantu dan mengayomi, apalagi kepada Risa yang sudah ditekadkan untuk menjaganya sampai kapanpun.

Risa tak berkutik, ia hanya melamun menatap orang-orang yang sedang berjoget. Sedangkan Daniel dan Viollet terbelalak kaget dengan kedatangannya yang tiba-tiba.

"Owhhh wahhh, surprise! Ternyata ustadz kita juga bisa datang ke tempat seperti ini. Aku paham, kamu sedang mencari wanita malam, 'kan?! Hmmm atau … kamu sedang memata-matai wanita tak berguna ini?! Tidak-tidak, mungkin kalian sudah bekerja sama dan sekongkol untuk datang ke sini. Tapi, di mana kamu bersembunyi?" ledek Daniel dengan puas. 

"Diam kamu, Daniel! Dia bukan pria seperti itu. Bahkan dia lebih baik darimu."

"Apa kamu bilang, hah?! Coba ucapkan sekali lagi?!" Daniel langsung mencekal rahang Risa dan menekannya kuat-kuat. Hal ini membuat Altezza marah dan meminta untuk melepaskannya.

"Hhha … kamu khawatir tadz?! Kamu akan melihatnya terluka malam ini, karena sebentar lagi dia akan merenggut kesuciannya. Dan untuk kamu, Risa. Jangan ulangi kata-kata busuk tadi, dia tidak lebih dari pria berkedok alim." cerca Daniel yang menatap Altezza dan Risa secara bergantian. 

Mendengar ini Risa dan Altezza geram. Namun Risa memukul perutnya lebih dulu dengan sikutnya, sehingga Daniel melepaskan cekalannya dan terbatuk-batuk. Sontak Viollet membantunya untuk bangkit, dan ia mencerca Risa habis-habisan dengan bahasanya yang kotor.

"Kalian adalah pasangan yang cocok dan sempurna, saling melengkapi. Kalian pengkhianat, dan kalian sama-sama tidak tahu diri." cerca Risa dengan santai, lantas ia pun berlalu tanpa menunjukkan wajah sedihnya sedikitpun. Padahal di dalam hatinya ia sangat terpuruk dan ingin menjerit melampiaskan kekesalannya.

Altezza pun mengekorinya dari belakang. Sedangkan Gabriel menunggu di parkiran sejak tadi. 

Ternyata Daniel tidak tinggal diam, ia berlari keluar bersama dengan Viollet dan pria suruhannya. Mereka kembali mencekal pergelangan tangan Risa dan menyeretnya dengan paksa. Altezza yang panik langsung mendorong Daniel sampai tersungkur. 

"Maaf, ka. Aku tidak bermaksud menyakitimu, tapi sebelumnya aku sudah memintamu untuk tidak melakukan kekerasan pada wanita apalagi Risa." ucap Altezza saat Daniel menatapnya tajam. 

Bugh!

Tanpa kata Daniel menghajar wajah Altezza sampai sudut bibirnya berdarah. Tidak hanya itu, pria berotot tadi pun ikut andil dan memukul pipi sebelahnya lagi. Risa berteriak menghentikan Daniel yang terus membabi buta, sehingga Viollet mendekatinya dan mencekal pergelangan tangannya dengan keras. 

Gabriel yang melihat suasana di sana semakin kacau langsung mengerahkan tiga bodyguard-nya. 

Bugh! Bugh! Bugh!

Ketiga bodyguard Gabriel memukul punggung Daniel dan pria berotot tadi. Sehingga mereka tersungkur dengan wajah yang semakin memanas. 

"Sial! Gabriel." gerutu Daniel yang tatapannya melesat tajam ke ke arah Gabriel yang sedang membantu Altezza untuk bangkit. 

Tanpa ingin dicap pecundang, Daniel pun ikut bangkit dan melawan para bodyguard yang menyerangnya. Ia menghajar perutnya dengan kekuatan penuh, dan terus berusaha menyeimbangkan kekuatannya karena bodyguard yang ia lawan tidak sebanding dengannya.

"Umi…," lirih Risa saat Hafshah datang menghampirinya. Namun Viollet memperkuat cekalannya agar Risa tidak melarikan diri.

"Tolong lepaskan Risa. Dia tidak berhak diperlakukan seperti ini," pinta Hafshah.

Viollet tidak kunjung melepaskan cekalannya, ia malah melemparkan tatapannya ke arah lain mengabaikan permintaan Hafshah.

"Lepaskan anak muda, atau tidak saya akan melaporkan kamu ke kepala sekolah. Agar skors kamu diperpanjang." ancam Hafsah.

Viollet melirik saat Hafshah mengancamnya. Ia tidak bisa berkutik apa-apa lagi, dan terpaksa ia melepaskan cekalannya dengan kasar. Sehingga Risa terdorong ke depan dan hampir saja jatuh. Hafshah pun langsung merangkulnya dan mendekapnya dengan penuh kasih sayang.

Bukannya Risa tidak punya nyali untuk melawan Viollet, tapi kenyataan yang ia terima saat ini sangatlah menggerogoti kekuatannya. Sehingga ia lemah dan hanya bisa mencerca keadaan di dalam hatinya.

"Bisanya cuma mengadu pada semua orang, memang wanita tak tahu diri." gerutu Viollet untuk Risa. 

"Jaga ucapanmu, anak muda. Tidak baik berkata-kata seperti itu. Risa adalah wanita baik-baik, ia tidak pernah mengkhianati sahabatnya sendiri." sahut Hafshah membela Risa.

Pembelaan ini membuat Viollet geram, karena baru saja ia mendapat sindiran halus dengan tujuan tepat sasaran. Hatinya sakit dicap pengkhianat, tapi Risa lebih sakit karena ia harus menelan semua kenyataannya. 

"Umi, dada Risa sakit." lirih Risa sambil mencekal kuat dadanya.

Hafshah yang panik memanggil Altezza yang juga sudah babak belur. Namun Gabriel memintanya untuk segera memasukkannya ke dalam mobil. 

"Urus mereka!" titah Gabriel pada ketiga bodyguard-nya.

Daniel yang sudah kewalahan terengah-engah tidak bisa menandingi kekuatan bodyguard Gabriel. Pria berotot besar pun tidak sanggup lagi melawan dua bodyguard yang terus menyerangnya. Ia tersungkur lemah dengan darah yang terus keluar dari mulutnya.

"Sial! Mereka pergi begitu saja. Rencana Daniel jadi berantakan semuanya. Awas kalian, Altezza, Gabriel." kecam Viollet penuh ancaman.

Di dalam mobil Gabriel, Risa semakin histeris. Ia terus mencekal dadanya dengan ringisan yang terlihat di wajahnya. Pelukannya pun tidak ia lepaskan dan malah semakin dipererat. 

"A-p-a takdir Risa seburuk ini, mi?! Kesucian Risa hampir saja direnggut paksa. Apa ini juga balasan karena orang tua Risa tidak menjadi orang baik?" tanya Risa di sela-sela tangisannya.

Altezza merasa terenyuh saat mendengar penuturan Risa, ia sampai meneteskan air matanya penuh kepedihan. Sedangkan Hafshah, ia hanya bisa menggeleng tidak membenarkan perkataan Risa. Hafshah tahu semuanya, ia pun tahu kesucian Risa akan direnggut oleh pria berotot tadi karena selama ia bersiap untuk pergi menyusuli Altezza, Altezza selalu memberitahu perkembangannya seperti apa.

"Hati Risa sakit, mi. Sakit." lanjutnya yang terus melemah.