"Siang hari di kantor , Seno dan Kevin sedang berbincang - bincang di ruangan kevin , tiba - tiba ponsel Seno berbunyi , sebuah pesan penting masuk , setelah membaca pesan itu Seno langsung memberitahu Kevin
" Tuan Kevin, ada kabar terbaru tentang Ica , pagi ini dia mengunjungi keluarga Djatmiko " Seno selalu memberikan informasi terkini karena dia sengaja menyewa orang untuk mengawasi Melisa
" Hmmm menarik sekali , sepertinya dia ingin mengunjungi sahabatnya , tadinya aku pikir dia akan langsung menemuiku "
" Tuan , apakah Adel tahu kalau Melisa yang ditanyakan jurnalis waktu kalian menikah adalah Melisa sahabatnya ?".
" Tidak , dia tidak mengetahui hal itu , dia sempat bertanya tetapi aku berbohong, aku bilang kalau Melisa yang ditanyakan jurnalis itu adalah Melisa yang lain "
" Kira - kira apa yang akan Adel lakukan kalau dia tahu Melisa yang dimaksud adalah Melisa sahabatnya "
"Entahlah , aku juga tidak tahu tetapi untuk menghindari hal yang tidak diinginkan lebih baik aku mencegah mereka berdua bertemu " Kevin berpikir keras apa yang harus dia lakukan
" Seno kalau tidak salah sudah setahun aku dan Adel menjalankan pernikahan kontrak ini "
" Sebentar tuan , saya ambil berkasnya terlebih dahulu " Seno mencari berkas kontrak pernikahan di laci yang terkunci
" Iya benar tuan satu tahun kurang tiga hari saja "
" Untuk sementara aku akan meminta Adel tinggal di apatermen ,bagaimana menurut kamu ?"
" Iya tuan ,saya rasa itu ide yang bagus walaupun tidak menjamin mereka tidak bertemu tetapi setidaknya dalam waktu dekat mereka tidak bertemu "
"Nona maaf, anda tidak bisa masuk begitu saja ke ruangan ini , Nona sudah membuat janji ? "
"Terdengar suara seketaris Kevin di depan pintu mencegah seseorang masuk ke dalam ruangan
" Kamu tidak tau siapa saya hah... Lihat baik - baik wajah saya , sudah ingat belum ?" Terdengar suara seorang wanita yang berbicara sangat sombong kepada sekretaris itu dan suara itu tidak asing bagi Seno dan Kevin
" Melisa..."Seno dan Kevin berbicara bersamaan
" Maaf nona saya tidak mengenal siapa nona tetapi siapa pun yang akan masuk ke ruangan tuan Kevin harus melalui saya terlebih dahulu ,silahkan duduk saya akan memberitahukan tuan Kevin "
" Heiiiii... Kamu karyawan baru ya , kamu gak tau siapa saya ? Saya ini tunangannya bos kamu tau " Melisa memukul meja seketarias itu " BRA..AAAKK "
Mendengar keributan itu Seno segera keluar ruangan
" Ohhhh nona Melisa saya kira ada orang gila datang mengamuk di kantor ini "
" Kau Seno sudah berani kurang ajar ya jaga ucapan mu ,aku masih tunagan bos mu " Melisa mengarahkan telunjuk nya ke wajah Seno
" Tunangan ? Aku tidak yakin ,silahkan masuk nona Melisa jangan marah - marah di luar, nanti satpam usir nona hahaaa..." Seno sedikit mengejek Melisa sambil pergi meninggalkan ruangan kevin
Kevin memang meminta Seno meninggalkan ruangan supaya Melisa bisa berbicara dengan bebas
Melisa pun masuk dengan langkah menggoda dia memakai rok mini berwarna hitam yang dipadukan dengan blazer berwarna senada dengan dalaman berwarna pink tampak menggoda mata siapa saja yang memandangnya
" Halooo sayang ..... Kamu merindukan ku ?" Melisa menyapa Kevin dengan penuh rasa percaya diri
" Halooo juga nona Melisa pramono ada perlu apa gadis cantik seperti mu datang menemuiku ? " Kevin sengaja membuat Melisa merasa diterima di ruangan itu
" Ahhh sayang kamu memang tau bagaimana membuat aku senang "
" Ayo silahkan duduk " Kevin mempersilahkan tamunya untuk duduk
" Hmmmmm aku tidak mau duduk di sini " sambil berbicara Melisa melepas balazer nya
" Kalau begitu silahkan pilih mau duduk di mana " di ruangan Kevin memang ada beberapa kursi dan sofa di sudut ruangan karena terkadang para pimpinan perusahaan rapat di ruangan ini .
" Benar aku boleh pilih duduk dimana " Melisa berbicara dengan nada menggoda
Kevin hanya tersenyum sambil memperhatikan gerak - gerik nya , karena perlahan Melisa berjalan menuju ke arahnya nya
" Aku mau duduk di sini " dengan sigap Kevin menghindar " awwww haduh..... Sakit "
" Apa yang kau lakukan nona ? Apa kau lebih suka duduk di bawah kaki ku ?" Dalam hati Kevin tertawa Untung dia memperhatikan gerak - gerik Melisa jadi dengan sigap dia bisa menghindar saat Melisa bermaksud duduk di pangkuan nya
Melisa segera berdiri ingin rasanya dia marah tetapi dia urungkan niat itu , dia terus saja merayu Kevin
" Aahhh sayang kamu ini kenapa sih ? Aku ini kan tunangan mu kenapa kamu menghindar ?"
Melisa menempelkan buah dadanya ke bahu Kevin dan berbisik di telinga nya " aku masih mencintai mu " lalu berusaha mencium Kevin tetapi Kevin mendorongnya
" Bersikaplah sopan, kamu berasal dari keluarga terpandang dan gadis yang berpendidikan tinggi mengapa bersikap rendahan seperti ini ? "
Karena Kevin mendorongnya Melisa pun hampir terjatuh beruntung kakinya mampu menahan tubuhnya sehingga dia tidak terjatuh ke lantai
" Duduklah di sana pakai kembali balzer mu " Kevin menaikan intonasi suaranya
Karena takut Melisa menuruti apa yang dikatakan Kevin
" Katakan apa maksud mu datang ke sini , untuk tujuan pribadi atau bisnis ?" Kevin memasang muka tegas
Melisa terkejut melihat respon Kevin tersebut dia pun segera memakai balzer nya
" Aku datang ke sini menemuimu untuk tujuan pribadi dan akan berdampak besar bagi perusahaan kita "
Melisa menaikan kedua kakinya di atas meja Kevin , rok mininya semakin tertarik ke atas sehinga paha nya yang putih mulus terexpose dengan jelas
Tetapi Kevin tampak tidak memperdulikan nya , Kevin asik membaca laporan yang ada di atas mejanya
" Perusahaan kita ,sejak kapan ?"
" Sejak saat ini ,tujuan ku datang ke sini adalah untuk membicarakan rencana pernikahan kita yang tertunda karena aku harus kuliah di Jepang "
" Hebat.....hebat....." Kevin bertepuk tangan mendengar ucapan Melisa
" Argumentasi yang sangat hebat , aku sarankan kau menjadi pengacara , pasti kau akan banyak memenangkan kasus " Kevin menggelengkan kepalanya
" Ohhh.... Mengapa kamu berbicara seperti itu Kevin ,aku bicara yang sebenarnya ?"
" Tadi kamu bilang pernikahan yang tertunda , lalu tadi kamu teriak - teriak di depan ruangan ku kalau kamu ini tunangan ku " Kevin mengulurkan tangannya di atas meja " coba aku lihat tangan kanan mu "
Melisa tersenyum kakinya segera di turunkan , dengan cepat dia mengulurkan tangan nya dan meletakan telapak tangan nya dia atas telapak tangan Kevin
" Kalau kamu tunangan ku ,mana cincin tunangan nya ,kok tidak ada ?'
" OHH.. cincin itu ... Anu..eemmmm " Melisa segera menarik tangan nya kembali
" Ok , aku akan ceritakan sebuah dongeng mungkin akan membantu mu mengingat kemana cincin tunangan mu itu "
" Pada jaman dahulu kala hiduplah seorang pangeran , pangeran ini telah bertunangan dengan seorang putri yang cantik , dia sangat mencintai sang putri sehinga memutuskan untuk segera menikahinya
pangeran tahu kalau kekasihnya adalah seorang yang sangat memperhatikan penampilan dia kuatir kalau nanti pernikahan nya akan tertunda hanya karena masalah gaun dan cincin pernikahan , jadi dia memutuskan untuk membawa sang putri pergi memesan gaun dari perancang busana favoritnya dan membawanya ke perancang perhiasan sehinga sang putri mendapatkan apa yang diimpikannya
Tiba - tiba bencana besar terjadi di dalam kerajaan pangeran sehingga pangeran tidak bisa mengabulkan permintaan sang putri untuk mengelar pernikahan mewah tetapi pangeran berjanji kalau bencana ini sudah berlalu dia akan membuat pesta pernikahan sesuai dengan keinginan sang putri
Tetapi sang putri marah besar dia melepas cincin tunangan nya dan melemparkan nya ke wajah pangeran lalu pergi meninggalkan pangeran seorang diri "
" Bagaimana apakah dongeng tadi terdengar tidak asing di telinga mu ?"
" Tetapi setelah kejadian itu putri sangat menyesal sehingga dia memutuskan pergi ke kerajaan lain untuk menuntut ilmu supaya dia layak mendampingi pangeran memimpin kerajaan dan kembali setelah selesai untuk memberi kejutan kepada pangeran " tidak mau kalah Melisa melanjutkan dongeng tersebut .
" Haaa...haaa..... Menyesal ? Aku rasa kamu tidak pernah menyesal , seandainya benar kamu menyesal itu semua sudah terlambat , pangeran itu sudah menikah dengan putri lain "
Seolah pantang menyerah Melisa terus saja merayu Kevin " ayolah Kevin wanita itu bukan tipe mu ,aku sudah melihat foto pernikahan kalian , kulitnya tidak seputih kulit ku dan sepertinya dia tidak berpendidikan tinggi seperti Ku , wanita seperti itu mana bisa mendampingi mu sebagai pemimpin empat perusahaan besar "
Melisa berdiri dan berjalan kearah Kevin berdiri di belakang Kevin dan mekingkarkan kedua tangan nya di leher kevin " lagipula kalau aku lihat gaun pengantin yang dikenakannya itu adalah gaun yang dirancang khusus untuk ku dan aku lihat cincin pernikahan yang kamu pakai ini adalah desain yang aku berikan ke perancang perhiasan , itu berarti kamu masih belum lepas dari bayang - bayang seorang Melisa "
Dengan cepat Kevin melepas tangan Melisa dari lehernya " kamu salah nona , aku hanya tidak mau barang - barang itu mubazir lagipula aku sudah membayar mahal untuk gaun dan cincin itu , sayang kalau tidak aku gunakan di acara special ku ,lagipula istriku juga menyukainya dia sendiri yang memilih,sepertinya seleranya sama dengan mu tetapi dia memiliki hati yang putih walaupun kulitnya sedikit gelap , tidak seperti mu hati mu hitam tidak seputih kulit mu"
" Jadi mari kita langsung ke intinya saja , bukankah maksud kedatangan mu ke sini untuk meminta bantuan ku ,karena perusahaan ayah mu sedang menuju kebangkrutan ?"
" Tentu saja tidak, kami sudah mendapatkan investor ,aku ke sini bermaksud untuk menyatukan perusahaan kita dan menyatukan kita berdua sehingga perusahaan kita menjadi yang terkuat " melisa kembali duduk di tempatnya dan menaikan kakinya yang jenjang di atas meja Kevin
" Lagi pula salah satu perusahaan kita bergerak dibidang yang sama yaitu kosmetik akan menjadi semakin kuat kalau kedua perusahaan itu bersatu dan kita mengelolanya bersama , bagaimana menurutmu ?
" Menurut ku itu ide yang sangat brilian , bawalah ide itu ke tempat lain mungkin kau akan berhasil dan aku sarankan pakailah pakaian yang lebih seksi mungkin kamu akan menikahi salah satunya '
Melisa tau kalau Kevin mengusirnya secara halus tetapi tetap saja dia merayu Kevin entah dimana harga dirinya saat itu
" Kevin sayang , aku hanya berpakaian seksi di hadapan mu saja , kalau kamu mau melihatku berpakaian lebih seksi lagi aku akan menemuimu di rumah mu dengan pakaian yang terseksi tunggu aku ya sayang ,muachhh "
Melisa berjalan menuju pintu , sebelum dia membuka pintu untuk keluar dia menoleh ke arah Kevin lalu memberikankannya ciuman jarak jauh
Melisa segera menuju mobilnya dia ingin cepat - cepat sampai ke rumahnya dia tidak menyangka Kevin yang dahulu begitu tergila - gila dan takut kehilangan dirinya bisa mencampkan dirinya begitu saja
" Aku membutuhkan teman curhat , aku mau menemui sahabatku Adel Hiksas... , Mengapa dia sulit dihubungi bahkan keluarganya pun sulit menghubunginya , kamu dimana Adel " tidak terasa air mata mengalir di pipi Melisa dia benar - benar membutuhkan seorang teman untuk berbagi cerita