" Kevin hari ini aku mau ke Panti asuhan Mutiara Bunda dengan Rina ya "
" Kamu masih ingat jalan ke Panti asuhan ?"
" Rina ternyata tahu Panti asuhan itu , rumahnya tidak jauh dari sana "
" Baguslah kalau begitu aku tenang "
Mereka menyelesaikan sarapannya lalu Kevin mengantarkan Adel ke toko kue
Semua karyawan sudah datang Adel memulai briefing
" Hari ini saya dan Rina akan pergi ke luar kota ,saya usahakan pulang cepat "
" Marni dan Ika kalau hari ini ada pelanggan yang pesan kue mendadak kalian bisa tolak kalau kalian memang tidak sanggup ,kalau kalian sanggup silahkan kalian terima "
" Upik dan Yuli tolong perhatikan estalse kalau ada kue yang sudah mau habis segera laporkan ke Marni supaya dia bisa segera membuatnya , ingat jangan sampai ada kue yang kosong "
" Saya akan pergi sekarang supaya bisa kembali siang hari , Yuli dan Upik jangan lupa senyum "
" Iya ibu Andin kita selalu senyum " Upik dan Yuli menunjukan senyum manis mereka
" Marni selama saya pergi kamu yang bertanggung jawab di toko kalau ada masalah segera telepon saya " Adel percaya kepada Marni dia sangat cerdas hanya saja nasibnya kurang beruntung membawanya menjadi pelayan di keluarga Sudibyo
Rina dan Adel menuju mobil , Rina langsung membawa mobilnya dengan kecepatan sedang
" Nyonya Andin , nanti saya bisa mampir sebentar ke rumah orang tua saya ? ". Rina mau mengambil kesempatan ini untuk bertemu keluarganya
" Oooo boleh saja Rina , nanti kamu drop saya saja di Panti ,kamu bisa ke rumah orang tua kamu ,nanti kalau urusan saya sudah selesai saya akan telepon kamu " tentu saja Adel mengijinkan karena dia tau bagaimana rasanya kangen orang tua
Dua jam kemudian mereka sampai di tujuan Rina menemani Adel terlebih dahulu
" Selamat pagi ibu silahkan mengisi buku tamu terlebih dahulu , ada yang bisa saya bantu ibu ? "
" Selamat pagi teteh Nini " Rina menyapa penerima tamu tersebut
Untuk beberapa saat teteh Nini memperhatikan orang yang menyapanya
" Astaga..... Ini kamu Rina ?" Akhirnya dia berhasil mengenali orang yang menyapanya
" Kamu teh geulis pisan ( kamu cantik sekali ) teteh pangling " teteh Nini memeluk Rina
Dahulu Rina sering membantu saudaranya menjaga toko sembako , teteh nini sering belanja sembako untuk keperluan panti ,jadi mereka sudah saling mengenal
" Kata orang tua kamu , kamu sekarang kerja di Jakarta ?"
" Iya teteh , saya berkerja sebagai supir pribadi , perkenalkan beliau ini nyonya Andin , beliau ingin berdonasi di panti ini , bude fia ada teh ?"
Teteh Nini tersenyum dan menjabat tangan Andin
" Mari silahkan nyonya Andin , duduk dulu di sini saya akan beritahukan bude fia "
Teteh Nini mempersilahkan tamunya duduk di ruang tunggu , dia sendiri masuk ke dalam ruangan ,beberapa menit kemudian dia segera keluar
" Silahkan masuk nyonya Andin, bude fia ada di dalam " teteh Nini mempersilahkan Adel masuk
" Rina , kamu bisa pergi ke rumah orang tua kamu , nanti kalau saya sudah selesai saya telepon kamu ya "
" Terima kasih nyonya Andin " Rina tidak langsung pergi dia masih mengobrol dengan teteh Nini di meja penerima tamu
Adel masuk ke ruangan bude fia " selamat pagi bude fia "
" Selamat pagi juga ibu Andin , mari silahkan masuk " bude fia menyambut hangat kedatangan Adel
Adel menjabat tangan bude fia lalu duduk di kursi dihadapan bude fia , di atas meja tampak foto dirinya sewaktu kecil dia heran mengapa ada foto dirinya di meja bude fia .
" Wahhh bude anak ini manis sekali siapa dia " karena penasaran Adel pun bertanya
" Oh itu foto cucu saya ,dia sempat tinggal di sini bersama saya sampai usia enam tahun , sekarang dia sudah tinggal dengan papa nya " bude fia menjawab pertanyaan Adel sambil menatap foto itu , terlihat dimatanya dia sangat merindukan anak di foto itu
" Oohhh saya pikir dia salah satu anak panti asuhan ini saya baru mau pertimbangkan untuk mengadopsi nya "
" OOO ibu Andin ingin mengadopsi anak , mau yang usia berapa tahun , nanti saya antarkan ke ruangan " bude fia tampak bersemangat
" Tidak bude tujuan saya datang ke sini untuk menyalurkan donasi jadi saya mau melihat - lihat keadaan di sini dan bertanya kepada bude apa saja yang dibutuhkan saat ini sehingga saya bisa menentukan besar donasi yang akan saya salurkan " Adel menjelaskan maksud kedatangannya
" Wahh .... Terima kasih banyak ibu Andin , kalau saya boleh tau darimana anda mengetahui ada Panti Asuhan di tempat terpencil ini ? "
" Kebetulan supir saya Rina tinggal di dekat panti asuhan ini dia sering cerita tentang panti asuhan ini " Adel berbohong
"OOO anak itu rupanya ,terima kasih atas kedatangan ibu Andin sudah jauh - jauh dari Jakarta , saya akan menceritakan dengan singkat kondisi di panti ini ,lalu nanti kita akan berkeliling panti "
" Sebetulnya panti ini hanya mampu menampung sekitar tiga puluh anak , tetapi saat ini ada sekitar lima puluh anak di dalam panti kita over load "
" Jadi untuk anak yang bertubuh kecil mereka tidur berdua dalam satu ranjang ,kebutuhan kami saat ini adalah ranjang bertingkat sehingga dapat menampung banyak anak tanpa memakan ruang" bude fia menjelaskan keadaan saat ini
" Bagaimana dengan biaya sekolah anak - anak ini ? "
" Mereka sudah memiliki donatur tetap , setiap bulan para donatur ini akan mengirim uang untuk biaya sekolah mereka "
" Kalau ibu Andin tidak keberatan saya mengajak ibu untuk melihat - lihat panti asuhan ini lebih dekat " bude fia mengajak adel berkeliling
" Tentu saja tidak keberatan , saya ingin melihat panti asuhan ini secara langsung " Adel sangat senang setidaknya dia bisa bernostalgia
Bude fia membukakan pintu untuk Adel " mari ibu Andin silahkan "
Mereka melihat ruangan demi ruangan ,pikiran Adel membawanya kembali kepada kenangan masa kecilnya sehingga dia tidak memperhatikan ucapan bude fia
Tiba - tiba ada seorang wanita menyapanya
" Adel.....ini Adel kecil ku Yach ? "
Adel terkejut, untuk beberapa saat dia berusaha mengenali wajah wanita yang menyapanya itu
" Sumi dia bukan Adel ini ibu Andin dia mau memberikan donasi untuk panti asuhan ini " bude fia segera menghampiri Sumi mengusap lembut punggungnya
" Haii mbak Sumi saya Andin " Adel mengulurkan tangannya untuk berjabatan tangan dengan sumi
" Maaf ibu Andin , sekilas anda mirip sekali dengan Adel kecil saya " Sumi menyambut uluran tangan Adel
Sumi segera meninggalkan mereka dan menuju ke rumah bermain
" Maafkan Sumi ya ibu Andin , dia itu sudah mengasuh Adel dari Adel baru lahir sampai Adel usia enam tahun jadi Adel sudah seperti adiknya ,bahkan saat Adel di bawa papanya dia sangat sedih "
" Kalau dilihat sekilas ibu Andin ini memang mirip dengan cucu saya Adel ,hanya saja rambut ibu lurus kalau Adel agak sedikit bergelombang , kulit Adel hitam kulit ibu Andin hitam manis hahaaaa maaf ya Bu Andin jangan tersinggung hahaa " bude fia mencairkan suasana
" Hahaaa tidak apa - apa bude fia memang benar kok kulit saya hitam manis , seperti gula Jawa banyak yang suka hahaaa "
" Maaf bude kalau saya boleh tahu mengapa mbak sumi yang merawat Adel sejak lahir , apa yang terjadi dengan ibu kandung Adel ? " Adel sangat penasaran dengan masa lalunya
" Ibu kandung Adel meninggal seminggu setelah melahirkan " wajah bude fia terlihat sedih mengingat kejadian itu .
" OHH maafkan saya bude karena sudah menanyakan hal itu " Adel merasa bersalah
" Tidak apa - apa ibu Andin ,mari kita lanjutkan melihat kamar anak - anak " bude fia segera tersenyum dan melanjutkan langkahnya .
Sebenarnya Adel ingin mengetahui lebih banyak tentang dirinya tetapi itu tidak mungkin karena nanti bude fia akan curiga
Salah satu hal yang paling mengusik pikirannya adalah perkataan bude fia * Oh itu foto cucu saya ,dia sempat tinggal di sini bersama saya sampai usia enam tahun , sekarang dia sudah tinggal dengan papa nya* Tn.bram adalah papa kandungnya tetapi mengapa dia menyembunyikan hal ini dari mama Cindy dan juga dirinya ?
" Nah ibu Andin bagaimana pendapat ibu setelah melihat - lihat panti asuhan ini " tiba - tiba ucapan bude fia membuyarkan lamunan Adel
" OOO iya bude saya sudah putuskan saya akan menyumbang tempat tidur tingkat dua sebanyak sepuluh buah , bisa saya minta nomer rekening panti asuhan karena saya juga akan mentransfer sejumlah uang yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari - hari di tempat ini " .
Sebenarnya selama berkeliling Adel tidak memperhatikan apa yang dikatakan bude fia , pikiran nya melayang jauh dan dia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia ketahui .
" Terima kasih banyak ibu Andin sumbangsih anda sangat membantu panti asuhan ini " bude fia menjabat tangan Adel
" Ayo kita kembali ke ruangan saya " mereka berjalan menuju ruangan bude fia
" Ibu Andin ini kartu nama saya , di sini sudah tertulis nomer ponsel saya dan nomer rekening bank atas nama panti asuhan ini , apabila ibu berencana untuk mengirimkan tempat tidur mohon konfirmasi terlebih dahulu supaya kami dapat menyiapkan tempat " bude fia memberikan kartu namanya
" Baik bude fia akan saya konfirmasi terlebih dahulu , kalau begitu saya pamit dulu terima kasih untuk waktu luang nya bude " Adel menjabat tangan bude fia
" Sama - sama ibu Andin , saya yang seharusnya berterima kasih atas sumbangsih ibu untuk tempat ini "
Adel segera meninggalkan ruangan bude fia ,ternyata Rina sudah menunggu di meja penerima tamu
" Rina ayo kita pulang "
" Teteh Nini saya lanjut kerja dulu ya , jaga kesehatan teteh nanti kalau saya pulang kampung saya bawakan pesanan teteh " Rina berpamitan dengan teteh Nini .
" Kami juga jaga kesehatan , hati - hati bawa mobil jangan ngebut "
" Ibu Andin terima kasih banyak atas kunjungan nya , di tunggu kedatangan selanjutnya " teteh Nini menjabat tangan Adel .
" Iya teteh Nini sama - sama " Adel menjabat tangan teteh Nini dengan lembut
Adel masih tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengar dia yakin Rina tahu tentang Adel karena dia terlihat sangat akrab dengan teteh Nini
" Rina sepertinya kamu sudah kenal baik dengan teteh Nini " Adel mulai mencari informasi dari Rina
" Iya nyonya karena dulu saya membantu paman saya jaga toko sembako , teteh Nini sering belanja sembako kadang berhutang maklum lah kadang tidak ada sumbangan yang masuk "
" Oooo begitu , kamu kenal dengan anak panti asuhan yang bernama Adel ? " Adel mulai lebih dalam mengorek informasi
" kenal nyonya , kalau bude fia yang belanja bude selalu bawa Adel , saya kira itu anak panti asuhan ternyata adel itu cucunya "
" Anaknya memang lucu banget ,kadang bude fia titip Adel di toko karena dia mau masuk kedalam pasar mencari sesuatu takut Adel hilang jadi lebih aman dia titip Adel di toko , bude fia kasih saya uang buat beli es cream berdua Adel supaya Adel jangan nangis pas di tinggal bude fia " sambil tersenyum kadang tertawa kecil Rina menceritakan kenangannya bersama Adel
" Umur berapa kamu waktu itu Rin " .
" Umur saya sekitar delapan tahun saya hanya bantu beres - beres toko , membersihkan toko , membantu membawakan belanjaan pembeli , kalau tidak salah umur Adel waktu itu sekitar lima tahun , belum bisa bilang "R" jadi dia panggil saya kakak na , pokoknya lucu deh " dari raut wajahnya Rina benar - benar memiliki kenangan indah bersama Adel kecil
Mendengar hal itu Adel terkejut , dia berusaha mencuri pandang dari kaca spion memperhatikan wajah Rina dengan baik - baik setelah beberapa lama dia baru teringat hal itu dan berbicara dalam hatinya
*Astaga .....mengapa selama ini aku tidak perhatikan rina ini adalah orang yang aku panggil kakak na waktu aku kecil , sampai aku usia enam tahun aku masih memanggil nya kakak na , dunia ini memang sempit , mengapa aku baru sadar Yach *
Ingin rasanya Adel memeluk Rina dan berkata * ini aku Adel kecil yang makan es cream bersama kamu * tetapi tentu saja ini tidak mungkin sekarang dia sedang menjadi nyonya Andin Sudibyo
" Nyonya .....nyonya Andin..... Nyonya baik - baik saja , mengapa tiba - tiba nyonya terdiam ?"
" Iya .... Aku baik - baik saja mmmmmm sepertinya kamu dan Adel akrab sekali ya "
" Akrab sekali nyonya saya sudah anggap Adel adik saya , saya senang kalau dia di titipin di toko saya bisa bermain bersama nya walaupun sebentar dan yang paling senang saya bisa makan es cream gratis hahaaa" Rina tertawa bahagia mengenang masa - masa itu
" Tapi setelah saya naik kelas saya tidak pernah melihat bude fia membawa Adel belanja ke pasar lagi , katanya Adel sudah tinggal dengan papanya di Jakarta ,beruntung sekali dia " raut wajah Rina berubah menjadi sedikit sedih
" Kamu sedih karena gak ketemu Adel lagi atau sedih karena gak dapet traktiran es cream lagi hahaaa "
" Ahhh nyonya hahaa "
Dalam hati Adel berkata * berarti benar Adel yang dimaksud itu adalah dirinya ,berarti Tn.bram benar - benar papa kandungnya ,tetapi mengapa tn.bram tidak mengatakan nya *
Adel berusaha mengalihkan pikiran nya dia bermaksud untuk memesan tempat tidur tingkat tetapi tidak tau harus beli di mana , dia pun segera menelepon Kevin .
" Halo sayang... Kamu kangen ya sama aku " terdengar suara Kevin yang sangat senang karena Adel meneleponnya
" Aku gak kangen kamu , aku mau minta bantuan , kamu tau gak tempat yang jual tempat tidur tingkat murah tapi bagus , aku mau sumbang buat panti asuhan mereka perlu itu "
" Aku sih gak tau , tapi aku yakin Seno tau hahahaha "
" Aku minta nomer nya Seno saja , lain kali aku langsung hubungi dia saja " Adel tampak kesal karena Kevin selalu saja mengandalkan Seno
" Tidak boleh .... Kamu tidak boleh telepon Seno langsung , harus melalui aku ,lagipula Seno kan selalu bersama aku " Kevin tampak kesal ketika Adel berniat menelepon Seno langsung
Seno yang ada di hadapan Kevin hanya tertawa kecil melihat tingkah tuannya yang seperti anak kecil
" Kalau begitu tolong sampaikan ke Seno aku perlu sepuluh tempat tidur tingkat untuk anak - anak panti asuhan ,cari yang bahannya kuat biar awet , bisa kirim besok tidak " Adel tidak tau kalau sebenarnya Kevin menekan speker sehingga Seno dapat mendengar langsung
" Nyonya Andin kalau besok kemungkinan tidak bisa ,mungkin lusa , untuk harga nanti coba saya tanyakan ?" Seno langsung saja menjawab Adel
" Ok Seno nanti tolong kabari asisten pribadi saya "
" Siapa asisten pribadi nyonya ?" Seno bingung karena setahu dia Adel tidak punya asisten pribadi .
" Masa kamu tidak tau , orang yang sedang berada di dekat kamu itu dia orang nya hahaaa....." Adel langsung mematikan ponselnya
Seno tertawa kecil melihat wajah Kevin yang tampak kesal karena Adel bilang kalau dia adalah asisten pribadi nya
" Rina kita ke toko kue dulu ya , sudah sore bantu mereka beres - beres toko kasian mereka kita tinggal seharian ,gak sangka jauh banget tempatnya " Adel tampak bersandar di kursi mobil karena dia lelah jalan raya sudah mulai macet