Chereads / Kelahiran Kembali Sang Manusia Serigala / Chapter 25 - Kepergian Rhea

Chapter 25 - Kepergian Rhea

Kepergian Rhea dirahasiakan oleh kedua orangtuanya, mereka juga merahasiakan alasan kepergian anaknya dari siapapun termasuk Danique. Entah apa yang wanita itu bicarakan kepada orangtuanya, yang jelas mereka kini menghindari keluarga Danique. 

Rachel mendengar desas-desus itu semua dari orang-orang kantor yang masih dalam kerabat Van Berend. Ia memasang telinganya lebar-lebar namun tak satupun yang mengeluarkan sebutan manusia serigala dari mulutnya.

"Miss Juvenil, Kau dengar itu?" resepsionis Danique melambaikan tangan.

Rachel dan wanita muda itu menguping bersama-sama. Di dalam ruangan, Danique tengah memarahi beberapa karyawan yang salah satunya adalah staf bagian aset dan properti. Danique marah karena perbaikan tembok di ruangannya harus melalui prosedur yang berbelit-belit. Setelah sekian lama namun sepertinya tidak menemukan titik temu, mereka semua keluar ruangan dengan wajah muram. 

"Rachel, apa jadwalku sekarang?" Danique keluar ruangan tak berselang menit dari karyawan-karyawan barusan.

"Pertemuan di Hotel Single Pack untuk membahas akuisisi CV Minikarya sebagai cabang perusahaan. Orang yang Anda temui adalah Mr dan Mrs Edison, tidak ada keterangan ruangan, jam sebelas siang sampai jam tiga," Rachel membacakan jadwal yang tertera di layar handphone-nya.

"Single Pack," desis Danique. Rachel juga ingin tertawa mendengar nama hotel itu karena seperti sedang menyindir Danique yang tidak memiliki kawanan.

"Mengapa Kau masih diam?" Danique menyipitkan pandangannya ke arah Rachel.

"Saya ikut, Pak?" Rachel menunjuk dirinya sendiri. Lelaki itu akhir-akhir ini kembali sering marah-marah sehingga Ia berbicara dengan bahasa formal.

"Kau pikir? Siapa yang akan jadi pesuruhku di sana?" ketus Danique.

Tanpa menjawab lagi, Rachel langsung angkat kaki dari seberang resepsionis. Hari ini Ia berniat untuk tidak mendahului bicara karena tahu hal itu akan sia-sia. Danique pasti sangat galau oleh masalah kepergian wanita itu. Beberapa kali Danique mencoba menelponnya tetapi tidak terhubung. Kedua orangtua wanita itupun tidak ada yang mengangkat teleponnya.

"Tunjukkan profil mereka," ucap Danique dengan nada datar saat berada di mobil.

Rachel membuka tab dan menunjukkan profil Mr. Edison dan pasangannya serta CV Minikarya.

"Hmm, kecil," gumam Danique sembari mengembalikan tab ke tangan Rachel.

Untuk urusan negosiasi dan mempengaruhi lawan bicara, Danique memang jago. Tetapi sayangnya lelaki itu tidak bisa mengontrol emosinya untuk masalah pribadinya. Selama Rachel mendampingi Danique, sudah banyak perusahaan kecil yang berhasil diakuisisi oleh lelaki itu. Produksi dan penjualan pun meningkat jauh lebih banyak jika dibanding dengan direktur sebelumnya.

"Orangtua Rhea punya nomormu?" tanya Danique sesaat setelah mereka tiba di tempat tujuan. Pertanyaan yang sangat tidak terduga.

"Mana kutahu," Rachel mengedikkan bahu dengan wajah bingung. 

"Pinjam handphone-mu," ujar Danique.

"Mau menghubungi mereka? Aku bisa berpura-pura menjadi teman dekat wanita itu," tanggap Rachel, sekarang Ia mengerti maksud Danique. 

"Ide bagus, lakukanlah," Danique bersemangat dan mendesak Rachel.

"Teman seperti apa yang dekat dengannya?" Rachel mengurungkan mengetikkan nomor handphone ibu wanita itu. 

Tanpa diminta, Danique sudah membuat list nomor handphone maupun telepon keluarga Rhea dan memberitahunya kepada Rachel, karena siapa tahu mereka menghubungi Rachel. Rachel hanya menghela napas menahan tawa mendapati tingkah menggelikan Danique. Lelaki itu kian lama kian nampak seperti orang stress.

Saat Danique sibuk stalking akun-akun yang diduga kuat menjadi teman dekat Rhea, asisten Mr. Edison memberitahunya bahwa pertemuan akan segera dimulai. 

"Lanjutkan, cari tahu tentang akun ini dan tirukan gaya bahasanya," ujar Danique sembari menyodorkan handphone-nya.

Rachel menerima handphone dengan enggan. Ingin sekali Ia membantingnya saja. Ini urusan pribadi di luar pekerjaan yang seharusnya tidak masuk dalam tugas asisten.

Rachel tidak bisa mendefinisikan bagaimana rasa sakitnya saat lelaki itu meminta bantuan untuk mengurus masalahnya dengan wanita yang menempati posisinya. Seharusnya Ia yang menjadi pasangan lelaki itu bukan Rhea. Dewi bulan telah menentukan tetapi Danique terlalu keras kepala. Atau mungkin, lelaki itu gengsi bersanding dengannya. Berkali-kali penolakan Rachel dapatkan baik secara halus maupun kasar.

Selama Danique menghadapi Mr. Edison, Rachel melakukan tugas menyakitkan itu sembari menahan air mata. Pandangannya membelalak dan jantungnya berdegup jauh lebih kencang mendapat sedikit respon ibunya wanita itu.

"Tante tidak menyangka Danique melakukan hal sekeji itu. Ia juga menjahati Rhea dengan sihir, mungkin Rhea juga menyukainya karena terkena jampi-jampi."

Rachel segera men-secreenshot percakapan itu sebelum ibu wanita itu sadar bahwa akun yang sedang bercakap-cakap dengannya adalah akun fake.

Rhea mengatakan kepada orangtuanya bahwa Danique main sihir, namun belum jelas sihir seperti apa yang Rhea jelaskan kepada mereka. Rachel terus menggali dengan penuh konsentrasi karena Ia harus menirukan gaya bahasa yang biasa digunakan teman dekat wanita itu.

"Bagaimana?" Danique langsung menagih saat keluar ruangan. Rachel hanya menunjukkan layar handphone-nya supaya Danique membacanya sendiri.

"Fffuck," desisan lolos dari bibir Danique.

"Tenang dulu, kita belum selesai," ujar Rachel.

"Belum selesai apanya? Jelas-jelas jalang itu nekat main api," gerutu Danique.

"Ia tidak mengatakan tentang manusia serigala," Rachel menggumam sembari mempercepat langkahnya di belakang Danique.

Danique refleks menoleh dan mendelik pada Rachel. 

"Ups, tidak sengaja," lirih Rachel.

Di lorong yang sepi itu, Danique mencengkeram lengan Rachel kuat-kuat, tatapannya tajam dan dingin.

"Kalau sampai publik tahu tentang diriku, nyawamu di tanganku," desisnya.

Ini bukan yang pertama kalinya Danique mengancam Rachel, gadis itu sudah tidak kaget lagi. Justru baginya lebih baik mati karena Ia sudah bosan sekali hidup di dunia ini.

Di mobil, Danique membaca dengan teliti percakapan Rachel dengan ibu wanita itu. Rachel berdecak kesal.

"Memangnya apa untungnya Kau terus-terusan mencari tahu wanita itu? Kau merindukannya?" Rachel memiringkan wajahnya.

"Tidak," jawab Danique tanpa menoleh sedikitpun.

"Lalu?" 

Tidak ada jawaban. 

Rachel berani menjamin bahwa Danique menyesal telah membuat wanita itu pergi dari hidupnya. Mungkin ikatan mereka sudah sangat kuat meskipun masing-masing tetap saja masih tidur dengan orang lain juga. Tidak jarang Rachel mendapati Danique baru pulang dari hotel di pagi hari saat Ia menjemput ke mansionnya.

Sementara wanita itu juga sama saja bahkan lebih parah, Ia berani membawa lelaki lain ke apartemen milik Danique yang ditempatinya. Hampir selalu memeras uang Danique untuk membeli barang branded dan berfoya-foya bersama teman-teman preman jalanannya.

"Sudah ada info terbaru dari Michael?" tanya Danique.

"Sudah," Rachel langsung membuka catatannya.

"Mengapa Kau tidak mengingatkanku?" Danique menyalahkan dengan setengah mendesis.

"Terakhir kali saya memberitahu, Anda sedang makan, Pak. Bahkan saya sudah memberitahu berkali-kali sejak pagi," Rachel tidak terima disalahkan. Ia menyodorkan catatannya kepada lelaki itu dengan perasaan jengkel maksimal.

"Kau seharusnya memberitahuku sampai aku mengatakan ya," ujar Danique.

Rachel tidak menanggapi, Danique memang sesukanya sendiri dan tidak mau dikoreksi. Apabila Rachel sudah menggunakan percakapan resmi, berarti situasi itu sudah sangat membuatnya geram.

"Aku harus mendatangi rumah orangtua Rhea," gumam Danique. Tiba-tiba saja pembicaraannya meloncat ke wanita itu.

"Masih ada satu pertemuan penting lagi," ujar Rachel.

"Mengapa? Kau selalu menghalang-halangiku untuk mengurus Rhea. Sungguh kekanakan. Kalau cemburu harusnya ditahan saja," gerutu Danique.

Rachel menghela napas dalam-dalam.

"Danique, jika memang Kau lebih memilih wanita itu daripada aku, meskipun Dewi Bulan telah menentukan perjodohan kita, aku ikhlas. Aku sudah pasrah tentang takdir ini, tetapi bukan berarti aku menolakmu. Terserah apapun yang Kau inginkan dan lakukan apa yang menurutmu benar.

"Menurut perhitungan, waktu hukumanku sudah habis. Jika seribu purnama aku tidak berhasil berjodoh denganmu, aku berhak mengambil lelaki lain untuk menjadi jodohku," lanjut Rachel.

Kali ini, Danique tidak membantah ucapan Rachel dengan mengoreksi bahwa dirinya adalah reinkarnasi Cuon. Namun lelaki itu juga tidak menanggapi ucapan Rachel, Ia hanya diam saja.

***