Melihat kedua anak manusia tersebut terjun dalam dunia mereka, Aki merasa sedikit cemburu, dia juga ingin bermain dan bercengkrama dengan teman baru Hiroshi. Wajahnya tampan, dia baik, dan pengertian. Dia-Aki mulai berpikir tentang bagaimana teman baru Itu juga memberinya senyuman yang hangat dan mempesona, bagaimana dia sangat ingin bercanda dan bermain dengan dirinya, dia ingin merasakannya.
Dengan langkah pelan dia mulai mendekati dua sejoli. Mengalihkan perhatian Hiroshi sesaat dari Asahi pada Aki yang berjalan takut takut mendekati mereka.
"Nii-sama!" sapa Hiroshi dengan senyum cantiknya.
Aki berjalan mendekat kearah mereka, meremas ujung pakaiannya dengan gugup, dia takut teman baru itu akan merasa terganggu olehnya dan tidak menyukainya.
"Asahi-san.. ini kakakku" kata Hiroshi memperkenalkan.
Anak lelaki tampan disamping Hiroshi menatap Aki sesaat, Aki memang lebih tinggi sedikit dari pada Hiroshi, tapi kulitnya pucat, tubuhnya kurus, terlihat tidak seperti anak yang lebih tua dari Hiroshi, dia seperti orang sakit, terkecuali matanya yang berbinar cantik seperti ada pelangi yang menghiasi pupilnya dan bulu mata lebat-panjangnya yang berkibar seperti sayap saat dia berkedip.
"Senang bertemu dengan mu.. Aku Asahi" kata Asahi sambil berjalan maju kehadapan Aki, mengulurkan tangannya.
Aki masih diam menatap Asahi, dia tinggi, kulitnya putih bersih, dibawah terpaan sinar mentari yang hangat, pupil matanya bersinar lebih cerah menunjukkan susunan pigmen bagai mulut gunung, begitu indah, membuatnya bahkan terlihat lebih tampan dari jarak sedekat ini.
Aki mengulurkan tangannya yang gemetar, menangkap tangan Asahi yang lebih besar dari miliknya tergantung diudara beberapa saat.
"A.. na-namaku Aki.." kata aki gugup, suaranya sedikit bergetar.
Asahi tersenyum lalu menarik tangannya, Aki terdiam. Dia hanya termangu, dia tau itu bukan senyuman yang biasa dia lihat dan senyuman yang biasa diberi Asahi pada Hiroshi. Tapi tak dapat dia pungkiri, senyumannya terasa hangat dan menawan.
Aki tak tau apa itu cinta, tentu saja. Tapi dia merasa sangat ingin mengenal orang ini, ingin dekat dan berteman dengan orang ini, dan tak ingin melepaskan orang ini.
Hingga bertahun-tahun setelahnya, Asahi masih saja datang ke rumah mereka untuk bertamu, membuat berbagai alasan untuknya datang kesana.
Masih mengikuti Hiro kemanapun anak itu pergi, masih berusaha menghibur Hiroshi dan bahkan sering kali membawakan sesuatu untuknya. Selama itu juga Aki dan Asahi mulai sedikit terbiasa satu sama lain. Sesekali Asahi akan bermain dan mengajak Aki berbincang seputar Hiroshi, meskipun topik pembahasan mereka selalu tentang Hiroshi, tapi Aki tetap senang dan merasa bahagia berbincang dengan Asahi dan mendapat senyum darinya.
Tawa riang terdengar keseluruh penjuru taman kediaman Nobuyuki. Suara yang begitu sedap ditelinga, pemandangan dua orang anak manusia yang enak dipandang bagai lukisan, dibawah hangatnya sinar matahari, seolah Dewa dengan sengaja memamerkan mereka untuk memanjakan mata siapapun yang melihatnya dan tak tahan untuk turut tersenyum gembira.
Kedua keluarga sudah lama menjalin hubungan persahabatan, anggota satu sama lain sudah saling mengenal dan saling menyukai. Melihat kecocokan kedua orang itu, meski belum di pastikan. Tapi perasaan mereka, hati mereka sudah menyetujui dan mendukung keduanya dan berniat mengatur perjodohan.
Tuan Nobuyuki dan Nyonya Nobuyuki sangat menyukai alpha yang luar biasa ini, mereka menyaksikan sendiri pertumbuhannya bersamaan dengan putra kedua mereka Hiroshi. Sedangkan Tuan dan Nyonya Azumane percaya pada anaknya dan mendukung segala pilihan putranya. Semua orang dengan tidak sabar menunggu Hiroshi untuk tumbuh dewasa dan melangsungkan pernikahan penuh kebahagiaan untuk keduanya.
Melihat keduanya tertawa riang, Akihiko pun merasakan hatinya dilingkupi rasa hangat dan bahagia.
Nobuyuki Akihiko, putra tertua dari keluarga Nobuyuki. Akihiko berarti "pangeran yang cerah ceria dari keluarga Nobuyuki" dari penamaannya pun sudah mempertegas posisi Aki yang akan menjadi calon Penerus keluarga Nobuyuki, second gendernya juga menunjukkan dia adalah alpha dominan di tes keduanya satu tahun lalu, sangat pas dengan citra keluarga Nobuyuki yang memiliki Penerus alpha yang berbakat.
Meskipun dia adalah seorang alpha, kilas kecemburuan tak dapat ia sembunyikan dari matanya ketika melihat ke dua sejoli.
Azumane Asahi, remaja alpha dominan itu kini sudah berusia 17 tahun, sudah mulai ikut mengurusi bisnis keluarganya. Sekarang dia sedang asyik menggoda dan menjahili Hiroshi yang berusia 4 tahun lebih muda darinya, seorang omega dominan, dia belum melakukan tes keduanya karena umurnya masih belum genap 14 tahun. Namun, tak dipungkiri lagi, setiap yang melihat mereka akan mendukung dan berdoa untuk kebahagiaan mereka, agar mereka senantiasa berjodoh dan selalu bersama.
Aki juga berharap mereka bersatu dan tak pernah terpisah, tak hanya karena mereka terlihat cocok dan saling melengkapi satu sama lain, juga karena second gender mereka menunjukkan kecocokan.
"..sama!"
"Nii-sama!"
"Aki Nii-sama!"
Aki tersentak lalu menoleh pada asal suara.
"Ah.. Seira.. ada apa?" kata Aki pada adik perempuannya Nobuyuki Seira - 6 tahun second gender alpha.
"Kenapa Nii-sama hanya melihat? Nii-sama juga ingin ikut bermain kan? Bersama Hiro Nii-sama, kan? Kan?" katanya sambil menggandeng adik bungsu mereka, Nobuyuki Kazuhiko yang berusia 4 tahun, second gender alpha.
Aki menyulam senyum lembut dibibirnya, menggeleng pelan," Tidak.. Nii-sama hanya melihat, Nii-sama tidak ingin mengganggu mereka" kata Aki sambil membawa kedua adiknya menjauh dari sana.
"..sama!"
"Aki Nii-sama!"
Aki lagi-lagi terlonjak dari lamunannya, air teh panas dari cangkir yang dia pegang ikut melonjak karena gerakan tubuhnya, akibatnya teh panas itu mengenai tangannya, membuatnya meringis.
"Nii-sama, apa Nii-sama baik-baik saja?" tanya Hiro meraih tangan Aki.
"Aku baik-baik saja.. Ada apa Hiro?" kata Aki menarik tangannya.
Hiro kembali tersenyum bahagia, "Nii-sama lihat ini! Asahi-san memberikannya untukku, dia juga membuatkanku cincin dari bunga di taman" kata Hiro menunjukkan liontin diamond peridot di lehernya dan cincin bunga hidup dijari manisnya.
Aki memberinya senyuman lembut "Apa kamu sekarang menyukai aksesori semacam itu?"
Hiro menggeleng singkat "Tidak, tapi aku suka apapun yang Asahi-san berikan" kata Hiroshi gembira.
Aki hanya tersenyum.
"Aah Asahi-san sangat manis" jerit Hiroshi senang.
Aki memperhatikan Hiroshi, adiknya itu sekarang bertambah tinggi, bahkan melampaui dia, dan dia semakin bertambah tampan?, melihat betapa aktif dan riangnya Hiroshi, Aki kadang berpikir bahwa Hiroshi lah yang alpha, karena dia begitu energik dan bersemangat akan banyak hal dia juga pintar dalam berbagai bidang. Berbeda dengan Aki yang pemurung, suka mengurung diri dan tak bersemangat akan hal apapun.
Tiba-tiba aki merasa gerah, dia mengusap dahinya yang berkeringat deras. Sejak semalam perasaannya tak karuan, moodnya kacau dan dia merasa tak enak badan.
Aki menatap tangannya yang basah dan berkeringat, padahal cuaca saat ini tidak begitu terik dan ada sedikit angin sepoi-sepoi, tapi Aki merasa begitu kepanasan dan gerah, seperti panas yang tak tertahankan. Wajah Aki memerah tetapi bibirnya pucat, matanya berair, dan tubuhnya gemetar, kepala nya pusing dan dia tak bisa fokus. Sekarang dia sangat ingin kembali ke kamarnya.
"Nii-sama.. Apa Nii-sama mencium sesuatu?" kata Hiroshi sambil mengendus-endus.
Aki mendengarnya tapi dia tak bisa fokus untuk merespon, kepala nya bagai berputar, tubuhnya banjir keringat, dia beranjak dari kursinya dengan terburu-buru, sangat ingin kembali kekamarnya. Dengan terhuyung-huyung, dia berjalan secepat yang dia bisa, rasa panas dengan cepat menjalar keseluruh tubuhnya, bagai api yang membakar, membuat kepala nya makin pening, dan nafas yang keluar dari mulutnya panas, dan dia tesenggal-senggal.
"Nii-sama.."
To be continued....