Akhir-akhir ini Rui berhasil menaikkan berat badannya, dalam 3 bulan ini dia memaksa dirinya untuk memakan makanan sehat dan penuh serat. Pipi tirusnya beberapa bulan lalu sudah mulai berisi, pergelangan tangannya yang bagai rangka mulai gemuk. Hanya kulit seputih porselennya yang masih pucat bagai manekin. Jika bukan karena dia bergerak dan matanya berbinar-binar terlihat hidup, orang-orang akan mengira dia adalah boneka porselen cantik yang dibuat oleh tangan profesional dengan penuh perhatian.
Dia juga mendapat pujian dari ibu Asahi, bahkan adik Asahi - Shizuka juga mengaku iri dengan kulit halus mulus miliknya.
Sebulan lagi pernikahan Rui dan Asahi dilakukan. Rui sudah diboyong oleh Haruka dan Kousuke sejak dua bulan lalu. Karena keluarga Nobuyuki lepas tangan,
Rui dan Asahi di daftarkan ke departemen perkawinan sebulan setelahnya dengan Rui berstatus yatim piatu. Segala kebutuhan dan persiapan pernikahan disiapkan oleh Haruka dan Kousuke tanpa campur tangan klan Nobuyuki.
Meski begitu, meski Rui sudah tinggal di rumah keluarga Azumane, meski mereka sudah diregistrasikan untuk menikah, bukan berarti Asahi akan menaruh perhatian pada Rui, bukan berarti dia akan meninggalkan Hiroshi dan beralih padanya begitu saja. Bahkan setelah semua yang terjadi, meski Asahi dengan terpaksa sudah menandatangani proposal pernikahan, hubungan Asahi dan Hiroshi bahkan lebih erat. Bagai mereka yang akan melaksanakan pernikahan, bagai mereka yang akan hidup bersama, dan Rui hanya batu sandungan yang tertinggal dibelakang.
Ketukan pintu kamarnya membuyarkan lamunan Rui, sudah berapa lama dia didepan cermin?
Sekarang Rui gemar mengenakan pakaian bagus, pakaian rapi dan terlihat menarik, dia bahkan rela mengeluarkan uang banyak untuk membeli baju baru.
Karena apa?
Entahlah mungkin dia ingin menarik perhatian Asahi?
"Rui nii-san, sudah siap?"
Rui mematut dirinya sekali lagi, memastikan pilihan bajunya sudah cukup bagus. Karena hari ini mereka akan fitting baju pernikahan. Oh! Rui juga berfikir untuk membeli tuxedo baru, karena beberapa hari lagi Hiroshi akan mengadakan acara perayaan ulang tahunnya yang ke-15 secara besar-besaran, sekaligus memperkenalkan Hiroshi sebagai penerus selanjutnya keluarga Nobuyuki, sebenarnya pesta pengenalan akan dilakukan saat pewaris berusia 17 tahun, tetapi karena Rui belum berusia 17 tahun dan dia omega mereka terburu-buru memperkenalkan Hiroshi untuk menutupi titik noda Nobuyuki Akihiko.
"Ayo!" ajak Shizuka-adik perempuan Asahi sambil menarik tangan Rui ringan.
"Hari ini fitting baju, aku tak sabar melihat nii-san mencoba banyak pakaian pernikahan! Pasti semuanya akan cocok!" katanya heboh sendiri.
Jika Rui berjalan berdampingan dengan Shizuka, orang-orang akan mengira Rui adalah wanita, tubuhnya bahkan lebih kecil dan lebih pendek dari Shizuka yang memang wanita, karena dia alpha, Rui yang omega pun terlihat cocok dengannya.
"Kyaaaa! Bagaimana mungkin semua pakaian bagus padamu nii-san!"
"G-Gaun ini.. Coba gaun ini!" jerit Shizuka, tangannya bahkan gemetar menyerahkan gaun pernikahan wanita pada Rui. Sedangkan Rui sudah pusing sendiri, memakai gaun pernikahan wanita yang begitu merepotkan, berat dan banyaknya perlengkapan.
"kyaaaa! Nii-san kau sangat cantik! menikah dengan ku saja" tampilan baby face dan tubuh kecil Rui merangsang obsesinya, jika Rui menikah dengannya, dia akan selalu membelikan Rui pakaian mewah dan imut, serta memberinya apapun yang dia mau. Dia bisa bebas mendekorasi Rui sesuka hatinya.
"Shizu.. Bercandamu kelewatan" tegur Haruka.
"Tapi ibu, lihat! Nii-san sangat cantik kalau kakak tidak mau pada nii-san, buatku saja" kata Shizuka sambil tersenyum ringan.
"Shizu, Rui sudah lelah.. Biarkan dia istirahat sebentar, belum juga mendapatkan pakaian yang sesuai, kamu sudah mendesaknya menggunakan ini itu, biarkan dia istirahat sebentar" kata Haruka lalu menarik Rui untuk duduk, setidaknya mengelap peluh dan minum. Wajah cantik Rui sudah banjir keringat, padahal diruangan itu terdapat pendingin ruangan..
Karena begitu sibuk mencoba gaun yang disodorkan Shizuka, Rui bahkan lupa dengan Asahi dan Hiroshi. Mereka tidak ada didekatnya sejak berapa jam lalu karena Shizuka menyeretnya untuk mencoba ini dan itu.
Setelah mendudukkan diri dan minum, matanya berkeliaran mencari Asahi, apa yang sedang dilakukan calon suaminya itu?
Oh
Dia sedang bersenang-senang.
"Nii-san" panggil Shizuka.
"Air! Air!" jeritnya heboh.
Shizuka mengernyit melihat Rui malah menoleh kiri dan kanan dengan bingung, dia terlihat mencari-cari sesuatu. Sedetik kemudian dia menunduk ke celana di pangkuannya yang telah basah. Rui tak sengaja meremas botol mineral ditangannya sehingga air didalamnya meluap, dia dengan panik bangkit dari duduknya dan bergeser.
Shizuka mendekati Rui, ada yang aneh dengannya.
"Nii-san?
"Nii-san apa kamu baik-baik saja?" melihat Rui mengalihkan wajahnya kemanapun agar pandangan mereka tak bertemu, Shizuka makin merasa bahwa ada yang salah dengan Rui.
Ditangkapnya wajah Rui, menatap langsung ke matanya.
Shizuka terbelalak, "Nii-san.. Kenapa?" katanya khawatir, dia menyentuh wajah Rui dengan hati-hati, seolah dia memegang boneka kaca yang apabila dia memberi sedikit saja tenaga di tangannya, itu akan hancur berkeping-keping.
"Apa Nii-san lelah? Ingin pulang? Maaf aku kelewatan" katanya.
Rui memegang pergelangan tangannya, seolah ingin menenangkan, "B-bukan itu"
"Jadi kenapa?" kata Shizuka, dia menoleh kiri dan kanan mencari penyebab sosok yang menjadi favoritnya sekarang menangis.
Mata Shizuka menyipit tak suka, Rui menangis bukan sebab seseorang mengejeknya atau apa. Sedari tadi memang Asahi tidak berada didekati mereka. Sejak awal mereka memasuki toko pakaian pernikahan, juga dia tidak bisa diajak kerja sama agar fitting baju selesai dan mereka hanya perlu bersantai menunggu hari H. Namun, lihat dia sekarang, dia sedang bersenang-senang senang dengan Hiroshi di pojok lain.
Shizuka berdecak kesal. Membujuk Rui untuk ke toilet sejenak, menghapus jejak air mata yang sempat meluncur ke pipinya.
"Bu, pisahkan si kakak bodoh itu sebentar dari Hiro Nii-san..
" Jika tidak, fitting ini tak akan pernah selesai" katanya serius pada Haruka yang malah ikut-ikutan mencari gaun yang cocok untuk Rui.
Rui menatap wajah sembab kemerahan yang telah dibasuhnya dari pantulan dalam cermin. Sebenarnya Rui tak terkejut jika Asahi akan turut membawa Hiroshi. Dia juga tak cemburu?
Mm.. Mungkin?
Oh tidak, sepertinya dia benar-benar sedih. Pandangannya memburam dan bibirnya bergetar.
Rui tersentak, air matanya malah kian deras meluncur tak terkendali, isakan pun berdesakan keluar dari bibirnya hingga dia harus berusaha sekuat tenaga membekap mulutnya dengan kedua tangan.
Di pojok lain saat Rui sibuk dengan Haruka dan Shizuka, Asahi malah sedang bercanda gurau, tertawa, saling melempar senyum dan mengomentari pakaian masing-masing. Bukan, bukan itu yang membuatnya bersedih sampai menangis, tapi Asahi dengan senang mengenakan pakaian pernikahan yang sepasang dengan yang Hiroshi kenakan. Sedangkan dengannya?
Asahi bahkan tak ingin dekat-dekat dengannya.
Diusapnya matanya yang sembab, dibasuh dengan air hangat demi mengurangi bengkak. Setelah beberapa saat, sesak nafas dan mata sembabnya telah berkurang dan celana basahnya sudah dia ganti. Sebab terdesak, dia terpaksa menggunakan rok mini Shizuka. Karena Shizuka yang lebih tinggi dibanding Rui, rok Shizuka menjadi sedikit diatasi lututnya.
Rui mencoba menarik roknya ke bawah.
Ah malu sekali harus keluar begini.
Rui berjalan dengan canggung ke ruangan fitting, diruang itu tak hanya ada mereka, ada juga beberapa pasangan yang sedang melakukan fitting, banyak dari mereka yang menatap Rui intens seolah mereka dapat melihat dalamannya, membuatnya tak nyaman. Belum juga selesai dengan tatapan orang lain. Dia juga harus berurusan dengan tatapan tajam Asahi.
Apa?
Apalagi salahnya?
Kenapa Asahi marah?
-flashback saat Rui ke toilet-
Shizuka berdecak kesal, membujuk Rui untuk ke toilet sejenak, menghapus jejak air mata dari wajahnya.
"ibu.. Pisahkan si kakak bodoh itu sebentar dari Hiro Nii-san.. Jika tidak, fitting ini tidak akan pernah selesai.." kata Shizuka pada Haruka yang malah ikut-ikutan mencari gaun yang cocok dengan Rui.
Haruka yang sedang melihat-lihat gaun pernikahan pun spontan menoleh mencari keberadaan Asahi. Tak perlu waktu lama, radarnya sudah menemukan Asahi bersama Hiroshi disalah satu pojok ruangan. Dia berdecak pelan meninggalkan sebuah manekin dengan gaun berwarna putih mutiara dengan banyak bunga terjahit di bagian depan gaun, gaun tersebut berkilau-kilau dibawah cahaya meski di siang hari. Dibagian putik bunga ditaburi berlian sehingga membuat bunga-bunga itu berkilauan. Hiasan bunga putih berkilau akan menyatu dengan mata berbinar bagai dihiasi pelangi Rui. Dia akan menguarkan aura cantik bagai taman bunga berpelangi.
Haruka menyipit, memperhatikan Hiroshi, anak itu sudah mengejar tinggi badan Asahi, padahal umur Hiroshi berada 4 tahun dibawah Asahi. Tubuh Hiroshi juga mulai menunjukkan maskulinitas. Tak perlu diragukan lagi, Hiroshi adalah alpha.
Haruka sendiri juga menyaksikan pertumbuhan Rui, sejak awal dia sudah mengira Rui adalah omega, bentuk tubuh dan wajahnya lebih menyerupai wanita dibandingkan dengan Hiroshi. Rui juga tak bertumbuh banyak, seolah tubuhnya mempertahankan bentuk langsing dan kecilnya. Jadi sejak dia tau Rui adalah omega dan telah ditandai, dia dengan menggebu-gebu meminta pada Kousuke bahwa Asahi harus bersama Rui.
Bukan berarti dia ingin putranya bersedih, membuat Rui dibenci, dan juga tak ingin Hiroshi patah hati. Bukan berarti juga dia tak menyetujui Asahi dan Hiroshi. Dia setuju, hanya saja sekarang kebenaran sudah terungkap. Takdir sudah terlihat.
Rui
Anak pemurung dan kurang diperhatikan, yang sejak dulu menarik perhatiannya benar-benar akan menjadi anaknya, sebagai istri dari Asahi sekarang.
"Asahi!"
Hiroshi yang mendengar Haruka memanggil menoleh, senyum riangnya sontak surut berganti menjadi senyum canggung setelah mendengar kata selanjutnya dari Haruka.
"Cepat pilih dan coba pakaianmu, hari sudah mulai gelap. Kau tak ingin kita berulang-ulang kembali ke sini kan?" kata Haruka.
Wajah Asahi pun berubah hitam, raut tak suka benar-benar dia tunjukkan, tanpa ragu dan tanpa ditutupi dia menatap Rui dengan tajam.
Rui yang baru masuk pun kaget dan meremas ujung pakaiannya, tidak yakin soal salahnya yang membuat Asahi marah.
To be continued….
Edited : June 23 2022
Published : June 26 2022