Sebuah Negeri yang kaya akan sumber daya alam yang berlimpah dan sumber daya manusia yang mampu, tentunya dapat disebut negeri yang Makmur dan sejahtera.
Sumber Daya manusia dan sumber daya alam yang melimpah ini tentu tak hanya didapat secara cuma-cuma dan tiba-tiba, melainkan berkat usaha dari pemimpin yang terpercaya dan cakap, serta bantuan rakyat yang bersatu dan bergerak bersama mendukung kemajuan negeri hingga menjadi maju, tak kalah dari negeri maju lainnya.
Tak berbeda dengan sebuah kota dipinggiran negeri, kota S. Kota yang dikenal dengan kita kaya meski terletak dipinggiran negeri. Bisnis properti yang unggul dan bisnis tekstil yang di akui kualitasnya, hingga dikenal ke seluruh pelosok negeri dan menjadi ciri khas kebanggaan kota S.
Tentunya, ada orang hebat dibalik kesuksesan itu. Keluarga Azumane dan keluarga Nobuyuki. Kedua keluarga yang pengaruhnya terbesar di Kota S, bisnis tekstil terbesar milik keluarga Azumane dan bisnis properti milik keluarga Nobuyuki.
Keluarga Nobuyuki, tak hanya di kenal dengan kesuksesan dan kekayaannya dibilang properti, tapi juga dikenal dengan keluarga dengan keturunan Alpha berbakat. Terdiri dari sepasang suami istri Alpha dominan-omega dominan, dan empat anak. Tiga orang putra dan seorang putri. Tes second gender mereka menunjukkan Alpha dominan terakhir kali di uji. Tapi, takdir berkata baik pada pemimpin keluarga Nobuyuki, dia mendapat seorang putra kedua dengan second gender - omega dominan yang cakap, ceria, aktif, dan mempesona.
Keluarga Azumane, keluarga harmonis yang beranggotakan 4 orang. Terdiri dari sepasang alpha dominan-omega dominan serta sepasang putra putri alpha-omega dominan yang tentunya tidak mengecewakan. Sang putra - Azumane Asahi, cerdas, aktif, bertanggung jawab, dan menjanjikan sejak dia masih kecil. Walaupun wajahnya cuek, setiap gerakan atau apapun yang dia lakukan stabil didepan orang-orang.
Kecuali pada seseorang, Asahi tidak perduli pada segala tata krama atau peraturan atau apapun dan hanya ingin selalu tersenyum, bersama dan mengikuti kemanapun anak itu pergi.
Putra kedua keluarga Nobuyuki, Hiroshi. Tubuh ramping dan tak terlalu tinggi, dengan senyum ceria, matanya berbinar bagaikan ditaburi bintang-bintang, suaranya merdu bak peri yang sedang bermain di taman bunga, kulitnya yang putih halus tampak bersinar dibawah cahaya matahari. Cerminan omega menawan.
Sejak pertama kali datang ke kediaman Nobuyuki, Asahi langsung terpukau, terpana dan terpikat pada sosok cantik bagai peri itu. Usianya saat itu baru 11 tahun, dan Hiroshi berusia 7 tahun. Seketika dia merubah penampilan "tuan kecil" nya dan menjadi lebih dewasa dan mengikutinya kemanapun anak manis itu pergi.
Hiroshi tentunya tak terganggu, sifatnya yang periang dan mudah bergaul dengan mata berbinar-binar, senyuman cantiknya membuat siapapun yang melihat tak tahan dan ikut tersenyum.
Dari sudut taman kediaman Nobuyuki, Akihiko, tubuhnya kurus kecil dengan kulit pucat, berdiri sambil menatap fokus pada dua orang yang sedang tersenyum satu sama lain dan bercengkrama, bagai dunia milik mereka berdua.
Akihiko saat itu berusia 9 tahun, dia pendiam, tak banyak bicara, pemurung, tak terlalu aktif, dan tak terlalu bersemangat akan apapun, dia lebih suka mebgurung diri dan membaca buku atau menulis hal yang dia sukai sambil duduk bersama beberapa boneka besar miliknya, atau memandangi jendela dalam diam.
Ayahnya sibuk mengurus bisnis, bahkan jarang bertemu atau berpapasan di meja makan dengan mereka dan ibunya sibuk dengan perasaan kesepian ya ditinggal saling suami.
Semenjak Hiroshi pandai berbicara dan berlarian, rumah mereka yang semula suram dan hampa bagai dimensi yang berbeda dengan dunia luar yang riuh, ramai dan bersemangat. Mulai ramai dan ceria, semua orang menyukai dan menyayangi peri keluarga Nobuyuki, termasuk Aki, dan orang tuanya, walaupun dia juga merasa orangtuanya lebih memperhatikan dan bersemangat tentang apapun soal Hiroshi, tapi dia tak pernah berpikir untuk mencemburui Hiroshi, karena Hiroshi juga bagai peri untuknya.
To be continued..