Rui terbangun saat matahari sudah naik, cahaya hangatnya jatuh melalui sela-sela gorden dan memberikan rasa hangat pada wajah Rui. Dia sedikit mengerang merasakan pegal diseluruh tubuhnya dan sakit dibeberapa tempat. Tetapi suasana hatinya begitu baik, pikirannya lebih segar dan dia lebih bersemangat.
Jejak-jejak pheromone masih menguar memenuhi dalam ruang kamar, bantal, selimut, semuanya masih menyisakan bau khas pheromone kesukaannya, tak pernah membuatnya bosan dan tak pernah ingin merasakan aroma yang membuatnya rileks dan merasa bersemangat, sehingga membuat senyuman cantik di bibirnya.
Rui bangun, merintih beberapa kali saat merasa pinggang dan kakinya lemah, dan juga ada rasa sakit. Melihat sekeliling dan menyibak selimut yabg menutupi tubuh polosnya. Dia- Rui terdiam beberapa saat, memperhatikan beberapa memar bekas cengkraman di beberapa bagian tubuhnya. Berusaha untuk turun dari tempat tidur dan membasuh diri dengan sedikit tertatih-tatih.
Di ruang tamu sudah ada pembantu yang sedang membersihkan rumah, salah satu maid pengasuh yang dia bawa dari rumah orangtuanya.
Rui menyibak rambut basahnya kebelakang, "Rin, apa Azumane-san sudah brangkat?"
"Tuan muda Rui, tuan sudah berangkat satu jam yang lalu"
Rui hanya mengangguk lalu beralih ke meja makan sambil berjalan perlahan, diikuti Rin yang segera menyiapkan sarapan untuk tuan mudanya.
Rui menghela napas, entah kenapa semangatnya saat bngun tadi menguap begitu saja dan selera makannya hilang, dalam beberapa suapan, dia pun menyudahi sarapannya.
"Rin, aku akan pergi ke luar lagi" kata Rui sambil menenteng tas berisi beberapa berkas dan air mineral, mengenakan jaket tambahan, karena musim gugur sudah mulai beberapa hari yang lalu, dan udara akan semakin dingin.
Rin mengangguk dan menyerahkan beberapa lembar uang pada tuan mudanya. Semenjak Rui menikah dengan suaminya Asahi dari keluarga Azumane, yang bersahabat dekat dengan keluarganya, semua uang, atm dan akun bank yang Rui punya, semua hal yang dapat memberi uang pada Rui, disita oleh Asahi, bukan karena Asahi ingin menanggung dan membiayai Rui sepenuhnya, melainkan untuk mengekang, menahan dan mencegah Rui untuk pergi keluar. Asahi bahkan tak memberi apapun, atau sepeser pun pada Rui.
Rui menerima uang tersebut dan berterima kasih, sebisa mungkin dia tidak membelanjakannya, hanya untuk mengisi sakunya agar tidak kosong dan berjaga-jaga bila perlu selagi dia mencari pekerjaan. Setelah dia pulang dia akan mengembalikannya pada Rin, jika Asahi tau Rui memiliki uang, dia akan menyitanya lagi.
Rui sudah berjalan beberapa blok jauhnya dari rumahnya, ini sudah hari ke empat sejak dia mencari pekerjaan. Tapi karena sia seorang omega, agak sulit mencari pekerjaan yang aman, layak dan terjamin. Kebanyakan perusahaan atau market-market tidak menerima omega sebagai karyawan karena siklus heat yang merepotkan dan rentan. Selain dari itu kalaupun ada biasanya dibayar dengan gaji murah atau para penipu dari prostitusi.
Tak terasa sudah hampir sore dan Rui belum juga mendapat pekerjaan paruh waktunya, rasanya dia ingin menangis. Dengan wajah memerah dan penuh keringat, dia berjalan kembali kerumahnya.
To be continued...