Paola melirik ke arah Jayden. Dia tersenyum kecil.
"Sampai kapan kamu akan perhatian begini padaku? Cari saja perempuan yang bisa kamu jadikan pacar," kata Paola.
"Aku perhatian karena kamu teman dekatku," balas Jayden sambil tersenyum paksa.
"Aku menginginkan kamu Paola, tapi aku sadar cinta tidak harus memiliki. Aku tidak masalah dengan keadaan yang seperti ini asal kamu bahagia," gumam Jayden.
"Hei, sini. Kenapa melamun?" tanya Paola sambil mendudukkan diri di sofa.
Paola mengambil piring berisi buah lalu menancapkan garpunya. Dia menyodorkan buah itu ke bibir Jayden.
"Paola, ini untuk kamu," kata Jayden yang memalingkan wajahnya.
"Iya. Aku mau suapin kamu dulu, nanti aku baru makan," balas Paola.
"Tidak, Paola. Sini aku yang suapin," kata Jayden.
"Jayden, aku paling tidak suka ditolak," balas Paola dengan raut wajah datar.
Jayden yang melihat suasana hati Paola terlihat memburuk karena dia langsung membuka mulut dan memakan buah potong itu.
"Begitu dong. Pintar banget sih," kata Paola sambil mengambil potongan buah lainnya dan memakannya sendiri.
Jayden tersenyum melihat Paola yang seperti ini di hadapannya, bukan Paola sang model yang terus-menerus ingin membalas dendam.
"Bibir kamu, Paola. Maaf," kata Jayden saat melihat bibir Paola belepotan.
"Bersihkan dong," kata Paola membuat wajah Jaydencseketika memerah.
"Kamu lucu sekali, Jayden. Baru begitu aja wajah kamu sudah memerah," gumam Paola.
"Tidak apa-apa aku mengelap bibir kamu?" tanya Jayden melongo.
"Iya aku izinkan," jawab Paola.
Jayden mengulurkan tangannya. Dia dengan hati-hati mengelap bibir Paola seperti mengelap porselen indah. Dia tidak mau Paola sakit atau terluka.
"Sudah, Jayden. Jangan sampai bengong gitu. Nanti kamu kesurupan," kata Paola.
"Iya, maaf," balas Jayden.
"Santai. Besok aku ada acara apa aja?" tanya Paola.
"Paola, kamu sedang tidak baik-baik saja. Aku sudah jelasin untuk acara yang harus kamu hadirin besok dan untuk pemotratan sudah tidak usah dipikirkan. Mereka kalau tidak mau pakai kamu, tidak masalah. Mereka harus ganti jadwal kalau mau tetap menggunakan kamu," jawab Jayden.
"Jadi kamu mundurin semua, terus nganggur dong aku besok?" tanya Paola.
Jayden melihat ponselnya membuat Paola melirik ke arah ponsel Jayden.
"Ngapain kamu melihat ponsel orang lain? Kamu jangan sekali-sekali menikmati hidup daripada kerja mulu," kata Jayden.
"Kamu sudah beli tiket bioskop di aplikasi online, kenapa kamu mendadak mau nonton?" tanya Paola.
"Memang aku tidak boleh kalau mau menonton di bioskop? Aku juga butuh hiburan buat mengusir kepenatan," jawab Jayden.
"Boleh aja, tapi tadi aku lihat buat dua orang. Mau sama siapa sih?" tanya Paola menatap jayden.
"Sama siapa aja yang mau," jawab Jayden.
"Aku hanya bertanya. Kalau belum ada temannya, sama aku aja daripada nanti bosan saat menonton sendiri," balas Paola.
"Kayak mau aja. Biasa juga aku ajak menonton di bioskop kamu tidak mau," kata Jayden.
"Kamu ajak aku menonton film horor," balas Paola.
"Punya rencana balas dendam, tapi menonton film horor takut," kata Jayden.
"Memang sekarang kamu mau nonton film horor lagi?" tanya Paola sambil mengangkat dagunya.
"Mau tahu aja," jawab Jayden.
"Tidak jelas," balas Paola sambil mengambil gelas dan minum susu cokelatnya.
"Paola. kamu kenapa?" tanya Jayden sambil tertawa.
Paola terbatuk-batuk dan menyemburkan susunya saat rasa panas mulai membakar tenggorokannya.
"Jayden, masih panas. Kamu mau bikin bibir aku yang seksi jadi monyong?" tanya Paola.
"Lagian kamu minumnya nafsu banget," jawab Jayden sambil menahan ketawanya.
"Kamu menyebalkan banget sih," balas Paola.
"Aku beresin. Maaf, Paola," kata Jayden.
"Aku aja, apalagi lantainya juga sudah basah," balas Paola.
'"Kamu duduk aja, aku yang bersihin," kata Jayden lembut.
Jaysen keluar dari kamar untuk mengambil pel dan embernya. Paola mengangkat kakinya begitu Jayden mengepel, dia melihat Jayden dengan perasaan merasa bersalah.
"Jayden, maaf aku selalu menyusahkan kamu. Aku janji tidak akan membuat kamu susah lagi berada di dekatku setelah misiku selesai. Bisa dibilang aku akan melakukan aksi balas dendam yang akan mengecewakan kamu, tapi percayalah aku akan bahagia kalau semua balas dendamku tercapai," gumam Paola.
"Makasih, Jayden," kata Paola.
"Ssma-sama," balas Jayden.
Jayden membawa pel dan embernya ke kamar mandi. Dia kembali duduk bersama Paola yang sudah mengelap tangan dan kakinya dengan tisu basah setelah membersihkan dan mencuci tangan.
"Jayden, besok kamu mau menonton film bersama aku di bioskop?" tanya Paola.
"Tiket bioskop itu bukan buat besok sebenarnya," jawab Jayden.
"Terus kapan?" tanya Paola.
"Hari ini," jawab Jayden membuat Paola tercengang.
"Kamu sudah tahu aku lagi sakit, tapi kenapa beli tiket menontonnya hari ini?" tanya Paola.
"Aku mana tahu kamu bakal terkena musibah," jawab Jayden sambil menghelakan napasnya.
"Musibahnya bisa ditunda kalau kamu bilang," kata Paola sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Musibah bisa ditunda, memang kamu sang pencipta?" tanya Jayden yang tidak habis pikir dengan jalan pikiran Paola.
"Dasar bodoh. Musibahnya itu aku yang buat," gumam Paola.
"Ya sudah kamu mau aku ikut menonton film di bioskop atau enggak? Kalau mau, aku sekalian ganti baju nih. Kita menonton bersama," kata Paola.
"Kamu benaran mau pergi menonton bersama dengan aku, Paola?" tanya Jayden dengan senyum lebar.
"Iya benaran. Ganti baju sana, baju kamu ada di kamar sebelah," jawab Paola.
"Iya. Tunggu aku, Paola. Aku jadi semangat," balas Jayden.
Jayden langsung pergi keluar dari kamar dengan cepat membuat Paola terbahak-bahak.
"Aduh, jadi sakit perut lihat Jayden," kata Paola.
Paola melangkah ke kamar mandi untuk berganti pakaian dan berdandan sederhana.
***
Jayden kembali ke kamar Paola setelah selesai bersiap-siap. Dia mengetok terlebih dahulu pintu kamar Paola.
"Paola, aku masuk," kata Jayden.
"Iya masuk aja. Aku sudah selesai kok,' balas Paola.
Jayden masuk ke dalam kamar. Dia melihat Paola sudah memakai riasan tipis dan rambutnya dibiarkan tergerai bergelombang. Tak lupa perempuan itu memakai kaos dan rok jeans.
"Sudah siap?" tanya Jayden.
"Sudah, Jayden. Sudah rapi nih, ayo berangkat. Ada yang salah dengan penampilanku?" tanya Paola.
"Tidak ada yang salah. Kamu selalu cantik," jawab Jayden.
"Iya dong, aku ini seorang model. Kalau tidak cantik, tidak mungkin aku jadi model," balas Paola.
"Iya maksud aku kamu cantik luar dan dalam," kata Jayden.
"Dalamnya cantik, dalam yang mana dulu nih?" tanya Paola.
"Otak kamu benar-benar tidak beres," balas Jayden.
"Jayden, ada apa dengan otak aku?" tanya Paola sambil merangkul tangan jayden.
Jayden melirik Paola yang merangkul tangannya. Jantung dia berdegup kencang, dia merasa bahagia sekaligus gugup.
"Tidak apa-apa, Paola. Kamu bawa tas selempang kecil banget," kata Jayden.
"Aku suka tas yang kecil. Kelihatannya kecil, tapi juga lucu," balas Paola.
"Iya lucu. Kita pergi sekarang," kata Jayden.
"Sopir sudah kamu minta ke lobi?" tanya Paola.
"Sudah. Paola tenang, semua beres," jawab jayden.
Mereka berjalan keluar dari apartemen sambil saling merangkul.