DI tempat hiburan bernama Shangria, Jayden menatap Paola yang sudah tertidur.
"Tuan, kita sudah sampai," kata Andri.
"Iya, Andri. Kita istirahat saja. Aku mau lihat nona kau bangun tidak. Kalau tidak bangun, kita pulang. Aku sebenarnya mau dia istirahat, tapi dia keras kepala," balas Jayden sambil membelai lembut rambut Paola yang tertidur di bahunya.
"Iya kita tunggu saja," kata Andri.
"Iya aku sudah mengirim pesan pada pengawal lain juga," balas Jayden.
Mereka menunggu Paola sadar, tapi tidak bangun juga saat dua jam telah berlalu. Akhirnya Jayden meminta Andri mengantar mereka kembali ke apartemen. Saat sudah sampai di gedung apartemen, Jayden menepuk pipi Paola agar bangun sebentar.
"Kita sudah sampai, Jayden? Aku mengantuk banget," kata Paola.
Paola menatap ke luar jendela. Dia terkejut ternyata dia sudah di apartemen.
"Kok kita di apartemen?" tanya Paola.
"Kamu lihat ini sudah jam berapa? Kamu tadi aku bangunin tidak bangun," jawab Jayden.
"Kapan kamu membangunkan aku? Pasti kamu tidak bangunin aku," kata Paola.
"Sudah, ayo turun. Kamu mengoceh sampai kapan? Aku mengantuk nih," balas Jayden.
"Iya aku turun," kata Paola.
Paola tiba-tiba meringis kesakitan membuat Jayden menjadi panik.
"Apa yang sakit, Paola? Apa luka kamu kebuka?" tanya Jayden.
"Tidak apa-apa. Nanti aku bersihkan di kamar," jawab Paola.
"Nanti aku bantu ganti perbannya," kata Jayden lembut.
Jayden membantu Paola turun dari mobil dan menaiki lift ke apartemen. Paola memejamkan matanya di lift sambil bersandar membuat Jayden geleng-geleng kepala.
Tidak lama suara pintu lift berdenting. Paola membuka matanya lalu berjalan duluan melewati Jayden begitu pintu lift terbuka. Paola menepok jidadnya saat sampai di depan pintu. Jayden menjulurkan lidah pada Paola yang melihatnya.
"Buruan, Jayden. Aku tidak mau bercanda, sudah malam nih," kata Paola.
"Kamu yang tadi mau keluar malam-malam, terus ketiduran lagi," balas Jayden sambil menempelkan kartu kunci pada pintu apartemen.
Mereka masuk ke dalam apartemen
meninggalkan beberapa pengawal berjaga di depan pintu.
***
Di dalam apartemen, Paola menuju kamarnya diikuti Jayden.
"Ngapain ikuti aku?" tanya Paola.
"Memang tidak boleh? Aku mau bantu gantiin perban kamu," jawab Jayden.
"Oh iya, Jayden ganteng harus bantuin aku membersihkan luka ini. Aku sebenarnya takut melihat luka ini. Kalau kamu tidak bisa, panggil dokter aja," balas Paola.
"Aku bisa. Tenang aja, ayo masuk," kata Jayden.
Paola masuk ke kamar dengan raut wajah ragu. Dia duduk di ranjang lalu membuka kaos yang digunakan hingga menampilkan luka di perutnya. Jayden kembali membawa kotak obat.
"Jayden pelan-pelan!" teriak Paola.
"Iya. Paola cantik tenang, jangan gugup begitu," kata Jayden sambil mencoba mencopot perban di perut Paola.
"Jayden, aku sendiri aja," kata Paola.
"Paola, ini sudah malam, bisa sampai pagi kalau kita begini," balas Jayden.
"Pelan-pelan, ingat," kata Paola.
"Iya, Paola. Kamu makanya jangan sok mau menyelamatkan orang," balas Jayden.
"Terserah aku dong. Jayden buruan, itu mengerikan," kata Paola.
Jayden dengan santai membuka perban dan mengganti perban baru serta dikasih obat. Tidak lupa dia memberikan Paola obat minum supaya bisa beristirahat. Jayden membereskan kotak obat.
"Terima kasih, Jayden," kata Paola.
"Sama-sama. Tidur sana, aku keluar. Aku tidur di kamar sebelah," balas Jayden.
"Iya sudah malam, kamu menginap di sini aja," kata Paola.
"Menginap selamanya juga boleh," gumam Jayden.
Jayden lalu keluar dari kamar Paola menuju kamarnya untuk beristirahat.
***
Menjelang pagi, burung-burung berkicau dan matahari mulai menampakkan cahayanya. Chelsea dan Alder sudah rapi dan duduk di ruang makan menunggu keluarga yang lain. Chelsea menggenggam tangan kekasihnya di bawah meja, dia sebenarnya gugup bertemu dengan kakeknya Alder, tapi dia harus menghormati orang tertua di keluarga Bowie. Suara Langkah kaki berjalan mendekat, Sienna berdiri dari duduknya dan menghampiri pria yang paling dia cintai.
"Sayangku, tumben lama," kata Sienna.
"Iya tadi lama karena ada rapat mendadak," balas Arga.
"Jangan terlalu sibuk, kita ada cucu dan juga anak kita yang bisa mengurus bisnis keluarga ini," kata Sienna lembut sambil mengecup bibir suaminya.
Semua orang yang di sana ikut terenyuh melihat pasangan suami istri yang saling mencintai dan romantis di usia mereka yang tidak muda lagi.
"Iya. Ya sudah ayo kita duduk. Sudah pada lapar dan menunggu kita," kata Arga.
"Santai saja, Pa, Ma," balas Theodor.
Arga menarik kursi dan meminta istrinya duduk kembali. Sienna duduk sambil tersenyum pada suami tercintanya. Arga mengecup kening istrinya dan duduk di kursi tengah agar semua bisa menatap Arga.
"Pagi, Kakek," kata Alder.
"Pagi, Alder. Ayo sarapan, kekasih kamu sudah pucat tuh," balas Arga.
Chelsea tersenyum kaku membuat Alder menatapnya.
"Sayang, kamu tidak apa-apa?" tanya Alder sambil menangkup wajah Chelsea.
"Tidak apa-apa kok," jawab Chelsea.
"Mari makan," kata Kaila yang tidak mau sampai ada pertengkaran di ruang makan.
Mereka semua makan dalam hening hingga Arga berdehem.
"Chelsea," panggil Arga.
"Iya, Kakek," kata Chelsea yang sudah menelan perlahan roti yang dia makan.
Semua orang yang ada di ruang makan menatap ke arah Arga.
"Kamu dan Alder jadi berencana menikah bulan depan? Persiapkan yang baik dan pastikan keamanan pesta pernikahan kalian juga," kata Arga.
"Iya aku dan Alder Sudah mengatur semuanya. Doakan yang terbaik untuk pesta pernikahan kami, Kakek, kami sangat membutuhkan dukungan Kakek," balas Chelsea lembut.
"Iya saya akan mendukung kalian asalkan jangan ada yang bertingkah konyol atau ada masalah lagi yang membuat saya muak dan tolong jaga nama baik keluarga ini," kata Arga.
"Baik, Kakek," balas Chelsea.
Iya aku dan Chelsea pasti akan menjaga nama baik keluarga kita berdua. Bukan hanya keluarga Bowie, tapi keluarga Chelsea juga," kata Alder.
"Sayang, tenang. Aku percaya pada cucu kita kalau dia bisa menjaga nama baik kita. Kamu jangan khawatir," kata Sienna.
"Iya aku hanya memastikan dan mengingatkan mereka," balas Arga.
"Kita habiskan makanan sekarang. Kalian hari ini pada ke kantor?" tanya Sienna.
"Iya, Nenek. Aku dan Chelsea ada urusan juga, kami mau ke butik Chelsea dulu. Setelah dari sana, kita mau mengurus pernikahan kami," jawab Alder.
"Kami akan membahas yang lainnya," kata Sienna.
"Iya. Terima kasih, Nek," balas Alder.
Chelsea tersenyum pada Sienna. Mereka memakan sarapan mereka sampai habis dan pergi ke pekerjaan masing-masing.
***
Di apartemen, Paola sudah bangun dan sedang sarapan berdua dengan Jayden.
"Hari ini aku tidak tahu mau ngapain," kata Paola.
"Sudah, mending kamu istirahat saja," balas Jayden.
"Istirahat? Aku tuh orangnya tidak bisa diam," kata Paola.
"Ya sudah berkeliling apartemen kamu aja," balas Jayden sambil memakan pancake di hadapannya.
"Jayden, aku baru mikir apa keluarga Bowie itu akan menjenguk aku ke sini," kata Paola.
"Kamu percaya diri banget kamu. Lihat aja si Alder sama Chelsea tidak datang melihat kamu," balas Jayden.
Raut wajah Paola berubah menjadi datar saat mendengar ucapan Jayden.
"Sialan! Pasangan tidak tahu diri itu. Lihat saja apa yang aku lakukan selanjutnya. aku akan membuat kalian berada di neraka," gumam Paola sambil mencengkram garpu di tangannya.