Mobil yang ditumpangi oleh Paola dan Jayden sudah sampai di kediaman Alfonso. Andri membukakan pintu untuk tuan dan nonanya. Paola digendong ala bridal style oleh Jayden. Mama dan papanya Jayden berdiri di depan pintu memperhatikan putra mereka yang sedang menggendong Paola.
"Ma, Pa, aku bawa Paola ke kamar dulu," kata Jayden.
"Kamu apakan Paola sampai dia begitu?" tanya Diana sambil mencebikkan bibirnya.
"Paola mabuk?" tanya Dino.
"Iya, Pa," jawab Jayden.
"Jayden, bawa dia ke kamar saja. Nanti suruh pelayan mengantikan bajunya biar dia nyaman untuk tidur," perintah Dino.
"Kenapa kamu tidak menahan Paola supaya enggak minum kebanyakan?" tanya Diana.
"Mama pasti tahu seberapa keras kepala Paola," jawab Jayden.
"Sudah, Ma. Kita bahas besok saja, ini sudah malam," tegur Dino.
"Iya, Pa," balas Diana.
Jayden menggendong Paola ke kamar. Pintu dibukakan oleh salah satu pengawal, Jayden masuk ke dalam sambil tersenyum dan menatap wajah gadis yang dia dambakan.
"Aku pegal nih, sudah sampai?" tanya Paola dengan mata masih terpejam.
Jayden tersadar. Dia membaringkan Paola di ranjang lalu menatap ke arah Paola dengan intens. Tangannya reflek terulur dan membelai wajah Paola.
"Paola, aku menyukai dan mencintai kamu," kata Jayden.
"Jayden," panggil Paola.
"Iya, Paola. Ada apa?" tanya Jayden.
"Tinggalkan aku. Aku mau tidur, kepalaku pusing banget," jawab Paola.
"Oke. Kamu nanti dibantu pelayan buat ganti baju," kata Jayden.
Jayden beranjak dari ranjang lalu memanggil pelayan untuk menggantikan baju Paola.
***
Alder bersama orang tuanya yang baru saja sampai di rumah langsung pergi ke kamar masing-masing. Alder tersenyum saat membuka pintu kamar dan melihat Chelsea yang tersenyum padanya.
"Aku kangen banget sama kamu," kata Chelsea sambil turun dari ranjang.
"Sayang, aku juga kangen banget sama kamu," balas Alder sambil memeluk Chelsea dengan erat.
"Bagaimana acara tadi?" tanya Chelsea.
"Biasa aja. Tidak ada yang spesial," jawab Alder.
"Oh, terus di sana tidak ada cerita nih?" tanya Chelsea.
Alder menggelengkan kepala. Dia lalu menaruh kepalanya di ceruk leher Chelsea.
"Kamu kenapa belum tidur? Aku sudah minta kamu istirahat," kata Alder.
"Tidak bisa tidur aja," balas Chelsea.
"Apa ada yang menegur kamu pas aku pergi?" tanya Alder.
"Tidak ada," jawab Chelsea.
"Kakek dan nenekku tidak ke sini?" tanya Alder.
"Enggak. Tadi sempet makan malam bersama juga kok, lagian juga ada sepupu kamu yang masih kecil," jawab Chelsea.
Alder menghelakan napas kasar. Dia bersyukur sepupunya ada di rumah untuk menemani Chelsea agar tidak canggung saat tidak ada dia.
"Sini aku bantu lepasin jas kamu," kata Chelsea.
"Sayang, makasih. Aku jadi ingin kita bersama terus nih," balas Alder.
"Kita memang selalu bersama," kata Chelsea.
Alder melepaskan pelukan mereka. Dia menatap dalam mata Chelsea.
"Aku nanti ada cerita bagus untuk kamu," kata Alder.
"Wah, cerita apa?" tanya Chelsea.
Alder mengecup kening Chelsea dan langsung berlari ke arah kamar mandi.
"Pokoknya kamu pasti tertarik. Aku mandi dulu, nanti kita lanjut," jawab Alder.
"Kamu bikin penasaran, cerita cuma setengah-setengah," balas Chelsea.
Alder memeletkan lidahnya ke Chelsea lalu masuk ke kamar mandi.
"Alder, buruan mandinya!" teriak Chelsea.
Chelsea duduk di ranjang sambil melihat-lihat ponselnya. Dia menatap berita mengenai acara yang dihadiri oleh Alder dan orang tuanya di media sosial. Dia melihat foto-foto Alder yang berkenalan dengan para pengusaha, orang penting serta artis juga.
"Paola juga ada? Aku pasti akan bertemu dengan Paola seandainya saja tadi aku ikut. Sudahlah, aku belum jadi orang penting," gumam Chelsea.
Lima belas menit telah berlalu, Alder sudah selesai mandi dan memakai pakaian lengkap. Alder berdecak saat melihat Chelsea tertidur dengan tangan memegang ponsel di atas perutnya.
"Dia kebiasaan lihat ponsel sampai tertidur," kata Alder.
Alder berjalan mendekat dan mengambil ponsel di tangan Chelsea. Tidak sengaja layar cahaya ponsel kekasihnya terbuka. Dia mengangkat sebelah alisnya, kekasih dia ternyata habis melihat foto-foto acara tadi.
"Alder," panggil Chelsea dengan mata mengantuk.
"Tidak apa-apa kalau mau tidur lagi. Aku juga mau tidur," kata Alder sambil membelai pipi Chelsea.
"Aku mau dengar cerita kamu," balas Chelsea.
"Besok saja, kita istirahat dulu. Besok kita sudah harus cari pakaian untuk pertunangan kita. Kalau tempat, sudah jelas di hotel milik keluargaku," kata Alder.
"Oke," balas Chelsea.
Chelsea kembali memejamkan mata. Alder memeluk tubuh kekasihnya hingga akhirnya mereka masuk ke dalam mimpi bersama.
***
Menjelang pagi, Chelsea sudah terbangun duluan. Dia membantu neneknya Alder menyiapkan sarapan.
"Pagi, Nak. Kamu ngapain ke bawah? Nanti dikabarin kalau sudah siap," kata Sienna saat melihat Alder menghampirinya masih dengan pakaian tidur.
"Nenek lihat Chelsea tidak? Aku tidak melihat dia saat bangun," kata Alder.
"Lagi di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi kita," balas Sienna.
"Nenek minta pelayan aja yang menyiapkan. Aku tidak mau nenek kelelahan," kata Alder.
"Mama biasa begitu. Dia tidak senang kalau tidak gerak," balas Aleysa sambil membawa semangkuk bubur untuk anaknya.
"Nenek suka bergerak, santai aja," kata Sienna.
"Kakek di mana?" tanya Alder.
"Kakek kamu lagi sama para pria. Dia sedang melihat taman belakang sambil ngopi dan main catur," jawab Sienna.
"Tante mending kasih makan anak dulu, nanti rewel," kata Alder.
Aleysa melengos begitu saja saat mendengar ucapan keponakannya yang menyebalkan.
"Nenek mau ke ruang makan. Kamu buruan mandi," kata Sienna.
Sienna yang baru saja hendak pergi untuk menyiapkan makanan kembali menghampiri Alder.
"Alder, keluarga calon mertua kamu katanya sudah menuju ke sini," kata Sienna.
"Nenek tahu dari mana?" tanya Alder.
"Dari Chelsea. Nenek mau mengajak mereka sarapan bareng kita di sini," jawab Sienna.
Alder memeluk Sienna dan dibalas dengan usapan di punggungnya.
"Nek, terima kasih sudah mau mempersiapkan sarapan pagi untuk kami," kata Alder.
"Nenek pasti mempersiapkan yang terbaik untuk kehadiran mereka," balas Sienna membelai pipi cucunya.
Suara dehaman seseorang membuat pelukan mereka terlepas. Mereka melihat Arga yang baru saja masuk dan menatap sinis ke arah Alder.
"Kalian lagi ngapain?" tanya Arga dengan tatapan sinis.
"Biasa, Arga. Dia ini cucu kita, masa aku tidak boleh berdekatan dengan cucuku sendiri," jawab Sienna.
"Boleh, tapi aku tidak suka kalau terlalu dekat," balas Arga.
"Kakek menyebalkan. Lebih baik aku pamit, mau menemui Chelsea," kata Alder.
Sienna melihat Alder sudah pergi mendekati suaminya yang sangat pencemburu.
"Sayang, bantu aku bawa makanan ini," pinta Sienna.
Arga tersenyum. Dia membantu istrinya membawa makanan ke meja makan.
"Sayang, aku tidak suka lihat kamu lelah hanya karena mempersiapkan segalanya. Kita punya anak, cucu dan menantu di sini, biarkan saja mereka yang melakukannya. Mereka sudah dewasa dan bisa mengurus semuanya sendiri. Kamu harus santai, kita bulan madu setelah Alder bertunangan," kata Arga.
"Iya nanti kita bahas lagi," balas Sienna.
Sienna mengecup bibir suaminya. Mereka lalu menuju ruang makan.