Tawa Paola berhenti seketika saat terdengar suara ponsel berdering.
"Mengganggu waktu aku saja," kata Paola.
Jayden berdeham. Dia langsung keluar dari kamar saat melihat Paola menatap layar ponsel dan mengibaskan tangannya agar dia meninggalkannya sendirian.
"Halo, Paola. Kamu ini susah banget dihubungi," kata Jiyah.
"Aku banyak kerjaan, tidak mungkin angkat telepon terus," balas Paola.
"Kamu ini selalu aja berbohong. Mama tahu kalau kamu punya manajer yang bisa angkat telepon kamu," kata Jiyah ketus.
"Mama mau apa?" tanya Paola.
"Mama mau bertemu kamu. Mama kangen sama kamu," jawab Jiyah.
"Udah, tidak usah pura-pura baik sama Paola. Mama butuh apa?" tanya Paola.
"Kamu ini jadi anak kurang ajar banget. Mama butuh uang untuk belanja. Menyekolahkan kamu sampai sukses seperti sekarang mahal tahu," jawab Jiyah.
"Aku tidak pernah minta disekolahkan sama kalian. Papa Elson yang mau membiayai sekolahku tanpa meminta pendapat aku," kata Paola.
"Iya dia memang bukan papa kandung kamu yang tidak berguna. Sudah mati sia-sia, tidak meninggalkan apa pun juga," balas Jiyah ketus.
"Papa tidak akan meninggalkan kita kalau kita tidak meninggalkan dia duluan. Kenapa terus membahas ini? Aku lelah mendengarnya," kata Paola.
"Mama juga lelah selama ini. Mama bersama adik kamu lagi di mal, kirimkan uang sekarang," balas Jiyah.
"Mama bisa suruh Nara untuk kerja. Mama bisa minta sama dia, jangan sama Paola terus," kata Paola kesal.
"Kamu pelit banget sih sama adik sendiri," balas Jiyah.
"Aku kirim uang sekarang. Aku malas berdebat seperti ini, waktu aku terbuang sia-sia," kata Paola.
"Buruan kirim, jangan lama-lama," balas Jiyah.
Paola melihat panggilan itu sudah mati mendudukkan dirinya. Dia berusaha mengatur napasnya.
"Ini semua gara-gara Alder dan keluarganya yang membuat hidupku seperti ini. Mama sama sekali tidak peduli pada aku, apa-apa Nara. Iya aku tahu aku hanya anak yang tidak diharapkan, tapi aku ingin sekali disayangi seperti Nara," kata Paola sambil menangis tersedu-sedu.
Paola berusaha membungkam bibirnya agar suara tangisnya tidak terdengar orang lain.
***
Jayden yang berada di luar kamar Paola ikut sedih saat mendengar pembicaraan serta curahan hati Paola dari pintu yang tidak tertutup rapat.
"Aku saat ini ingin memeluk kamu atau menjadi sandaran kamu kalau kamu mengizinkan. Kita sudah kenal lama dan aku takut kamu salah langkah," gumam Jayden.
Jayden tiba-tiba terkejut saat mendapat tepukan di pundaknya. Dia melihat Diana berdiri di belakangnya menarik mamanya menjauh dari kamar Paola.
"Ada apa sih?" tanya Diana kesal.
"Ma, aku tidak mau Paola tahu aku mendengar pembicaraan dia sama orang tuanya," jawab Jayden.
"Mama sedih melihat Paola terlihat bahagia saat bersama kita, tapi sebenarnya tidak sebahagia itu. Mama bisa melihat dari raut wajah dia yang terkadang terlihat lelah. Kamu harus berusaha mendekati dia, kamu mau tidak mendapatkan hatinya?" tanya Diana.
"Iya aku mau. Mama tadi ngapain?" tanya Jayden.
"Mama mau menyuruh kalian duduk di ruang keluarga aja sambil menunggu teh untuk kalian," kata Diana.
"Paola sepertinya tidak akan mau," balas Jayden.
"Kamu sudah bilang dia tidak mau aja, padahal belum kamu coba tanya," kata Diana.
'Ma, Paola dalam keadaan suasana hati yang buruk. Dia tidak suka kalau diganggu saat sedang sedih," balas Jayden.
"Oke kalau begitu," kata Diana.
"Maaf, minum tehnya tunggu suasana hati Paola lebih baik saja," balas Jayden.
Diana menganggukkan kepala. Dia memeluk putranya sebelum pergi.
***
Alder bersama Chelsea dan keluarga mereka sedang berada di butik. Semua orang sibuk memilihkan gaun yang bagus untuk Chelsea.
"Ma, aku mau warna baby pink aja," kata Chelsea.
"Mama sih oke," balas Natasya.
"Jangan warna baby pink, kurang greget. Nanti cerahan para orang tua dong," kata Kaila.
'Ma, bagaimana kalau gaun itu dipadukan sama manik-manik atau mutiara?" tanya Alder.
"Alder, dengarkan kata mama kamu," kata Theodor.
"Ma, apa aku tidak boleh bertanya?" tanya Alder.
"Alder, tidak apa-apa. Pilihan mama kamu bagus kok," kata Chelsea tersenyum lebar.
Alder menatap kekasihnya. Dia merangkul Chelsea dan membelai lembut punggungnya.
"Sayang, maaf," bisik Alder di telinga Chelsea.
"Alder, kamu pakai jas warna apa untuk pakaian pertunangan kamu?" tanya Sienna.
"Nenek, aku pakai warna hitam aja," jawab Alder.
"Warna hitam itu cocoknya buat kamu saat mau menikah," balas Sienna.
"Sayang, warna lain aja," kata Chelsea.
"Kamu pakai warna apa?" tanya Alder.
"Chelsea cocok pakai warna merah buat lamaran, terus kamu jas warna putih gading dan dalamnya kemeja putih," jawab Sienna.
"Aku ikut aja," balas Alder.
"Aku juga," kata Chelsea.
"Terus kalian jadi warna apa?" tanya Alder.
"Mama jadinya memilih warna baby blue," jawab Kaila.
"Boleh juga. Nanti yang laki pakai warna biru dongker aja," kata Sienna.
Rebecca melihat banyak pilihan warna menjadi bimbang. Dia ingin memakai warna yang terbaik saat pertunangan cucunya.
"Kamu ikut aja kalau bingung," kata Sienna cekikikan.
"Iya deh aku ikut aja. Jangan terlalu ketat, nanti lemak kita kelihatan," balas Rebecca.
"Aku tidak gendut," kata Sienna.
"Iya kamu tidak gendut, cuma berisi," balas Arga.
"Arga, kamu jahat!" teriak Sienna sambil mencubit Arga.
"Sayang, jangan marah dong," kata Arga.
Chelsea dan Alder saling tertawa. Mereka sangat bahagia melihat keluarganya bahagia.
"Mereka romantis sekali," kata Chelsea.
"Kita juga romantis," balas Alder sambil mengecup bibir Chelsea sekilas.
"Alder, aku malu," kata Chelsea.
Chelsea langsung menyembunyikan wajahnya yang memerah di dada bidang Alder.
"Kalian romantis banget," kata Rebecca.
Chelsea hanya diam saja dan makin memeluk erat tubuh Alder.
"Chelsea jadi malu nih," kata Alder.
"Nenek enggak menggoda dia lagi deh," balas Rebecca.
Chelsea menatap Rebecca lalu tersenyum lembut.
"Nenek, aku tidak apa-apa kok," kata Chelsea.
Alder tersenyum saat menatap kekasihnya yang sangat manis.
"Chelsea, kamu manis sekali sih," kata Rebecca.
"Calon menantu siapa dulu," balas Kaila dengan senyum lebar.
Tukang jahit memastikan ukuran mereka dan bahan yang mereka pilih terlebih dahulu. Tak lupa membayar pesanan mereka.
"Pengawal, suruh mereka menjauh," perintah Alder saat melihat para wartawan tiba-tiba datang.
Para pengawal mendorong para wartawan menjauh dari Alder bersama Chelsea dan keluarganya. Mereka meminta para wartawan yang ingin mengetahui tentang majikan mereka untuk tenang.
"Maaf, kami belum mengumumkan. Pertunangan kami akan diadakan bulan depan dan akan kami infokan untuk tanggal pastinya," kata Alder.
"Tuan, maaf kami mau bertanya. Nona Paola dan Tuan Alder apakah tidak memiliki hubungan?" tanya Leo.
"Saya dan dia ada urusan pekerjaan saja," jawab Alder.
Semua wartawan langsung heboh dan bertanya soal hubungan Alder bersama Paola.
"Kenapa semua orang jadi menjodohkan kamu sama model papan atas itu?" tanya Kaila.
"Aku tidak tahu," jawab Alder.